BANDA ACEH | ACEHHERALD.com — Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, Dr Ahmadriswan Nasution menyebut untuk saat ini kinerja ekonomi sosial disuatu daerah dapat dilihat melalui rilis dengan beberapa indikator. Dimana dapat dilihat dari kondisi inflasi tersebut dengan indikator NTP, TPAK, Indeks Ketimpangan Gender, dan beberapa idikator lainnya.
“Kami melihat ada trend yang mulai membaik kalau dilihat dari beberapa indikator, seperti kemarin di bulan lalu kita telah menyampaikan bahwa trend pengurangan kemiskinan mulai turun sebanyak 0,30 persen poin,” tuturnya di Kantor BPS Aceh, Selasa (1/8/2023).
Ia menyebut, penurunannya termasuk penurunan yang sangat impresif. Memang secara magnitude nilai Aceh masih tinggi bahkan masih berada diperingkat 6 di suluruh nasional, tetapi pelan-pelan trendnya saat ini sudah semakin baik. Apalagi jika dilihat tren inflasinya sudah mulai bisa ditekan, bahkan secara kumulatif year on year nya masih lebih rendah dari nasional, bahkan Aceh sudah bisa dibawah target 3 plus 1 persen, imbuhnya.
Ahmadriswan menambahkan, saat ini jika di lihat juga kondisinya semakin bisa dikendalikan, maka potensinya akan mendorong peningkatan pendapatan, aktivitas ekonomi pun mulai meningkat.
Hanya saja memang disektor wisata sedikit menurun namun menurunnya tidak terlalu drastis, terangnya.
Selain itu, beberapa komoditas yang memiliki andil dominan terhadap inflasi man to man gabungan 3 kota, yakni Banda Aceh, Lhokseumawe dan Meulaboh. Dimana komoditas tersebut diantaranya cabai merah sebesar 0,16 persen, angkutan udara 0,08 persen, beras 0,04 persen, kentang 0,03 persen, ikan tuna, bawang putih, cabai hijau, semangka, pir, dan seragam sekolah anak masing-masing sebesar 0,02 persen, jelasnya.
Sementara itu, komoditas yang memiliki andil dominan terhadap deflasi, antara lain ikan tongkol/ikan ambu-ambu sebesar 0,10 persen, bahan bakar rumah tangga 0,04 persen, udang basah 0,03 persen, ikan dencis, mobil, jeruk, ayam hidup masing-masing sebesar 0,02 persen, daging ayam ras, ikan bandeng/ikan bolu dan cumi-cumi masing-masing sebesar 0,01 persen.
Selanjutnya, inflasi year on year (y-on-y) di Aceh pada Juni 2023 sebesar 2,02 persen. Inflasi ini terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya hampir seluruh indeks harga kelompok pengeluaran. Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y pada Juli 2023, antara lain: bensin, beras, rokok kretek filter, daging ayam ras, sewa rumah, emas perhiasan, udang basah, angkutan antar kota, telur ayam ras dan bawang putih.
Sementara itu, komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, antara lain: cabai merah, bawang merah, angkutan udara, cabai rawit, cabai hijau, ikan dencis, ikan tongkol/ikan ambu-ambu, cumi-cumi, semangka dan besi beton.
Dari 3 kota IHK di Aceh, inflasi year on year Kota Meulaboh sebesar 1,77 persen, Kota Banda Aceh sebesar 2,01 persen dan Kota Lhokseumawe sebesar 2,16 persen, demikian ulasannya.
Penulis: Andika Ichsan/Banda Aceh