BANDA ACEH I ACEH HERALD.com – Malaysia dan Aceh siap untuk saling mempromosikan obyek-obyek wisata yang ada di negara serumpun. Hal itu dikemukakan Konsul Jenderal Malaysia di Medan, Aiyub bin Omar dan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh. Jamaluddin dalam pertemuan dengan para pelaku pariwisata Aceh di Banda Aceh, Ahad (29/12/2019) malam.
“Pada prinsipnya kami siap untuk membantu Pemerintah Aceh dalam mempromosikan destinasi wisata Tanah Rencong di Malaysia,” kata Aiyub bin Omar dalam dialog dengan para stake holder pariwisata Aceh.
Namun, sejumlah pengusaha travel Aceh yang selama ini sering mengikuti acara MATA Fair di Kuala Lumpur, mengaku mereka masih mendapat kesulitan selama mengikuti ajang promosi wisata di negeri jiran itu.
“Kita terlalu dibatasi untuk mempromosikan destinasi Aceh di sana. Kami tidak bermaksud berjualan di MATA Fair. Karena kalau jualan memang sudah pasti tidak boleh,” kata seorang peserta.
Mendapat keluhan itu, Konjen Malaysia untuk Medan, Aiyub bin Omar mengatakan pihaknya akan coba konfirmasi ke panitia di Kuala Lumpur. “Yang jelas untuk Aceh, kita akan usahakan saling mendukung,” jelasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Jamaluddin mengharapkan Malaysia lebih banyak lagi mengirimkan pelancongnya ke Aceh. “Kami akan selalu siap untuk menerima kunjungan wisatawan negeri jiran dengan berbagai kemudahan,” katanya.
Menurut Jamaluddin, pelancong Malaysia sebenarnya melancong ke Aceh seperti pulang ke kampung sendiri. “Kuliner Aceh dijamin halal dan rasanya juga enak dan pasti sesuai dengan lidah Malaysia. Tidak ada B-1 dan B-2 di warung-warung Aceh,” kata Jamaluddin menjamin kehalalan makanan yang tersedia di seluruh Aceh.
Pada acara temu ramah dengan Konsulat Jenderal Malaysia itu, hadir di antaranya kepala Bidang Pengembangan Usaha Pariwisata (PUP) Disbudpar Aceh Ismail, dan para pengurus asosiasi pariwisata, di antaranya Ir Achyar Ibrahim (Dewas ASPPI Aceh), Umar Machtub (Wakil Ketua ASTINDO Aceh), Kisswoyo (Wakil Ketua ASPPI), Faisal (Sekretaris ASPPI Aceh).
penulis : M Nasir Yusuf