BANDA ACEH | ACEHHERALD.com — Ajang dakwah mingguan <span;>Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam<span;> (KWPSI) pekan ini Rabu (4/10/2023), diisi Ustadz Zulkhairi yang mengupas soal kematian.
Pada pengajian pekan ini, hadir para pengurus dan anggota KWPSI di Warung Kopi Garuda Gampong Baru Kota Banda Aceh. Pada kesempatan tersebut, Ust. Zulkhairi memulai tausyiah nya dengan kalimat “Tak ada makhluk yang mengetahui kapan persisnya dia akan mati, berada dimana dan sedang apa ketika ajalnya datang menjemput.”
Dan setelahnya ia memaparkan bahwa Islam sendiri telah mengajarkan untuk menyegerakan bertaubat setiap dosa dan kesalahan. Sehingga sebelum ajal datang dosa-dosa yang pernah dilakukan telah terhapuskan dengaan sungguh-sungguh (taubatan nasuha).
Tak hanya itu, Ust. Zulkhairi dalam tausyiahnya menyebutkan, pada Alquran surat an-Nisa’ ayat 17 dijelaskan tentang taubat yang akan diterima Allah SWT.
“Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya, dan Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana,” ujarnya.
Ust. Zulkhairi menerangkan bahwa taubat dari Allah SWT terhadap hamba-hamba-Nya ada dua macam. Pertama, taufik dari-Nya untuk melakukan taubat itu sendiri. Kedua, penerimaan-Nya akan taubat tersebut setelah dilakukan sang hamba.
Selain itu, Allah mengabarkan bahwa taubat yang hanya berhak dialamatkan kepada Allah adalah haq yang hanya Allah peruntukkan bagi diri-Nya sebagai kebaikan dan anugerah dari-Nya bagi orang yang melakukan perbuatan dosa.
Lebih lanjut, taubat merupakan amalan para Nabi dan Rasul, karena mereka menyadari pernah “tergelincir” dalam perbuatan salah dan dosa. Kecuali Nabi Muhammad SAW yang ma’shum (terjaga dari perbuatan dosa).
Semua manusia pasti pernah melakukan kesalahan atau perbuatan dosa. Nabi SAW bersabda: “Semua anak Adam itu pernah berbuat dosa, dan sebaik-baik orang yang berdosa adalah orang yang bertaubat” (HR at-Turmudzi, Ibn Majah, dan al-Hakim).
Orang yang bertaubat adalah orang yang bermasa depan optimis, karena meyakini bahwa Allah itu tidak hanya akan menerima taubatnya, tetapi juga memaafkan segala kesalahannya. “Dan Dialah yang menerima taubat hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan, serta mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS asy-Syura 25).
Allah pun telah memberi ruang, “Katakanlah (Muhammad), wahai Hamba-hamba-Ku yang telah melampaui batas, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah akan mengampuni dosa semuanya. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun Maha Penyayang”. (QS az-Zumar 53), demikian terangnya.
Penulis: Andika