Dari WWT, PIS dan BEM Hingga Makan Kareng Sepiring Berdua

Rasanya baru kemarin, ketika Pak Untung mengajak saya untuk makan bareng sepiring ikan teri alias kerang. Kami berlomba menghabiskannya, hingga pemilik warung menambah kareng ke piring kami
Drs HT Untung Juana (Foto diambil tanggal 03 Juni 2023. Dok keluarga
Ilustrasi

Iklan Baris

Lensa Warga

INNALILLAHI wainna ilaihi raajiun. Bulir bening langsung bergulir di pipi, ketika daku membaca pesan whatt shap yang masuk ke handphone ku pada pukul 22.45 WIB malam ini. Telah Meninggal Dunia Mantan Bupati Aceh Besar Priode 1993 s/d 1998 yaitu Bapak H T Untung Juana pada Hari Sabtu Tgl 16 Sep 2023 Pukul 22.15 WIB di Jakarta.

Pesan lain merincikan jika Pak Untung–demikian saya sapa–berpulang ke rahmatullah di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) Bintaro, sebuah rumah sakit kelas premium tak jauh dari Komplek Real Estate Discovery, Bintaro, Jaksel.

Terlalu banyak pengalaman hidup yang diajarkan oleh pria bernama lengkap

Drs HT Untung Juana bin TM Alibansyah itu. Lelaki humble itu sangat kebapakan dan membuang jauh jauh status uleebalangnya, dan lebur apa adanya dengan staf hingga mitra.

Kadang saya mengingatkan, jika beliau sosok bupati dan saya adalah seorang reporter. Namun ia hanya tertawa lepas sambil menggandeng bahu ku berlalu dari sebuah lokasi usai acara.

Kali lain, Pak Untung yang kala itu telah memakai handphone motorolla yang menjadi bagian dari hanya segelintir orang yang memiliki handphone, karena pemakainya harus memakai uang muka sebelum nomor diberikan, sering mengajak untuk ikut dalam peliputan di medan tugasnya.

Rasanya baru kemarin, ketika Pak Untung mengajak saya untuk makan bareng sepiring ikan teri alias kerang. Kami berlomba menghabiskannya, hingga pemilik warung menambah kareng ke piring kami , benar benar tanpa batas dan kami bersahabat dengan hati. Padahal usia kami jauh berbeda.

Duuh air mata ini terus mengalir, ketika mengingat beberapa kali kami naik mobil dinas BL 1 L jenis trooper warna silver metalic turun dari Jantho menuju Lampuuk atau Lhokseudu, untuk sekadar rileks mencari angin. ‘Pilot’ Hamid dan ajudan Pak Gani, dengan setia menemani, termasuk membawa tas kecil milik sang bos, yang berisi rokok jisamsu, lucky strike, benson hegges hingga marlboro. Kami berbicara berbagai hal,mulai dari yang santai hingga serius. Sebagai junior saya lebih banyak mendengar. Sementara Pak Gani dan Hamid standby tak jauh dari kami.

Baca Juga:  Ulama Kharismatik Aceh Abu Keuniree Meninggal Dunia

Ada tiga ikon istilah yang tak bisa saya lupakan sampai akhir hayat. Setiap berpidato, Pak Untung menyisipkan kata motivasi, agar rakyatnya jangan pernah berpangku tangan, serta jangan pernah menunda untuk berbuat.

Suami dari Bu Asmilah ini senantiasa menyelipkan joke WWT, PIS dan BEM. Yaaa….ia mengingatkan jangan ada budaya WWT (Wa Wa Teuot) PIS (Preh Ilee Siat) dan BEM (Bah Entruk Mantong) yang artinya, memeluk lutut, tunggu dulu sejenak, biar nanti saja. Ya itu budaya orang orang kita yang suka memeluk lutut, menunda berbuat, hingga pekerjaan tak pernah selesai atau malah tak berjalan sama sekali. Ketiga kata yang benar benar menginspirasi saya selaku pribadi.

Alm Untung Juana menjadi Bupati Aceh Besar ke-7, thun 1993-1998 menggantikan Alm Drs Sanusi Wahab, yang kemudian diteruskan oleh Drs Sayuthi Is selaku Bupati ke-8.

Semoga Almarhum husnul khatimah diamouni dosa serta diterima amal ibadahnya. Serta keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan keikhlasan. Aamiin yaa rabbal alamin.

Bagi rekan, sahabat dan kolega yang ingin bertakziah ke rumah almarhum adalah: GG Rambutan Barat III/11 A, RT/RW: 011/004, Tanjung Duren Utara, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.

Selamat jalan sahabat sekaligus mentor ku. Terlalu banyak kenangan yang tak mungkin kulupakan. Hanya doa yang mampu kupanjatkan diantara hati yang tercabik, semoga Allah memberikan mu jannah NYA.

Berita Terkini

Haba Nanggroe