Fenomena Astronomi Maret 2023: Purnama ‘Worm Moon’ hingga Titik Balik Matahari

JAKARTA | ACEHHERALD – Memasuki bulan ketiga di tahun 2023, pencinta astronomi disuguhi setidaknya lima fenomena astronomi. Catat tanggal-tanggalnya. Berikut ini adalah fenomena langit Maret 2023 berdasarkan kalender astronomi yang dikutip detikINET dari Inverse. Konjungsi Venus dan Jupiter – 1 Maret Jika memperhatikan langit baru-baru ini, kalian akan menemukan Venus dan Jupiter yang sangat terang … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

JAKARTA | ACEHHERALD – Memasuki bulan ketiga di tahun 2023, pencinta astronomi disuguhi setidaknya lima fenomena astronomi. Catat tanggal-tanggalnya.
Berikut ini adalah fenomena langit Maret 2023 berdasarkan kalender astronomi yang dikutip detikINET dari Inverse.

Konjungsi Venus dan Jupiter – 1 Maret

Jika memperhatikan langit baru-baru ini, kalian akan menemukan Venus dan Jupiter yang sangat terang semakin dekat dalam beberapa minggu terakhir.

Di malam pertama bulan Maret, kedua planet akan mencapai konjungsi. Ini berarti, mereka tampak sangat berdekatan di langit. Padahal kenyataannya, mereka masih terpisah ratusan juta kilometer.

Untuk melihat konjungsi, arahkan pandangan ke dekat Bulan setelah langit gelap. Venus dan Jupiter menjadi objek paling terang di sana, selain Bulan.

Jika kalian tidak yakin, gunakan peta langit untuk memverifikasi bahwa benar yang terlihat adalah Venus dan Jupiter. Konjungsi bisa dilihat dengan mata telanjang selama langit cerah.

Regulus Bertemu Bulan – 5 Maret

Saat Bulan mencapai fase waxing gibbous-nya, perhatikan di dekat kemunculan bintang terang Regulus. Ia akan berada di dekat sisi kanan bawah Bulan pada malam tanggal 5 Maret, menurut NASA.

Regulus adalah salah satu bintang jauh yang paling terang di langit, mengalahkan bintang-bintang lainnya di konstelasi Leo. Selain itu, kemunculan Regulus adalah pertanda musim semi, karena kedatangannya di bulan Maret menandakan pergantian musim.

Purnama ‘Worm Moon’ – 7 Maret

Pada malam tanggal 7 Maret, jika cuaca cerah, kalian akan menemukan Bulan purnama. Menurut Old Farmer’s Almanac Bulan purnama di bulan Maret disebut sebagai Worm Moon atau Bulan purnama cacing.

Sebutan itu berasal dari orang-orang suku Naudowessie (Dakota) dan telah digunakan oleh kelompok penduduk asli Amerika lainnya. Worm Moon mengacu pada musim cacing bermunculan dari tanah setelah hujan musim semi. Julukan lain untuk purnama di bulan Maret adalah Sugar Moon, Eagle Moon, dan Lenten Moon.

Baca Juga:  Kesal Dibohongi, Jokowi Ancam Menteri, Gubernur Hingga PNS

Potensi Bola Api – Sepanjang Maret

Maret tidak termasuk bulan terbaik untuk melihat hujan meteor. Menurut American Meteor Society (AMS), Maret adalah bulan paling lambat untuk aktivitas meteor.

Namun sebagai gantinya, jika beruntung saat melihat langit malam, kalian mungkin akan mendapati bola api yang terang. AMS melaporkan bahwa aktivitas dari meteor-meteor terang dan sporadis ini tampaknya meningkat selama bulan Maret.

Ada juga beberapa hujan meteor lemah yang biasanya terjadi sepanjang tahun ini, seperti delta Mensids dan beta Tucanids. Sedangkan hujan meteor besar berikutnya adalah Lyrids, yang mencapai puncaknya pada malam tanggal 22 April.

Ekuinoks – 20 Maret

Salah satu tanda pasti dari perubahan musim adalah memendek atau memanjangnya waktu dalam satu hari. Sepanjang tahun ini, Belahan Bumi Utara secara bertahap mengalami lebih banyak siang hari, sedangkan Belahan Bumi Selatan mengalami lebih sedikit waktu siang setiap harinya.

Nah, selama periode ekuinoks, lamanya siang dan malam akan sama. Ekuinoks atau titik balik Matahari berkaitan dengan bagaimana kemiringan Bumi berubah sepanjang tahun, yang memengaruhi tempat Matahari muncul dalam kaitannya dengan ekuator.

Tanggal 20 Maret menandai ekuinoks pertama di tahun ini. yang pertama dari dua ekuinoks yang akan kita alami tahun ini. Titik balik Matahari yang kedua, akan terjadi pada 23 September 2023.

Sumber: detikinet

Berita Terkini

Haba Nanggroe