Ancaman Jamur di Tengah Pandemi Covid-19

JAKARTA | ACEHHERALD — Belakangan, ancaman jamur berbahaya kembali mengemuka di tengah situasi pademi covid-19. Diberitakan CNN, para ahli mengatakan ancaman dari patogen jamur meningkat dan berpotensi jauh lebih buruk di lingkungan yang lebih hangat, lembab, dan tak sehat. Ancaman jamur itu juga disebut terjadi di tengah banyaknya orang yang mengalami penurunan kekebalan tubuh, seperti … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

JAKARTA | ACEHHERALD — Belakangan, ancaman jamur berbahaya kembali mengemuka di tengah situasi pademi covid-19.

Diberitakan CNN, para ahli mengatakan ancaman dari patogen jamur meningkat dan berpotensi jauh lebih buruk di lingkungan yang lebih hangat, lembab, dan tak sehat.

Ancaman jamur itu juga disebut terjadi di tengah banyaknya orang yang mengalami penurunan kekebalan tubuh, seperti saat pandemi sekarang.

“Kita selalu dikelilingi oleh spora jamur. Kita telah tinggal bersama mereka sejak kita membuat tempat tidur di Savanna 500 ribu tahun yang lalu, bahkan sebelum kita berevolusi menjadi manusia modern,” kata Matthew Fisher, profesor kedokteran di School of Public Health di Imperial College London yang melakukan penelitian berfokus pada kemunculan jamur patogen.

“Kita harus mengadaptasi sistem kekebalan yang luar biasa ini yang mesti kita pertahankan dari ancaman spora, karena banyak di antaranya berpotensi menjadi patogen,” tambahnya.

Menurut penelitian, jumlah infeksi jamur meningkat sebagian karena banyak orang yang mengalami penurunan kekebalan tubuh. Penurunan kekebalan itu pun banyak terjadi selama pandemi virus corona.

“Virus memiliki cara untuk menekan respons kekebalan, dan beberapa obat yang kami gunakan untuk memerangi virus juga memiliki efek di mana mereka mempermudah jamur untuk menyerang,” kata Matthew Kasson, ahli mikologi di Universitas Virginia Barat.

Jamur pada umumnya baik untuk lingkungan. Namun, beberapa ratus spesies jamur bisa menyebabkan penyakit pada manusia.

Setiap tahun, para ilmuwan selalu menemukan jamur jenis baru. Memang, tak semuanya berbahaya bagi manusia.

Dari sekitar 4 juta spesies jamur, hanya 300 jenis yang diidentifikasi sebagai patogen yang bisa menyebabkan penyakit.

Beberapa penyakit akibat jamur sendiri sangat beragam. Di antaranya ruam, sariawan, lesi, hingga ketombe.

Baca Juga:  Ayah dan Ibu Cerai, Anak Autis Terkurung di Penampungan Gepeng

Meski terlihat sepele, beberapa infeksi akibat jamur bisa jauh lebih serius bahkan mengancam jiwa.

Secara global, 1,5 juta orang meninggal karena jamur setiap tahun. Hanya sedikit perawatan yang tersedia untuk mengobati penyakit akibat jamur, menurut Masyarakat Mikrobiologi.

Pada tahun lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa patogen jamur merupakan “ancaman utama” bagi kesehatan masyarakat. Untuk pertama kalinya, WHO bahkan merilis daftar prioritas dari 19 jenis jamur yang perlu diwaspadai.

Salah satu dari empat spesies paling berbahaya yakni cryptococcus neoformans, sebuah ragi patogen yang hidup di dalam tanah.

Mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh rendah bisa sangat berisiko apabila menghirup sel jamur tersebut. Sebab jamur itu bisa mempengaruhi paru-paru dan menyebar ke sistem saraf dan darah. Jamur itu bahkan kebal terhadap sejumlah pengobatan.

Jamur lainnya yakni Candida auris, ragi yang bisa bertahan di permukaan dan peralatan medis serta bisa menyebar dengan cepat dari satu orang ke orang lain. Jamur jenis ini banyak menyebabkan orang jatuh sakit di seluruh dunia.

Infeksi akibat jamur ini bisa mempengaruhi jantung, sistem saraf pusat, mata, tulang, serta organ dalam. Jamur ini resisten terhadap banyak pengobatan antijamur, namun terkadang bisa diobati dengan obat echinocandins.

Jamur berikutnya yakni Apergillus fumigatus, jamur yang bisa ditemukan hampir di mana-mana. Jamur ini dapat menyebabkan penyakit paru pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah.

Jamur ini juga bisa menyebabkan reaksi alergi atau infeksi paru-paru yang mungkin menjadi serius dan menular ke organ lain.

Patogen keempat, yakni Candida albicans, ragi yang biasanya bagian dari mikrobioma manusia yang sehat. Jamur ini hidup di mulut, usus, dan kulit manusia.

Baca Juga:  49 Pejabat Aceh Timur Dilantik, Wajib  Pakai Masker

Bakteri dalam tubuh biasanya bisa mengendalikan jamur ini. Namun jika sistem pengendalian itu tak seimbang, ragi akan tumbuh cepat dan berpotensi menjadi infeksi jamur vagina, ruam popok, sariawan, atau kondisi lainnya.

Jamur tersebut juga bisa menjadi infeksi parah yang menyasar darah, jantung, sistem saraf pusat, mata, tulang, hingga organ dalam.

Sejauh ini, tidak ada vaksin untuk mengatasi empat jamur berbahaya tersebut.

Perlu diketahui, orang yang paling berisiko terhadap infeksi jamur yakni mereka yang memiliki “konsekuensi fatal”, seperti HIV, kanker, dan diabetes.

Mereka yang memiliki sistem kekebalan lemah karena usia, penyakit, dan obat juga termasuk dalam kelompok rentan.

Sumber: CNN Indonesia

Berita Terkini

Haba Nanggroe