
BANDA ACEH | ACEH HERALD.com-
Teka-teki siapa yang bakal dilantik Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian sebagai Pj Gubernur Aceh pada 5 Juli 2022 mendatang hingga kini belum ada kepastian. Sejumlah nama, terutama pejabat asal Aceh yang saat ini menduduki jabatan esalon I di berbagai Kementerian dan Lembaga di Jakarta sudah beredar di kalangan politisi, akademisi, dan masyarakat awam di Aceh.

Dari sejumlah nama. Ada dua nama yang sering terdengar dan digadang-gadang oleh banyak pihak di Tanah Rencong! Yaitu nama Dirjen Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri yang juga mantan Pj Gubernur Kalsel, Dr Safrizal dan Sekjen DPR-RI, Ir Indra Iskandar, di samping tentunya sejumlah nama lainnya yang tidak bisa diabaikan… dan bisa saja tiba-tidak masuk dan jadi Pj Gubernur Aceh.
Lalu yang jadi tanda tanya… Nama siapa yang bakal di-SK-kan oleh Presiden Jokowi? Dan siapa yang bakal dilantik? Apa betul satu di antara dua nama tersebut? Wallahualam!
Seorang politisi Aceh, Teuku Iskandar Daod, tokoh masyarakat asal Aceh Barat yang pernah menjadi anggota DPR Aceh selama dua periode memberi pandangannya kepada AcehHerald.com.
Politisi yang kini tergabung dalam partai besutan Surya Paloh, Partai NasDem berharap siapa pun nama yang dilantik sebagai PJ.Gubernur Aceh pada 5 Juli 2022 adalah figur yang mampu bekerja nyata dalam waktu singkat untuk kelangsungan hidup masyarakat Aceh secara berkesinambungan.
Menurut Iskandar Daod, selama ini telah banyak para pemimpin Aceh berkampanye dengan menjual program suistanable development, namun masih harus dimaksimalkan upayanya oleh PJ.Gubernur Aceh kedepan.
Apalagi, PJ Gubernur bebas dari jasa jasa kampanye. Harapan terhadap PJ.Gubernur Aceh agar tidak sekedar menghabiskan anggaran untuk proyek-proyek yang manfaatnya singkat. Habis proyek habislah uang tanpa ada keberlanjutan pendapatan bagi masyarakat.
Sementara masyarakat Aceh sangat butuh lapangan pekerjaan jangka panjang.
Kehadiran PJ Gubernur Aceh selama 2 tahun kedepan diharapkan dapat membawa investasi besar, tanpa ada udang dibalik batu sehingga investasi berjalan tanpa ada gangguan.
Menurut Iskandar Daod, Aceh memiliki segalanya untuk maju. Aceh yang pernah menjadi penyumbang devisa negara terbesar dari gas yang dihasilkan LNG Arun, Lhokseumawe, hingga saat ini masih menyimpan cadangan Gas dan Minyak serta energi terbarukan di berbagai daerah. Ada di Pidie Jaya, di lepas pantai Simeulue.
Harapan berdirinya kilang minyak, pembangkit listrik tenaga air, pembangkit listrik tenaga gas, dan revitalisasi pembangkit diesel tua perlu segera dilakukan agar peningkatan Pendapatan Asli daerah meningkat, lapangan pekerjaan bertambah dan pengangguran lulusan dari kampus kebanggaan juga berkurang.
Teuku Iskandar Daod menyebutkan, saat ini ada sekitar 30 pabrik sawit CPO di seluruh Aceh. Namun, tak ada satupun pabrik turunannya seperti pabrik minyak goreng kemasan serta bahan pakai lainnya yang dapat dihasilkan dari olahan minyak sawit tersebut.
“Sampai kapan masyarakat Aceh mengemis dana otsus ke pemerintah pusat? kata Iskandar Daod.
Jadi, katanya, sangat wajar bagi masyarakat Aceh menggantungkan harapan yang sangat besar pada sosok PJ Gubernur Aceh ke depan!. Karena itu, pihaknya sangat mengharapkan PJ gubernur tersebut betul-betul memiliki semangat dan idealisme yang tinggi demi kemakmuran rakyat.
Dikatakan, Aceh sangat kaya akan sumberdaya alamnya dan belum termanfaatkan dengan baik. “Karena itu, besar harapan kami agar Presiden Jokowi dapat memberi hadiah terbaik dan terbesar untuk Aceh dengan kehadiran PJ Gubernur yang jujur, serta berfikir dan berani berbuat besar untuk memanfaatkan potensi Aceh serta anggaran yang ada untuk pembangunan di Tanah Rencong yang berkelanjutan,” harapnya. Semoga!
Penulis M Nasir Yusuf