Ingin Hapus Angka Kemiskinan, Darni Daud Kembali Maju Calon Gubernur Aceh

BANDA ACEH | ACEHHERALD.com -Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mencatat tingginya angka kemiskinan di Aceh sudah terjadi sejak tahun 2000, kata Dr  Darni M. Daud kepada AcehHerald.com, Minggu (12/3/2023). Mantan Rektor Univesitas Syiah Kuala yang kini menjadi politisi dan menjabat sebagai Ketua Partai Masyumi Aceh mengisahkan bahwa Aceh dikenal sebagai salah satu provinsi yang boleh … Read more

Dr Darni M Daud

Iklan Baris

Lensa Warga

BANDA ACEH | ACEHHERALD.com -Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mencatat tingginya angka kemiskinan di Aceh sudah terjadi sejak tahun 2000, kata Dr  Darni M. Daud kepada AcehHerald.com, Minggu (12/3/2023).

Mantan Rektor Univesitas Syiah Kuala yang kini menjadi politisi dan menjabat sebagai Ketua Partai Masyumi Aceh mengisahkan bahwa Aceh dikenal sebagai salah satu provinsi yang boleh dikatakan cukup kaya. “Malah di Sumatera ini sudah kaya dan cukup kaya dalam banyak hal,” katanya.

Ia menyebut, saat itu Aceh juga cukup mandiri, tidak bergantung, dan jadi daerah yang produktif terutama dari hasil pertaniannya, usaha masyarakat dan seterusnya cukup hiduplah di Aceh, kata Ketua DPW Partai Masyumi Aceh itu.

Menurut Darni, ada sesuatu yang aneh bagi saya ketika dulu jaman kepemimpinan Ibrahim Hasan, Aceh masih dalam katagori Provinsi kaya dan produktif di Sumatera, sekarang justru menjadi provinsi paling miskin, sesalnya.

Dulu Aceh bisa maju dan produktif karena mindset pemimpinnya berangkat dari semangat yang vioner bahkan pemerintahan Aceh dulu dapat menjalankan fungsinya tanpa dana yang berlimpah seperti saat ini, ujarnya.

Ia melihat, Aceh ini dulu bisa dibangun sedemikian rupa, padahal dana dari negara tidak sebanyak sekarang. Dana yang dikucurkan dengan sekian trilun itu pun juga tidak mampu pemerintah Aceh kelola dengan baik. Jika ditelusuri ada apa ini? Dan Kenapa Aceh tetap konsisten menjadi daerah termiskin di Tanah Sumatera?

Ia menyayangkan, elit Aceh sekarang cenderung memikirkan kepentingan singkatnya saja tanpa memikirkan bagaimana nasib masyarakat Aceh kedepan.

Ditanya soal agenda politiknya ke depan, Darni M Daud, mantan Dekan FKIP dan Rektor Unsyiah itu menyebutkan kini pihaknya diamanahkan menjadi Ketua DPW Partai Masyumi di Aceh dan kita sedang mendorong bagaimana Partai Masyumi bisa ikut serta dalam pemilu tahun 2024 nanti.

Baca Juga:  A Hanan Teken Surat Edaran Lhokseumawe Bebas Sampah 2025

Namun ia memastikan, kalau pun Partai Masyumi lolos ia tetap tidak akan maju pada pemilihan legislatif. Kendati demikian, ia tetap mendorong orang-orang terbaiknya untuk maju menjadi calon legislatif. Namun apabila Partai Masyumi tidak lolos di Nasional, kita tetap terus membangun Partai Masyumi di Aceh ini sampai akar rumput, tuturnya.

Lalu untuk apa partai Masyumi ini dibangun jika tidak terobsesi dalam konstetasi pileg? Ia mengungkapkan, bahwa niat dan keinginan untuk membangun Aceh masih kuat.

Secara terang Darni mengungkapkan, Bismillah dengan Izin Allah saya akan kembali Maju pada Pilkada Aceh nanti. Kita ingin melihat Aceh kedepan lebih baik, lebih maju dan lebih bermartabat dimata nasional.

Saat ditanyakan apa rencana Darni dalam membangun Aceh kedepan jika terpilih sebagai calon Gubernur Aceh kedepan? Mantan Rektor USK ini menjawab, kita akan mengutamakan pembangunan Aceh dengan perbaikan sistem tata kelola pemerintahan baik.

“Kita akan wujudkan good governance dan pengentasan kemiskinan secara massiv. Hal yang terpenting juga adalah bagaimana kita dapat melakukan pembangunan sentra-sentra ekonomi yang bersifat produktif di Aceh dengan menekankan pada aspek pembangunan ekonomi pertanian,” pungkasnya.

Dalam membangun Aceh, katanya, hal yang paling penting adalah niat yang bersih. Untuk itu perlu kita mendedikasikan seluruh potensi yang ada dalam membangun Aceh dan membawa kemajuan Aceh ke depannya.

Penulis : Andika Ichsan/Banda Aceh

Berita Terkini

Haba Nanggroe