BANDA ACEH | ACEHHERALD.COM – Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Aceh, Rony Widijarto P, menyebutkan tantangan terberat bertransaksi di Aceh saat pembukaan dan pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumut XXI, yakni Bank yang ada hanya Syariah, beda dengan di Medan yang banyak jenis bank nya.
“Meski begitu KPwBI Aceh, optimis transaksi yang dilakukan baik oleh tamu, atlet, dan ofisial maupun pihak yang terkait dengan PON berjalan dengan lancar dikarenakan telah dipersiapkan dengan matang, apalagi belanja maupun pembayaran sudah secara digital,” kaya Rony Widijarto, Jumat (26/7/24) malam.
Keoptimisannya beralasan. Sekarang ini bertransaksi semakin dipermudah secara digital dengan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang merupakan standar kode QR Nasional untuk memfasilitasi pembayaran kode QR di negeri ini, meski banknya konvensional maupun Syariah, ujar Rony Widijarto.
Apalagi hingga Bulan Mei 2024, tambahnya, dari sisi pedagang terdapat 152.340 unit merchant yang mengimplementasikan QRIS sebagai alternatif pembayaran non-tunai.
Dan lagi, saat ini 586 ribu pengguna Qris dan transaksi volume nya mencapai 7, 3 juta. Pihak BI menargetkan dengan digelarnya pembukaan dan pelaksanaan PON di Aceh, setidaknya bisa 10, 2 juta volume akan tercapai.
“Ini yang terus kita dorong dan konsisten. Kenapa? Karena PON ini momentum bagi kita, jangan sampai selesai acara olahraga nasional ini, jadi turun lagi volume transaksinya,” tukas KPwBI Aceh.
Makanya BI mendorong para pelaku UMKM saat bertransaksi menggunakan Qris. “Jadi bisa dibilang bahwa saat pelaksanaan PON di Aceh, tidak perlu khawatir bagi tamu, pengunjung, maupun atlet dan ofisial jika bank nya bukan bank syariah,” sebutnya lagi.