BANDA ACEH | Guna menggenjot arus kunjungan turis ke Aceh, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh melakukan berbagai upaya, terutama memperbaiki kualitas layanan di berbagai obyek wisata. Salah satunya dengan melakukan peningkatan kapasitas Pokdarwis.
Pemerintah Aceh akan terus berusaha meningkatkan pengembangan usaha pariwisata sebagai salah satu upaya meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi masyakatnya. Karena itu, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh melakukan berbagai upaya untuk menggenjot pengembangan industri pariwisata dengan berbagai pelatihan.
Sejumlah pakar dan konsultan ahli telah didatangkan untuk menjadi tutor dalam berbagai pelatihan yang dilakukan untuk peningkatan kapasitas pelaku pariwisata Aceh, kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Almuniza Kamal saat membuka pelatihan peningkatan kapasitas kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Banda Aceh dan Aceh Besar, Senin (4/7/2022).
Dikatakan, berpedoman pada keberadaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh (RPJMA) Tahun 2017-2022 dan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Aceh telah menjadi target bagi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh dalam mengelola pariwisata di Tanah Rencong.
Almuniza mengharapkan kepada peserta pelatihan peningkatan kapasitas kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Banda Aceh dan Aceh Besar ini agar mengikuti pelatihan secara serius. Sebab, transfer ilmu akan berjalan dengan baik jika pesertanya serius.
RPJMA dan RIPKA
Kepala Disbudpar Aceh, Almuniza mengatakan pihaknya mengharapkan dengan melakukan sejumlah pelatihan untuk Pokdarwis dan berbagai stake holder pariwisata lainnya tidak hanya dapat menjalankan tugas sesuai dengan fungsi RPJMA dan RIPKA, tapi mengingat Aceh punya visi sebagai daerah destinasi halal kelas dunia.
“RIPKA memiliki visi untuk menjadikan Aceh sebagai destinasi halal kelas dunia, dengan empat pilar, yakni pembangunan destinasi pariwisata, pembangunan industri pariwisata, pembangunan pemasaran pariwisata dan pembangunan kelembagaan pariwisata,” jelas Almuniza pada acara yag juga dihadiri Kadisparpora Aceh Besar, Kepala UPTD Museum Aceh, serta Kasubbag Program Informasi dan Hubungan Masyrakat Disbudpar Acehnya.
Karena itu, sambung Almuniza, masyarakat Aceh harus giat mempromosikan dan menginformasikan hal-hal baik melalui media sosial, sehingga masyarakat luas mengenal Aceh dengan perspektif yang berbeda.
Almuniza juga berharap para peserta pelatihan bisa menjadi buzzer dan influencer Pemerintah Aceh dalam percepatan pengembangan sektor kepariwisataan.
Aceh, kata Almuniza, memiliki potensi kepariwisataan yang luar biasa. Di samping jumlah destinasinya yang luar biasa banyak dan indah, Aceh dikenal dengan daerah syariat, juga memiliki keunggulan dalam mengembangkan wisata halal (halal tourism).
Namun, keunggulan-keunggulan yang dimiliki daerah berjuluk Serambi Makkah ini hendaknya didukung oleh kesadaran masyarakatnya untuk terus melakukan berbagai pembenahan. Destinasi bagus tanpa dukungan manusianya, terutama menyangkut pelayanan, kenyamanan dan keamanan. “Jadi inilah kenapa kelompok sadar wisata (Pokdarwis) ini terus ditingkatkan kapasitasnya”.(adv)