Bantu Penyelamatan KRI Nanggala 402, 6 Kapal TNI AL Tiba di Banyuwangi

BANYUWANGI | ACEH HERALD SEBANYAK enam Kapal Republik Indonesia (KRI) tiba perairan Selat Bali, Kamis (22/4/2021). Keenam KRI tersebut bergerak secara konvoi mendekati dermaga Pelabuhan Tanjungwangi dan dermaga Pangkalan TNI Angkatan Laut (AL) Ketapang, Banyuwangi, seperti dilaporkan inews. Selain melengkapi rencana agenda latihan militer, KRI tersebut dimungkinkan untuk mendukung upaya pencarian KRI Nanggala 402 yang … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

Foto BBC

BANYUWANGI | ACEH HERALD

SEBANYAK enam Kapal Republik Indonesia (KRI) tiba perairan Selat Bali, Kamis (22/4/2021). Keenam KRI tersebut bergerak secara konvoi mendekati dermaga Pelabuhan Tanjungwangi dan dermaga Pangkalan TNI Angkatan Laut (AL) Ketapang, Banyuwangi, seperti dilaporkan inews.

Selain melengkapi rencana agenda latihan militer, KRI tersebut dimungkinkan untuk mendukung upaya pencarian KRI Nanggala 402 yang hilang kontak di perairan Bali. Keenam KRI tersebut adalah, KRI Karel Susuittubun 356, KRI Layang 635, KRI Hasan Basri 382, KRI Hiu 634, KRI Singa 651 dan KRI Dokter Suharso 990.

Tiga KRI, yakni Karel Susuitubun 356, KRI Layang 635 dan KRI Singa 651 mengarah ke Pelabuhan Tanjungwangi. Sedangkan KRI Hasan Basri 382, KRI Hiu 634 dan KRI Dokter Suharso 990 merapat di Pelabuhan Pangkalan TNI AL Banyuwangi.    Sesuai rencana TNI AL akan mengerahkan sejumlah kapal untuk mencari dan mengevakuasi KRI Nanggala 402 yang hilang kontak di peraran Bali.  “Saat ini kami telah mengerahkan dua unit kapal selam lain untuk melakukan penyelamatan. Dua kapal selam sedang dalam perjalanan ke titik untuk rescue,” Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksma Julius Widjojono.

Julius mengatakan ada kemungkinan kapal selam KRI Nanggala 402 diduga mengalami black out atau mati listrik sebelum hilang kontak di Perairan Bali. Kondisi itu menyebabkan kapal tidak terkendali, termasuk melakukan tindakan kedaruratan saat terjadi masalah. “Harusnya ada tombol darurat untuk mengembus supaya kapal bisa timbul ke permukaan. Sehingga kapal jatuh pada kedalaman 600-700 m,” katanya.

Sementara itu Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen Achmad Riad, mengatakan sebanyak lima kapal perang dan satu helikopter TNI AL sedang melaksanakan operasi pencarian.

Baca Juga:  Lhokseumawe Unggul Dalam Realisasi Dana Gampong

Kelima kapal tersebut meliputi KRI Raden Eddy Martadinata 331, KRI Gusti Ngurah Rai 332, KRI Diponegoro 365, KRI dr. Soeharso 990, KRI Pulau Rimau 724 dan Helly Panther.

KRI Rigel 933 yang merupakan kapal survei hydro oseanografi juga sedang menuju lokasi. Kapal ini memiliki kemampuan deteksi bawah air. Kapal ini juga yang digunakan untuk beberapa operasi SAR yang lalu, seperti saat kejadian jatuhnya pesawat Lion Air di Tanjung Karawang dan Sriwijaya Air di Kepulauan Seribu.

KRI Rigel, menurut Mayjen TNI Achmad Riad, diperkirakan tiba di lokasi pada Jumat (23/04) pukul 11.00 WITA.

TNI juga telah menerima bantuan dari Singapura dan Malaysia.

Singapura akan mengutus kapal penyelamat kapal selam yang mengalami kendala di bawah air. Kapal Swift Rescue ini diperkirakan tiba di lokasi pada Sabtu (24/04). Adapun Malaysia akan mengirimkan Kapal Rescue Mega Bakti yang diperkirakan tiba Senin (26/04).

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) juga akan membantu pencarian dengan mengerahkan gabungan BPPT, Basarnas dan P3GL (Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan) dengan menggunakan kapal Basarnas.

Melalui pengamatan udara dari helikopter, pada pukul 07:00 WIB ditemukan tumpahan minyak di sekitar posisi awal kapal menyelam.

Temuan serupa dilaporkan KRI REM 331 pada area seluas 150 m persegi.

KRI Nanggala 402 . Foto Dok

Keterangan dari TNI AL menyebutkan analisa sementara menunjukkan, “kemungkinan saat menyelam statis terjadi black out (atau mati listrik) sehingga kapal tidak terkendali dan tidak melakukan prosedur kedaruratan sehingga kapal jatuh pada kedalaman 600-700 meter.

Di seputar area tenggelam menunjukkan “kemungkinan terjadinya tumpahan minyak di sekitar area tenggelam, kemungkinan terjadi kerusakan tangki BBM (retak) karena tekanan air laut atau pemberian sinyal posisi dari KRI NGL-402.”

Baca Juga:  Owa Hamil dan Melahirkan, Padahal Sendiri dalam Kandang, Hasil Tes DNA Ungkap Pelakunya

Akan tetapi, berdasarkan keterangan Kapuspen TNI, Mayjen Achmad Riad, temuan tersebut “belum dapat disimpulkan sebagai bahan bakar kapal selam”.

Ditambahkannya, KRI REM 331 mendeteksi pergerakan di bawah air dengan kecepatan 2.5 knots. “Kontak tersebut kemudian hilang, sehingga masih tidak cukup data untuk mengidentifikasi kontak dimaksud sebagai kapal selam,” papar Mayjen Achmad Riad.

Operasi pencarian dilakukan di perairan Bali Utara dengan kedalaman sekitar 700 meter.

TNI AL juga telah mengirimkan distres ISMERLO ( International Submarine Escape and Rescue Liaison officer). Keterangan lain menyebutkan terdapat tumpahan minyak di lokasi kontak terakhir.

KRI Nanggala 402 dibuat di HDW (Howaldtswerke Deutsche Werft) Jerman pada 1977 dan mulai digunakan pada 1981, dengan kecepatan jelajah 21,5 knot.

Tercatat KRI Nanggala beberapa kali melaksanakan pemeliharaan dan overhaul di Jerman, PT. Pal dan terakhir di Korea Selatan pada tahun 2007 hingga 2012.

Kapal selam ini hilang kontak ketika tengah latihan penembakan senjata strategi di perairan Selat Bali.(*)

Berita Terkini

Haba Nanggroe