Geruduk Kantor Luhut, Masyarakat Tano Batak Tagih Janji Jokowi Tutup PT TPL

JAKARTA | ACHHERALD.com- Kantor Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi (Meko Marves) mendapat tamu tak diundang. Mereka, masyarakat adat Tano Batak dari kawasan Danau Toba yang tergabung dalam Aliansi Gerakan Rakyat (Gerak) Tutup TPL (PT Toba Pulp Lestari). Para tamu itu berunjuk rasa di depan kantor Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan, di Jakarta Pusat pada … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

Masyarakat adat Tano Batak berujuk rasa di depan kantor Menko Marves tuntut PT TPL ditutup. (Suara.com/Yaumal)
Masyarakat adat Tano Batak berujuk rasa di depan kantor Menko Marves tuntut PT TPL ditutup. (Suara.com/Yaumal)

JAKARTA | ACHHERALD.com-

Kantor Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi (Meko Marves) mendapat tamu tak diundang. Mereka, masyarakat adat Tano Batak dari kawasan Danau Toba yang tergabung dalam Aliansi Gerakan Rakyat (Gerak) Tutup TPL (PT Toba Pulp Lestari).

Para tamu itu berunjuk rasa di depan kantor Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan, di Jakarta Pusat pada Rabu (24/11/2021). Mereka menuntut Menko mencabut izin investasi dan menutup PT TPL.

Saat aksinya mereka membawa sejumlah spanduk yang bertuliskan aspirasi mereka, salah satunya berisi: ’Pak Jokowi Jangan Hanya Manis di Janji Ingat TPL Perusak Lingkungan.’

Koordinator Aliansi Gerak Tutup TPL, Hengky Manalu mengatakan hingga saat ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum merealisasikan janjinya untuk membebaskan tanah adat masyarakat dari PT TPL.

Untuk diketahui, pada 6 Agustus 2021 lalu, Jokowi bertemu dengan 11 aktivis asal kawasan Danau Toba yang tergabung dalam Tim 11 Ajak Tutup TPL melakukan aksi jalan kaki dari Balige, Sumatera Utara hingga Istana Negara, Jakarta Pusat.

Pada pertemuan itu Jokowi berjanji akan menyelesaikan 15 hutan adat yang diduga dirampas PT TPL.

“Namun realisasi dari pertemuan yang dihadiri Bang Togu dan kawan-kawan (Tim 11 Ajak Tutup TPL), sampai sekarang enggak ada,” kata Hengky saat ditemui Suara.com, Rabu (24/11/2021).

“Dan sampai sekarang belum ada hasilnya apa-apa, maka kami dari Aliansi Gerak Tutup TPL, datang ke sini untuk menindaklanjuti itu,” sambungnya.

Baca Juga:  Dikabarkan Jadi Pengganti Ari Askhara, Ini Kata Irfan Setiaputra

Dalam aksi unjuk rasa ini mereka menyampaikan delapan tuntutannya:

  1. Cabut Izin Operasional PT TPL
  2. Cabut izin konsesi PT Toba Pulp Lestari (TPL) dari wilayah adat.
  3. Wujudkan reforma agraria sejati.
  4. Hentikan kriminalisasi dan intimidasi kepada masyarakat adat Tano Batak.
  5. Segera usut tindakan kekerasan yang dilakukan karyawan PT TPL kepada masyarakat adat.
  6. Usut tuntas dugaan manipulasi eksport PT TPL yang terjadi selama ini.
  7. Selamatkan Tano Batak dari limbah TPL.
  8. Selamatkan Hutan Tano Batak dari aktivitas penggundulan hutan oleh TPL.           sumber suara.com

Berita Terkini

Haba Nanggroe