
BLANGPIDIE I ACEH HERALD
PELARIAN yang dilakoni Y (28), warga Gampong Cot Seumantok, Kacamatan Babahrot, Aceh Barat Daya (Abdya), berakhir sudah. Laki-laki muda usia ini akhirnya berhasil diringkus personel Satreskrim Polres Abdya dan Polsek Babahrot, Sabtu (2/7/2022) tadi malam, sekira pukul 21.00 Wib.
Ia ditangkap di tempat persembunyiannya di kawasan Dusun Teuladan Dua, Gampong Simpang Gadeng, daerah kawasan yang bertetangga dengan Gampong Cot Seumantok, di pedalaman Kecamatan Babahrot.
Penangkapan itu sekaligus mematahkan mitos seakan Y tak bisa ditangkap karena memiliki ilmu menghilangkan diri atau lazim juga disebut peurabon. Ternyata semua itu hanya isapan jempol belaka serta ditiupkan oleh pihak pihak yang tak bertanggungjawab.
Laki-laki Y merupakan terduga pelaku penghilangan nyawa Sukoco (37) di lokasi dekat sebuah kantin (usaha warung kecil-kecilan), kawasan Jalan 30, Gampong Cot Seumantok, Babahrot, bakda shalat Jumat (1/7/2022), lalu.
Menurut saksi saksi, pemuda Y menghabisi Sukoco dengan sangat dingin. Ia mengunci Y dari belakang, lalu menghunjamkan—disebut-sebut—alat pembersih sawit mirip tombak kecil—ke dada Sukoco hingga tembus dan menyemburkan darah.
Korban Sukoco yang tewas di tempat merupakan adalah warga Dusun Sentosa, Gampong Suka Mulya, Kecamatan Darul Makmur, Kabupaten Nagan Raya. “Benar, terduga pelaku (Y) sudah ditangkap. Kini, menjalani pemeriksaan intensif di Polres,” kata Kapolres Abdya melalui Kasat Reskrim Iptu Rifki Muslim SH dihubungi Aceh Herald.com, Minggu (3/7/2022) padi.
Tidak dijelaskan bagaimana kronologis penangkapan terduga pelaku Y, dan juga belum diketahui apakah terjadi perlawanan atau tidak ketika diringkus petugas.
Yang pasti, aparat kepolisian merasa lega setelah sekitar dua hari melakukan pengejaran, malah sempat terjadi aksi kejar-kejaran dengan terduga pelaku eksekutor di Cot Seumantok tersebut.
Terduga pelaku harus mempertanggungjawabkan perbuatannya yang telah menghilangkan nyawa orang lain dengan cara terbilang sadis.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah aparat kepolisian tetap bertahan di kawasan Kecamatan Babahrot sejak Jumat (1/7/2022) sore untuk mengejar terduga pelaku.
Aparat menyisir semak-semak belukar sekitar lokasi tempat kejadian perkara (TKP) atau daerah Jalan 30 Gampong Cot Seumantok yang diduga dijadikan tempat persembunyian terduga pelaku.
Aparat penegak hukum juga minta bantuan masyarakat untuk menyampaikan informasi tentang keberadaan terduga pelaku.
Sukoco (37) tewas secara mengenaskan di tangan terduga pelaku Y di lokasi dekat sebuah kantin (usaha warung kecil-kecilan), kawasan Jalan 30, Gampong Cot Seumantok, Babahrot, bakda shalat Jumat (1/7/2022), sekira pukul 14.00 Wib.
Korban Sukoco berasal dari Medan, Sumut. Dia menikahi Nurmi, wanita asal Gampong Geulima Jaya, Kecamatan Susoh, Abdya.
Pasangan ini, sekitar satu tahun terakhir menetap dan telah menjadi warga atau penduduk Dusun Sentosa, Gampong Suka Mulya, Kecamatan Darul Makmur (Alue Bilie), Kabupaten Nagan Raya.
