Coffee Morning; Pon Yaya Bicara Capaian MoU Helsinki dan 4 Pulau yang Hilang

BANDA ACEH | ACEH HERALD.com- Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Saiful Bahri alias Pon Yaya menggelar konferensi pers dan coffee morning dengan sejumlah wartawan di Banda Aceh, Jumat (27/5/2022). Dalam pertemuan yang berlangsung di Ruang Serba Guna DPRA itu, Pon Yaya yang didampingi Anggota DPRA Tarmizi SP, dan dua staf Sekretariat Khudri dan Mawardi … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

Ketua DPR Aceh, Saiful Bahri didampingi Tarmizi dan staf Sekretariat Dewan Khudri dan Mawardi memberi keterangan pers di Gedung Serba Guna DPRA, Jumat (27/5/2022). FOTO ACEHHERALD.COM/M NASIR YUSUF
BANDA ACEH | ACEH HERALD.com-
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Saiful Bahri alias Pon Yaya menggelar konferensi pers dan coffee morning dengan sejumlah wartawan di Banda Aceh, Jumat (27/5/2022).
Dalam pertemuan yang berlangsung di Ruang Serba Guna DPRA itu, Pon Yaya yang didampingi Anggota DPRA Tarmizi SP, dan dua staf Sekretariat Khudri dan Mawardi Adami, bercerita banyak hal kepada para jurnalis menyangkut situasi kekinian di Tanah Rencong.

Menyangkut kemajuan pelaksanaan butir-butir MoU Helsinki yang bertujuan untuk kesejahteraan rakyat Aceh, politisi Partai Aceh yang mantan kombatan GAM itu mengatakan pihaknya akan bertanya kepada pihak eksekutif sejauh mana capaian MoU Helsinki yang sudah lebih dari 10 tahun berjalan.

Selain itu juga masalah bendera, dan terakhir masalah Aceh kehilangan 4 pulau yang tiba-tiba saja sudah masuk dalam peta wilayah Sumatera Utara.

Pon Yaya kepada wartawan mengakui bahwa untuk mencapai itu semua, pihaknya tidak bisa bekerja sendiri. DPRA sangat membutuhkan dukungan dari rekan-rekan wartawan agar terus menggelorakan yang menyangkut pembangunan dan kemajuan Aceh ke depan.

“Seluruh awak media di Tanah Rencong diharapkan ikut berpartisipasi aktif dalam membangun daerah ini,” kata Pon Yaya yang didampingi Tarmizi SP, Kabag Persidangan dan Perundang-Undangan Khudri, dan Kasubbag Humas, Protokol, dan Publikasi, Mawardi Adami.

Politisi Partai Aceh dan mantan Panglima Sagoe GAM itu mengatakan, Aceh yang kini sedang dalam penuh kedamaian puluhan silam  pernah mengalami masa-masa sulit, dimana hampur di semua daerah  berkecamuk konflik, hingga akhirnya pada 15 Agustus 2005 ditandatangani MoU Helsinki antara Pemerintah Indonesia dengan pihak Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang dimediasi Henry Dunant Centre di Helsinki, Finlandia.

Untuk memastikan butir-butir yang disepakati dalam MoU tersebut sudah terlaksana, Ketua DPR Aceh, Pon Yaya mengajak para jurnalis untuk bersama-sama mengawalnya.

Baca Juga:  Setelah IKN Pindah ke Kaltim, Jakarta akan Seperti Aceh?

Penulis M Nasir Yusuf

Berita Terkini

Haba Nanggroe