Putin Pusing, Pasukan Anti-Kremlin Acak-Acak Perbatasan Rusia

JAKARTA | ACEHHERALD.COM  – Moskow mengatakan pasukannya sedang memerangi kelompok “sabotase” Ukraina yang menyusup ke wilayah Rusia selatan Belgorod saat penduduk setempat melarikan diri dari pertempuran terakhir di wilayah yang bermasalah itu. Jadi yang pertama sejak dimulainya serangan Moskow ke Ukraina pada Februari 2022, otoritas Rusia memperkenalkan “rezim anti-teror” di Belgorod. Sejak awal perang, wilayah … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

JAKARTA | ACEHHERALD.COM  – Moskow mengatakan pasukannya sedang memerangi kelompok “sabotase” Ukraina yang menyusup ke wilayah Rusia selatan Belgorod saat penduduk setempat melarikan diri dari pertempuran terakhir di wilayah yang bermasalah itu.

Jadi yang pertama sejak dimulainya serangan Moskow ke Ukraina pada Februari 2022, otoritas Rusia memperkenalkan “rezim anti-teror” di Belgorod.

Sejak awal perang, wilayah yang berbatasan dengan Ukraina telah berulang kali dibombardir dalam serangan yang telah menewaskan puluhan orang, dan kota utama di wilayah itu diserang pada April oleh jet tempur Rusia yang menjatuhkan amunisi di atas Belgorod secara tidak sengaja.

Pihak berwenang Rusia mengatakan dalam serangan terbaru, anggota kelompok “sabotase” menyeberang dari Ukraina, menambahkan bahwa Presiden Vladimir Putin telah diberitahu.

Gubernur Vyacheslav Gladkov mengatakan delapan orang terluka, menambahkan bahwa pihak berwenang membantu orang-orang meninggalkan lokasi pertempuran.

Pengumuman itu dikeluarkan saat pasukan Rusia menggempur kota Dnipro di Ukraina timur dengan rudal dan pesawat tak berawak, sementara Kyiv bersikeras masih berjuang untuk menguasai kota Bakhmut di timur.

“Situasi di sini terus menjadi sangat tegang,” kata Gladkov, seraya menambahkan bahwa pihak berwenang pergi dari pintu ke pintu untuk memberi tahu penduduk setempat, dikutip AFP, Selasa (23/5/2023).

“Sebagian besar penduduk meninggalkan wilayah itu,” katanya. “Saya berharap militer kita akan menyelesaikan tugas mereka dalam waktu dekat.”

“Rezim anti-teror” yang diperkenalkan di wilayah selatan memberikan kekuatan khusus kepada dinas keamanan dan memerlukan penegakan sejumlah pembatasan dan langkah-langkah termasuk peningkatan keamanan dan pengawasan komunikasi.

Rezim serupa terjadi di Chechnya antara 1999 dan 2009, ketika otoritas Rusia memerangi pemberontak selama kampanye militer kedua Moskow di wilayah pegunungan.

Anggota Legiun Kebebasan Rusia yang anti-Kremlin mengaku bertanggung jawab atas penyerangan ke Belgorod.

Baca Juga:  Vladimir Putin Cuek Mau Ditangkap, Malah Muncul di Ukraina

Dalam sebuah video yang dirilis oleh saluran Telegram yang mengklaim mewakili kelompok tersebut, seorang juru bicara yang berkamuflase, dikelilingi oleh orang-orang bersenjata berseragam, berkata: “Rusia akan bebas!” slogan yang sering digunakan oleh aktivis oposisi Rusia.

“Kami ingin anak-anak kami tumbuh dengan damai dan bebas,” tambah juru bicara itu, dengan saluran tersebut mengklaim bahwa dua pemukiman termasuk Graivoron telah diserang.

“Ukraina menyaksikan peristiwa di wilayah Belgorod Rusia dengan saksama dan sedang mempelajari situasinya, tetapi tidak ada hubungannya dengan itu,” kata penasihat presiden Ukraina Mikhaylo Podolyak.

Podolyak berpendapat bahwa “kelompok gerilya” Rusia mungkin bertanggung jawab.

“Satu-satunya kekuatan politik pendorong di negara totaliter yang selalu diperketat adalah gerakan gerilya bersenjata,” katanya.

Sumber: CNBC Indonesia

Berita Terkini

Haba Nanggroe