Sukoco sehari-hari mencari nafkah dengan mengambil upah kerja membersihkan kebun kelapa sawit. Selama beberapa bulan terakhir, korban bekerja membersihkan kebun kelapa sawit milik seseorang di kawasan Jalan 30, Gampong Cot Seumantok, Kecamatan Babahrot, Abdya. Daerah ini, bertetangga dengan Kecamatan Darul Makmur, Nagan Raya.
Masih berdasarkan keterangan dikumpul Aceh Herald.com dari beberapa sumber bahwa bakda shalat Jumat, Sukoco datang ke TKP atau lokasi dekat sebuah kantin daerah Jalan 30.
Dia datang ke lokasi dalam keadaan masih memakai pakaian kerja yang lusuh lengkap sepatu kerja.
Sukoco datang ke lokasi, menurut keterangan untuk menjual brondolan (biji kelapa sawit yang jatuh dari pohon) yang dipungut satu per satu di bawah pohon.
Saat korban berada di lokasi, entah bagaimana, datang seorang laki-laki yang disebut bernama Y, kemudian mencekik korban dari arah belakang.
Bukan hanya itu, Y menikam dada korban dengan sebilah pisau. Warga yang berada di lokasi tidak mampu berbuat banyak karena pelaku memegang pisau tajam.
Konon, melihat peristiwa sangat mengerikan tersebut, wanita penjaga kantin sempat menjerit, kemudian buru-buru menutup pintu kantinnya.
Terduga pelaku segera kabur dari lokasi kejadian setelah korban jatuh tersungkur dengan kondisi darah segar mengucur dari lubang luka tikaman di bagian dada.
Menerima laporan menggemparkan tersebut, Kapolsek Babahrot, Iptu Amril Bakhri SH bersama sejumlah anggota segera saja turun ke daerah pedalaman itu.
Sejumlah anggota TNI juga memback-up upaya polisi melakukan penangkapan terduga pelaku. Setelah mendapat keterangan singkat tentang terduga pelaku, aparat segera bergerak.
Tidak berapa lama, terduga pelaku Y sempat terdeteksi oleh aparat. Bahkan, aparat sempat terlibat aksi kejar-kejaran dengan terduga pelaku dalam areal sawah berlumpur, namun terduga pelaku berhasil lolos dalam semak belukar sekitar lokasi.
Sementara Sukoco dalam kondisi sudah meninggal di TKP, dievakuasi menuju RSU Teungku Peukan Abdya di Padang Meurantee, Susoh untuk kebutuhan visum.
Usai divisum, jenazah korban Sukoco, semula direncanakan dibawa pulang ke rumah duka di Gampong Suka Mulya, Darul Makmur, Nagan Raya.
Sang istri korban, Nurmi, kemudian memutuskan jenazah suaminya itu dibawa ke rumah salah seorang famili dekatnya di Gampong Geulima Jaya, Susoh. Rumah ini, memang tidak begitu jauh dari RSU Teungku Peukan Abdya.
Meninggalkan Satu Putra Baru Sunat Rasul
Sementara jenazah almarhum Sukoco akhirnya dimakamkan di pemakaman umum Gampong Geulima Jaya, Susoh, Sabtu (11/7/2022) siang. “Proses pemakaman selesai pukul 11.00 Wib,” kata Keuchik Gampong Geulima Jaya, Syarifuddin kepada Aceh Herald.com.
Sepengetahuannya, almarhum meninggalkan satu putra yang beberapa hari lalu melaksanakan sunat rasul (khitan).
Sang anak tiba di Gampong Geulima Jaya, Susoh, Abdya dari Darul Makmur, Nagan Raya, dibawa saudaranya. Sang putra dalam keadaan masih memakai kain sarung, layaknya seorang anak laki-laki yang selesai di khitan.
Terlihat pemandangan sangat mengharukan ketika sang putra yang menjelang usia remaja itu dipertemukan untuk terakhir kali dengan orangtuanya yang sudah menjadi mayat. “Tidak sedikit pelayat larut dalam haru sangat mendalam ketika melihat sang anak dengan kain sarung melilit setengah badannya, dipertemukan dengan jenazah sang ayah untuk terakhir kalinya,” kata Keuchik Syarifuddin.(*).
Penulis: Zainun Yusuf (Aceh Barat Daya)