
Sabang, Acehherald.com – Dari data yang dikumpulkan pada tahun 2018, tercatat dari 2.037 balita di daerah Pemerintahan Kota (Pemko) Sabang, ternyata 540 anak diantaranya mengalami kondisi stunting. Temuan data ini ditanggapi serius oleh Pemko dengan meluncurkan program Geunaseh.
Stunting sendiri merupakan kondisi kekurangan asupan gizi bagi anak-anak yang dapat menurunkan kualitas perkembangan tubuh dan otak anak-anak, sehingga mempengaruhi tingkat kecerdasan mereka ketika dewasa nantinya.
Maka untuk memaksimalkan program Geunaseh agar tepat sasaran dan efektif dalam mengatasi stunting, Pemko Sabang bekerjasama dengan Unicef dan Flower Aceh mengadakan Pelatihan Sistem Informasi Manajeman Gerakan untuk Anak Sehat (SIM Geunaseh), di Aula Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Sabang, Kamis (12/12/2019).
Kegiatan pelatihan selama empat hari (9-12 Desember) ini, diikuti sejumlah peserta dari Perwakilan Bappeda, Dinas Kesehatan dan KB, Diskominsa dan prewakilan gampong Kota Sabang.
Sebelumnya, seperti dikutip dari Antara, Nazarudin Walikota Sabang juga mengatakan, “Bahwa penanganan malnutrisi dan stunting di kota Sabang harus ditangani secara terintegrasi agar tidak menyebabkan berbagai masalah lanjutan terkait gizi yang berdampak pada ancaman kehilangan generasi sehat di kota Sabang,”
Kepala Bappeda Kota Sabang, Faisal Azwar ST, MT, juga mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan upaya lanjutan dalam mendukung program Geunaseh yang secara resmi telah diluncurkan pada 10 Oktober 2019 lalu.
“Program Geunaseh yang merupakan bentuk layanan dan komitmen Pemerintah Sabang dalam penanganan malnutrisi”, paparnya.
Ia menambahkan lagi, “Tujuannya adalah untuk meningkatkan cakupan nutrisi dan akses terhadap layanan kesehatan bagi anak-anak Sabang yang berumur 0 – 6 tahun. Karena melalui pemberian bantuan transfer tunai, maka diperlukan proses pengelolaan dan sistem manajemen yang baik”.
“Sistem manajemen informasi ini tidak hanya mempermudah kinerja, tetapi mendorong pola pengelolaan Program Geunaseh Sabang sehingga transparan dan akuntabel. Kami berharap sistem ini menjadi model bagi program lainnya di Kota Sabang”, lanjutnya.
Ani Avagyan pelatih Synergy International System (SIS). Inc dari Virginia, Amerika Serikat, memberikan apresiasi terkait kegiatan pelatihan sistem yang mengotomatisasikan proses distribusi pembayaran tersebut.
“Dengan adanya pemakaian sistem ini, maka dapat membantu menciptakan manajemen basis data anak Sabang secara terpusat. Jadi saya sangat menantikan hasil dan manfaat program ini”, tandasnya dalam kegiatan tersebut.
Ismail, selaku Sekretaris Sekber Geunaseh Sabang mengucapkan terimakasih dan apreasi kepada Unicef dan Flower Aceh atas dukungan kegiatan tersebut.
Selain itu, Ismail yang juga menjabat Kepala Bidang Perencanaan Sosial Budaya, Pemerintahan dan Keistimewaan Aceh BAPPEDA Kota Sabang menilai bahwa aplikasi Sim yang telah dirancang sedemikian rupa dapat menjadi sebuah inovasi dalam pembangunan Sabang. “Semoga ini menjadi contoh bagi kabupaten/kota lainnya di Aceh, bahkan secara Nasional”.
Editor: Salim