ACEHHERALD.com – Kota Banda Aceh dipastikan bakal menjadi salah satu pusat bisnis dan pariwisata di ujung sumatera, seiring makin diliriknya oleh investor. Setelah masuknya grup bisnis Khairul Tanjung lewat mega konsorsium Transcorp dan kini sedang menggarap proyek mega mall di Jalan TP Nyak Makam, kini giliran konsorsium bisnis Negara Jiran Malaysia yang akan membuka lahan bisnis terpadu berupa mega proyek di kawasan eks Terminal Keudah, Kota Banda Aceh. “Kita sangat wellcome dengan kehadiran investasi di Kota Banda Aceh. Kita dukung dengan kemudahan regulasi, karena ini juga peluang kerja bagi warga Kota Banda Aceh, bahkan Aceh secara umum,” ujar Walikota Banda Aceh, H Aminullah Usman, sejenak menerima audiensi investor dari Malaysia itu, di pendopo Kota, Senin (11/11/2019) siang.
Adapun grup binis dari negara jiran yang diterima oleh Pak Wali adalah di bawah bendera Nun Utama Holdings. Mereka yang hadir antara lain General Chairman Nun Utama Holdings Ahmad Mohd Adnan, General President Faza Al Farisi, dan General Director Zulhelmi Mairin.
Dalam audiensi itu, manajemen Nun Utama Holdings, menyatakan keinginannya untuk berinvestasi di lokasi eks terminal Keudah yang menjadi lahan Pemko Banda Aceh. Perusahaan itu berencana menyulap lokasi itu menjadi pusat bisnis dan perhotelan.
Walikota Aminullah Usman saat menerima audiensi, mengungkapkan sekilas profil dan potensi Kota Banda Aceh kepada para tamunya tersebut. Aminullah mengatakan peluang untuk investasi di bidang bisnis dan jasa masih sangat besar di Banda Aceh. “Banda Aceh saat ini sedang berkembang menuju pusat kota bisnis dan jasa, termasuk potensi sektor pariwisata yang terus kami benahi.” kata orang nomor satu di Pemko Banda Aceh itu seraya menambahkan jika wisatawan Malaysia kini menjadikan Banda Aceh sebagai tujuan utama kunjungan wisatanya.
Khusus menyangkut lokasi eks terminal Keudah yang luasnya 11.7 ribu meter, Aminullah menilai sangat tepat untuk dibangun pusat bisnis dan jasa, terutama mal dan hotel. “Nilai plusnya view atau pemandangan Krueng Aceh yang sarat nilai sejarah,” sebut Walikota.
Secara terbuka Pak Wali mengungkapkan, sebelum Nun Utama Holdings, beberapa investor sudah pernah datang untuk menjajaki lahan eks terminal itu untuk dijadikan pusat bisnis. Namun sejauh ini belum ada kepastian. Aminullah menantang tamunya, untuk bisa bergerak cepat, bahkan bila perlu tahun ini bisa diletakkan batu pertama, hingga tak terkesan hanya sekadar untuk melihat lihat. “Kita siapkan regulasinya hingga pelaksanaan investasi bisa segera berjalan,” tandas Aminullah yang juga Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Aceh itu.
Walikota juga mengharapkan jajaran pemerintahannya dan masyarakat agar menyambut dengan tangan terbuka setiap calon investor yang datang. “Layani dengan baik, mudahkan jangan dipersulit karena keuntungannya banyak bagi kita, mulai dari menampung tenaga kerja, PAD meningkat, wisatawan bertambah, dan aset Pemko juga produktif,” pungkasnya.
Sementara itu, General Chairman Nun Utama Holdings Ahmad Moh Adnan mengungkapkan keyakinannya untuk berinvestasi di Banda Aceh. “Investment ke Banda Aceh akan lebih cepat sepertinya karena dukungan penuh dari Pak Wali.”
Sebelumnya, telah terjadi pertemuan informal antara Walikota dengan pihak manajemen Nun Holding. Nantinya, yang akan masuk adalah unit mereka di Indonesia, di bawah bendera Blue Nun Indonesia.”
Usai pertemuan dengan wali kota, rombongan Nun Holding itu langsung meninjau lokasi eks terminal keudah yang didamingi langsung oleh Walikota Aminullah.
Pihak Nun Holding mengambil beberap data teknis lapangan, “Besok Insyaallah kita lanjutkan pertemuan teknis dengan dinas terkait,” kata Adnan yang turut memboyong sejumlah jajaran teknisnya seperti ditektur teknis, kepala konstruksi, town planner, dan arsitek.
“Rencana awal, bangunannya akan kami bangun 10 lantai. Lantai satu hingga empat untuk mal, lima dan enam hotel, di atasnya hingga lantai 10 berupa menara seperti Twin Tower di Kuala Lumpur. Jika tak ada aral melintang, Januari 2020 sudah bisa dimulai pengerjaannya,” ungkap Adnan.
Penulis/editor : Nurdinsyam