Kronologi Perjalanan ‘Surat Cinta’ KPU untuk KIP Aceh

BANDA ACEH I ACEH HERALD REDAKSI acehherald.com mencoba menelusuri kronologi lahirnya ‘surat cinta’ bak vonis Hakim Bao untuk KIP Aceh, sekaligus pihak pihak yang berkeinginan untuk terwujudnya Pilkada di Aceh pada tahun 2022, dengan alasan kekhususan Aceh yang punya Undang Undang Pemerintah Aceh (UUPA). Kala euphoria Pilkada 2022 begitu menggelora, surat dari KPU RI dengan … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

Ilustrasi

BANDA ACEH I ACEH HERALD

REDAKSI acehherald.com mencoba menelusuri kronologi lahirnya ‘surat cinta’ bak vonis Hakim Bao untuk KIP Aceh, sekaligus pihak pihak yang berkeinginan untuk terwujudnya Pilkada di Aceh pada tahun 2022, dengan alasan kekhususan Aceh yang punya Undang Undang Pemerintah Aceh (UUPA). Kala euphoria Pilkada 2022 begitu menggelora, surat dari KPU RI dengan No. 151/PP.01-SD/01/KPU/11/2021 yang ditandatangani oleh Plt Ketua Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Ilham Saputra, seakan menjawab tuntas soal rencana Pilkada Aceh tahun 2022.

Surat jawaban itu juga menindaklanjuti surat senada dari Kemendagri untuk Pemerintah Aceh. Dalam surat itu dikatakan jika Mendagri secara halus telah menolak Pilkada Aceh tahun 2022. Mendagri meminta Pemerintah Aceh dan stake holders kepemiluan untuk berkonsultasi dengan KPU dan Komisi 2 DPR RI.

Sementara pihak KIP Aceh ‘menjawab’ surat itu dengan langsung membuat tahapan Pilkada Aceh tahun 2022, lengkap dengan jadwal pencobosan yang diskedulkan tanggal 17 Februari 2022, serta roda tahapan Pilkada itu mulai bergulir April 2021 mendatan.

Setelah rencana tahapan kelar, pihak DPRA dari Komisi 1 yang mengaku baru mendapat jadwal diterima di Kemendagri, akhirnya berangkat ke Jakarta. Sebelumnya sempat beredar rumors, jika para legislator Aceh itu akan mendirikan tenda ala anak mahasiswa di Kemendagri, hingga mereka diterima.

Sesuai pengakuan Darwati A Gani, anggota Komisi 1 DPRA yang ikut dalam rombongan itu, mereka diterima oleh Dirjen Otda Kemendagri, Akmal Malik, Rabu (10/02/2021) jelang siang. Saat itu Akmal hanya mendengar unek unek dari delegasi DPRA, nyaris tanpa memberikan respon berarti. Akmal kemudian berjanji akan memfasiltasi pertemuan antara tim DPRA, Komisi 2 DPR RI, KPU dan Polhukam.

Pada hari Kamis (11/02/2021) pagi, masih dalam kaitan mencari dukungan Pilkada Aceh tahun 2022, delegasi Komisi 1 DPRA bertemu dengan Plt Ketua KPU Ilham Syahputra dan seorang komisioner KPU lainnya. Dalam pertemuan di kantor KPU itu, pihak KPU tak menolak Pilkada Aceh tahun 2022, karena mereka mengaku sadar dengan kekhususan Aceh yang punya UUPA. Dan malah menyatakan bisa saja Pilkada Aceh berlangsung tahun 2022.

Baca Juga:  Peduli Korban Banjir, Kapolres Aceh Selatan Salurkan Bantuan untuk Wilayah Tapaktuan

Lalu semuanya seakan menjadi terang benderang pada Kamis (11/02/2021) siang, saat dilakukan video conference (vidcon) yang melibatkan, pihak Kemendagri diwakili salah seorang direktur, KPU Ilham Saputra, perwakilan Kemenko Polhukam, Komisi 2 DPR RI M Nasir Jamil, Ketua DPRA Dahlan Jamaluddin dan pihak Komisi 1 DPRA.

Utusan Kemendagri, KPU dan DPR RI secara tersirat meminta Pilkada disesuaikan dengan UU Pemilu RI yaitu tahun 2024. Sementara pihak Polhukam secara tegas menolak jika Pilkada Aceh dilakukan tahun 2022. Hanya kubu DPRA yaitu Dahlan Jamaluddin dan Komisi 1 yang keukuh agar Pilkada Aceh dilakukan tahun 2022, termasuk dengan memaparkan tentang kekhususan Aceh yang juga terkait Pilkada.

Pertemuan jarak jauh itu berakhir menjelang petang. Dan bisa jadi hasil dari pertemuan itu adalah jawaban untuk kemauan Pilkada Aceh tahun 2022. Dan sekitar pukul 17.00 WIB, Kamis (11/02/2021) terbitlah surat dari KPU soal Pilkada Aceh. Intinya Pilkada Aceh 2022 tidak direstui, dan kembali ‘ke laptop’, Pilkada Aceh tetap tahun 2024. Bisa jadi itulah hasil dari tour delegasi Aceh untuk mencari solusi dan kepastian soal Pilkada Aceh.

Berita Terkini

Haba Nanggroe