Wisuda Anak Pesisir Tampil Seadanya dengan Toga dan Sandal Jepit

Ada yang beda dari kesan wah pada saat memperingati wisuda tamatan sekolah dasar di Kota Lhokseumawe. Dia, Khairul, salah satu murid sekolah pesisir yang tampil apa adanya diibaratkan jauh panggang dari api.

Iklan Baris

Lensa Warga

<span;>Ada yang beda dari kesan wah pada saat memperingati wisuda tamatan sekolah dasar di Kota Lhokseumawe. Dia, Khairul, salah satu murid sekolah pesisir yang tampil apa  adanya diibaratkan jauh panggang dari api.

<span;>Begitu lah Khairul, Ia memakai baju toga sama seperti wisudawan lainnya tapi begitu melihat ke bawahnya, baru terlihat, ternyata alas kaki yang dipakai Khairul yakni sandal jepit kebesaran berwarna hitam.

<span;>Tentu saja hal ini menjadi pusat perhatian Orang Nomor Satu di Kota Lhokseumawe. Mengapa tidak? Pasalnya saat satu persatu murid dipanggil ke depan untuk diwisuda yang berkebetulan dilakukan  oleh Pj Walikota Lhokseumawe Dr Imran.

<span;>Ia melihat pemandangan kesederhanaan itu terekam di Aula Pemko Lhokseumawe, Minggu (10/9/2023) pagi. Saat itu belasan murid yang belajar di sekolah setempat diwisuda tanda berakhirnya mengenyam pendidikan dasar di sekolah pesisir.

<span;>Berbicara tentang wisuda tentu bayangan yang ada dibenak kita acaranya begitu glamour serta pesertanya memakai baju toga lengkap dengan sepatu. Namun yang tergambar pada hari itu tidak demikian.

<span;>Kesederhanaan terpancar di ruangan itu. Wisudawan tampil apa adanya. Ada yang memakai sepatu dan ada yang hanya bermodal sandal jepit. Ada sekitar tiga anak menggunakan sandal jepit di acara itu.

<span;>Ternyata anak-anak yang dididik oleh anak muda di sekolah pesisir adalah program dari wadah pembaca bernalar (wacana) bermental kuat dan berani. Mereka belajar di alam terbuka atau diluar ruangan.

<span;>Tak.pelak lagi tampilan apa adanya tak dipedulikan anak-anak bahkan tenaga pengajarnya. Mereka bisa sekolah, mereka juga di wisuda sama seperti anak sekolahan lainnya, bagi mereka tak ambil pusing.

<span;>Makanya tampilan kesederhanaan terlihat saat wisuda pada hari itu yang dihadiri Ketua PKK Lhokseumawe Ny Rosnelly, Plh Kadisdik Taufiq, Camat Banda Sakti Yuswardi SKM, Kabag Kesra Karimuddin, mewakili Dandim dan Kabag Prokopim.Darius.

Baca Juga:  RS Kesrem dan Dinkes Lhokseumawe Gelar Simulasi Vaksin Covid

<span;>Dr Imran mengapresiasi sekolah pesisir yang dijalankan oleh anak muda yang tergabung dalam Wacana. Kelanjutan dari program pendidikan ini harus mendapat perhatian dari Pemko Lhokseumawe. Intinya anak-anak Lhokseumawe harus mendapat pendidikan yang layak.

<span;>Saat berpidato, Imran memanggil Khairul ke mimbar utama. Ia berdialog dengan anak-anak dan suasananya sangat natural. “Saya belum ada baju,” ujar seorang anak.

<span;>Sementara itu Rizky dari Wacana menjelaskan, sekolah pesisir dikepalai oleh Juwita Desry Angraini.

<span;>Gerakan mendidik anak-anak putus sekolah dari Pesisir Pusong, Kecamatan Banda Sakti, dilakoni oleh wadah pembaca bernalar (wacana).

<span;>Kegiatan ini berlangsung selama enam bulan. Tujuannya memberi edukasi tentang pendidikan karakter berupa baca, tulis, hitung (Calistung)

<span;>Menurut Rizky kegelisahan ini lahir karena beberapa masyarakat Lhokseumawe mengucilkan keberadaan anak-anak Pusong. Akhirnya tujuh anak dan dua yang putus sekolah kembali bisa melanjutkan sekolah.

<span;>Penulis : Yuswardi

Berita Terkini

Haba Nanggroe