Bupati Safaruddin: tak Masalah Wartawan Mengkritik

Silakan mengkritik asalkan disampaikan secara konstruktif. Idealnya, sebuah kritik bukan saja mengangkat persoalan, namun diiringi solusi atau pemecahan masalah,
Bupati Abdya, Safaruddin, didampingi Plt Sekda, Rahwadi AR, foto bersama usai pertemuan dengan wartawan dalam coffee morning di Aula Pendapa Bupati setempat, Sabtu (31/5/2025) pagi. Foto: Istimewa

Iklan Baris

Lensa Warga

BLANGPIDIE I ACEHHERALD.com – Bupati Aceh Barat Daya (Abdya), Safaruddin, menggelar pertemuan dengan para wartawan dalam sebuah acara coffe morning di Aula Pendapa Bupati setempat, Sabtu (31/5/2025) pagi.

Pertemuan yang dihadiri hampir 30 wartawan dari media cetak, online, termasuk elektronik setempat itu digelar setelah Safaruddin-Zaman Akli dilantik sebagai Bupati dan Wakil Bupati Abdya pada tanggal 16 Februari 2025 lalu.

Pada pertemuan tersebut bupati didampingi Plt Sekretaris Daerah (Sekda), Rahwadi AR, membicarakan banyak hal dalam upaya merealisasikan visi dan misi yang telah dijanjikan semasa kampanye. Tampil tenang, namun pesan-pesan disampaikan secara lugas dan tegas.

Bupati Safaruddin mengawali pernyataan  tentang kesiapannya untuk bekerjasama dengan awak media secara proporsional dengan menempatkan wartawan sebagai mitra.

Mantan Wakil Ketua DPR Aceh ini mengajak para jurnalis  untuk berkolaborasi dengan pemerintah daerah setempat menuju ‘Arah Baru Abdya Maju’ yang lebih baik ke depan.

Kolaborasi yang dibangun, dikatakan bukan untuk mengurangi, apalagi menghilangkan independensi media, melainkan memperkuat komunikasi yang sehat sehingga publik bisa menerima informasi secara berimbang.

Diera keterbukaan seperti sekarang ini, menurutnya  publik sangat mudah mendapatkan akses informasi tentang banyak hal.

“Nah, disinilah diperlukan kearifan seorang wartawan dalam menyampaikan pesan-pesan ke ruang publik sehingga tidak menimbulkan kegaduhan,” kata politisi Partai Gerindra, ini.

Setiap informasi yang berpotensi gaduh, diharapkan sedapat mungkin disajikan setelah mendapat konfirmasi langsung kepada pengambil kebijakan (pimpinan daerah), tidak cukup kepada petugas teknis saja.

Safaruddin menegaskan bahwa Pemkab Abdya di bawah kepemimpinannya tidak anti kritik, malahan sangat diperlukan sebagai pengingat.

“Kini, saya mendorong diri saya sendiri untuk tampil sebagai imam salat dan sebagai penceramah. Untuk apa, ya sebagai pengingat ketika saya mengambil kebijakan tertentu,” ungkap pemimpin Abdya berusia muda, ini.

Baca Juga:  Cetak Gol, Salah Kembali Pecah Rekor di Liverpool

Pemerintahan yang menganut asas demokrasi, maka kritik sangat diperlukan sebagai penyeimbang. Silakan mengkritik asalkan disampaikan secara konstruktif. Idealnya, sebuah kritik bukan saja mengangkat persoalan, namun diiringi solusi atau pemecahan masalah, ungkap Safar dengan senyum.

Pertemuan yang berlangsung dalam suasana   cair itu, Bupati Safar dengan gamblang mempersilakan wartawan untuk berbeda pandangan terhadap apa saja kebijakan yang diambil pimpinan daerah.

”Barangkali ada yang berpendirian bahwa apapun kebijakan yang saya ambil tetap dinilai salah. Tak apa-apa, silakan saja, tapi jangan tanggung-tanggung. Saya sebagai orang politik seperti itu. Jangan di depan tampak begitu manis, di belakang lain lagi cerita, tak baik seperti itu,” tegas Bupati Safaruddin.

Terkait komunikasi konstruktif yang dibangun dengan wartawan,  pihaknya berjanji terbuka tentang apa saja. Jika ada sesuatu yang menganjal, silakan diungkapkan secara langsung. Bisa melalui telpon, bisa via pesan WA. Tapi, jika melalui pesan WA, narasinya jangan panjang-panjang karena kendala pada mata yang cepat lelah ketika membaca, ungkapnya secara terus-terang.

Lebih lanjut Bupati Safar mengatakan bahwa dinamika Pilkada telah usai dan masanya untuk menanggalkan perbedaan untuk bersama-sama-membangun menuju “arah baru abdya maju’.

“Akan halnya, para wartawan yang berangkali dulu berbeda, mari kita rajut kembali, bersinergi dalam membangun Abdya menuju masa depan. Secara pribadi, saya tidak ada persoalan dengan wartawan. Namun, jika pun ada yang kurang berkenan, apa lagi jika ada tersinggung, maka pada kesempatan ini saya mohon maaf,” kata Safar.

Beberapa wartawan yang berbicara dalam pertemuan itu juga menyampaikan hal yang sama, sehingga suasana semakin cair.
Kesempatan itu juga diberikan waktu kepada awak media untuk menyampaikan perkembangan terkini.

Ada yang menyampaikan tentang kekecewaan warga atas keputusan menunda penerimaan calon Non-PNS di RSUD Teungku Peukan sampai informasi perlu ditinjau kembali izin sewa Gudang Transito di Pula Kayu, Sosoh.

Baca Juga:  Terkait Dugaan Kasus Pelecehan di RSUD SAAS Peureulak, Dokter HL Bantah Lakukan Pelecehan Terhadap Pasien

Penulis: Zainun Yusuf (Aceh Barat Daya)

Kata Kunci (Tags):
bupati abdya, safaruddin, plt sekda abdya, coffee morning,

Berita Terkini

Haba Nanggroe