
BLANGPIDIE- ACEH HERALD
PENYAKIT Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang ternak kerbau dan sapi diyakini sudah terjangkit di Kabupten Aceh Barat Daya (Abdya). Dilaporkan, puluhan ternak sapi dan kerbau terserang dengan kondisi mulut berbuih dan bibir dan kuku bengkak. Bahkan, sedikitnya sembilan ekor ternak sapi telah mati yang diyakini akibat terpapar serangan penyakit menular tersebut. “Saya punya sekitar 60 ternak sapi, rata-rata sudah terserang,” kata Sumardi, warga Gampong Cot Seumantok, Kecamatan Babahrot kepada Aceh Heraldl.com, Sabtu (11/6/2022) sore.
Ternak sapi tersebut dipelihara dengan melepas di kawasan pantai atau bantaran aliran sungai (krueng) Babahrot.
Rata-rata ternak milik Sumardi, sekarang ini dalam kondisi mulut mengeluarkan berbuih (busa putih). Bibir dalam keadaan bengkak dan luka sehingga sulit makan rumput.
Kuku juga bengkak sehingga sulit bergerak. “Tiga ekor sapi diantaranya sudah saya kandangkan karena sulit makan dan berjalan,” tambah Sumardi.
Penanganan dilakukan secara tradisional mengobati bibir sapi yang luka dengan air perasan kunyit. Sapi yang terserang juga diberikan minum obat sejenis jamu.
Sumardi, yakin bahwa penyakit menyerang ternak sapi dan kerbau yang sangat meresahkan itu adalah penyakit mulut dan kuku atau PMK.
Ternak yang terserang, selain di kawasan Cot Seumantok, terutama daerah Lhueng Manee, juga Gampong Teuladan Jaya, Simpang Gadeng dan Blang Raja, Kecamatan Babahrot.
Sumardi mengaku belum ada ternak sapi miliknya yang mati hingga Sabtu. Tapi ternak milik warga yang lain sudah banyak yang mati. “Ternak sapi milik tetangga saya, Ilyas sudah 8 ekor sapi mati, belum lagi ternak milik warga yang lain, termasuk kerbau selama dua pekan terakhir,” katanya.
Ternak sapi yang mati itu setelah tidak bisa makan rumput akibat mulut mengalami luka, dan tidak berjalan setelah kuku mengeluar nanah dan ulat.
Ada juga beberapa ternak yang terserang kemudian disembelih oleh pemiliknya. Ternak sapi yang disembelih itu tampak kukunya sudah terlepas atau copot. “Tampak kukunya terlepas ketika daging digantung untuk dijual. Ya, ada juga membeli dengan harga murah, tapi banyak pula warga takut mengkonsumsinya,” ungkapnya.
Zubir Munthaha, warga Alue Sungai Pinang, Kecamatan Jeumpa yang memelihara puluhan ternak sapi dengan cara melepas di areal perkenan kelapa sawit PT Cemerlang Abadi (CA)di Babahrot, juga mengaku sebagian besar sapi miliknya terserang PMK.
Sapi yang terserang awalnya dalam keadaan linglung (termenung). Lalu, mulut berbuih, bibir bengkak dan luka. Kuku bengkak, tidak lama keluar nanah dan ulat sehingga sulit berjalan.
Satu ekor ternak sapi milik Zubir yang dilepas di areal kebun sawit PT CA di Gampong Cot Seumantok, Babahrot, mati sekitar satu pekan lalu. “Sapi yang mati itu adalah induknya, banyak sapi lainnya yang terserang,” kata Zubir yang terkenal banyak sapi peliharaan dengan cara melepas itu.

Dia menjelaskan, para pemilik sapi dan kerbau di Gampong Cot Seunantok sekitarnya, sekarang ini sibuk membuat kandang untuk mengumpulkan ternak yang terserang penyakit.
Selain mengobati secara tradisional, sejumlah pemilik ternak juga membeli obat sejenis vaksin untuk disuntik ke ternak yang sakit.
Info diperoleh Aceh Herald.com, selain dearah Kecamatan Babahrot, penyakit yang diduga keras PMK tersebut juga telah terjangkit di Kecamatan Kuala Batee, antara lain di Kuala Baro, dan Gampong Mata Ie dan Kuta Tinggi, Kecamatan Blangpidie.
Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpan) Kabupaten Abdya, diminta segera membantu obatan-obatan mengobati ternak yang sudah terserang. Sementara tindak pencegahan secara besar-besaran sangat mendesak dilancarkan.
Kepala Distanpan Abdya melalui Kabid Peternakan, drh Laili Suhairi dihubungi Sabtu malam, membenarkan kalau di Abdya sudah ditemukan PMK. ” Iya, pertama ditemukan di Abdya tanggal 27 Mai di Desa Mata Ie, Blangpidie. Di Babahrot sudah diidentifikasi juga mulai terserang karena di situ banyak masuk sapi ke kebun sawit dari luar daerah. Tadi baru ada laporan anaknya ada yg mati,” ungkap Laili Suhairi.
Dia menambahkan, ternak yang mati kemarin, tapi gejala tidak mengarah ke PMK. Namun, tidak dijelaskan, 9 ekor sapi yang mati di Babahrot, apakah punya gejala PMK atau tidak.
Laili menjelaskan, Tim dari Balai Veteriner PKH Medan, sudah turun ke Abdya beberapa waktu lalu untuk mengambil swab dan sampel darah ternak sapi dan kerbau yang terindikasi PMK, namun hingga sekarang belum keluar hasilnya.
Penulis : Zainun YUsuf (Abdya)