SUKA MAKMUE I ACEHHERALD.Com – Akses jalan Tripa Bawah kawasan Kecamatan Tripa Makmur, Kabupaten Nagan Raya, kondisi nya semakin kritis di empat titik lokasi setelah diterjang erosi Sungai Krueng Tripa.
Dua titik lokasi diantaranya hanya menunggu putus total. Pasalnya, sebagian permukaan aspal badan jalan sudah ambruk ke dalam sungai tersebut. Pengendara kendaraan roda dua dan empat harus ekstra hati-hati, jika tidak mau terjun bebas ke dalam Sungai Krueng Tripa.
Pantauan Acehherald.com, Minggu (24/11/2024) bahwa dari empat titik lokasi yang dihantam erosi, dua titik diantaranya dalam kondisi sangat parah, yaitu lokasi Dusun Kuta Makmur, Desa Drien Tujoh. Di lokasi ini, bahu jalan dan sebagian permukaan aspal sepanjang sekitar 30 meter sudah ambruk ke dalam sungai.
Lalu, lokasi Desa Moen Dua atau dekat perbatasan dengan Desa Neubok Ye. Bahu jalan dan badan jalan beraspal di lokasi ini juga sudah ambruk sebagian ke dalam sungai arus deras tersebut. Kendaraan roda empat yang melintas di dua titik lokasi ini harus bergeser ke dalam semak melewati bahu jalan.
Dua titik akses jalan kawasan tersebut dalam kondisi kritis terlihat di Dusun Suka Damai (Lampoh Jirat), Desa Kabu (Alue Rumpun) atau daerah perbatasan dengan Desa Pasie Keubeu Dom (Kuala Bungkok). Kondisi yang sama juga terjadi di Alue Raya, Desa Lhueng Keubeu Jagat.
Sementara itu, kawasan Dusun Kuta Makmur, Desa Drien Tujoh, ganasnya erosi selain membuat badan jalan nyaris putus total, juga sebuah bangunan ketel penyulingan minyak nilam milik Abdul Rani, warga setempat, terancam diseret arus Sungai Krueng Tripa.
Soalnya, jarak reruntuhan tebing sungai dengan bangunan kolam air ketel konstruksi beton itu hanya tersisa sekitar satu meter lagi. Kalau pun beton kolam air ketel masih bartahan tidak lain karena ditopang pohon kayu yang tumbuh di tebing sungai.
“Melihat erosi semakin ganas, saya sedang berupaya memindahkan bangunan ketel ini ke lokasi lain,” kata Abdul Rani yang sudah mengelola ketel nilam tersebut.
Abdul Rani menjelaskan, erosi Sungai Krueng Tripa yang mengganas sejak beberapa tahun terakhir mengakibatkan akses badan terancam putus di lima titik lokasi kawasan Kecamatan Tripa Makmur. Bahkan badan jalan satu titik diantaranya, pernah putus total akibat diterjang erosi di lokasi perbatasan Desa Drien Tujuh dengan Desa Lhueng Keubeu Jagat.
Badan jalan di lokasi ini putus sepanjang ratusan meter sekitar dua tahun lalu, sehingga akses jalan di lokasi dipindah ke dalam areal perkebunan kelapa sawit masyarakat setempat.
Namun, badan jalan yang putus di lokasi ini sudah ditangani pemerintah dengan membangun tanggul pengaman dari bahan bongkahan batu besar atau batu gajah.
Sedangkan kondisi badan jalan yang sangat kritis di empat titik lainnya hingga sekarang belum mendapat perhatian pemerintah.
“Setahu saya, status jalan ini (Jalan Tripa Bawah) adalah jalan provinsi. Kenapa sudah bertahun-tahun dibiarkan dengan kondisi parah seperti ini,” kata Abdul Rani.
Kecuali membuat akses jalan semakin kritis, erosi Sungai Krueng Tripa, juga menerjang bangunan dapur rumah masyarakat dan tempat usaha lainnya di kawasan tebing sungai.
Setelah bangunan dapur ambruk ke dalam sungai akhirnya warga membongkar bangunan badan rumah, termasuk tempat usaha di beberapa titik lokasi, antara lain di Desa Drien Tujuh dan Alue Raya, Desa Lhueg Keubeu Jagat.
Lebih lanjut dijelaskan, Pj Bupati Nagan Raya, tahun lalu pernah menangani badan jalan yang nyaris putus total di lokasi Dusun Kuta Makmur, Desa Drien Tujuh, dengan membuat tanggul pengaman alakadarnya. Karena tidak sempurna, maka tebing sungai runtuh lagi bersama bahu jalan.
Beberapa tokoh masyarakat Tripa Makmur sangat kecewa terhadap pemerintah provinsi dan Pemkab Nagan Raya yang sepertinya tidak peduli terhadap kondisi akses jalan.
“Kami selalu diberikan informasi kalau anggaran penanganan badan jalan terancam putus tersebut tidak tersedia, tapi kenapa alasan tersebut sudah bertahun-tahun tak bisa ditanggulangi,” ungkap salah seorang warga.
Penulis: Zainun Yusuf (Nagan Raya)