Muspika Meureudu Tetapkan Jadwal Tanam Rendeng 2020/2021

Petani Minta Awasi Benih Tanpa Label   MEUREUDU | ACEH HERALD UNTUK mewujudkan keseragaman atau keserentakan dalam bertani, Muspika Kecamatan Meureudu, Pidie Jaya, Selasa (6/10/2020) menggelar rapat turun ke sawah musim tanam rendengan (MTG) 2020/2021. Acara itu melibatkan semua keuchik, imum mukim, ketua kelompok tani, kejruen blang serta Dinas Pertanian Pangan (Distanpang) Pidie Jaya. Petani … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

Petani Minta Awasi Benih Tanpa Label

Rapat turun ke sawah MTR 2020/2021 Kecamatan Meureudu, Pijay. (Dok Aceh Herald/Abdullah Gani)

 

MEUREUDU | ACEH HERALD

UNTUK mewujudkan keseragaman atau keserentakan dalam bertani, Muspika Kecamatan Meureudu, Pidie Jaya, Selasa (6/10/2020) menggelar rapat turun ke sawah musim tanam rendengan (MTG) 2020/2021. Acara itu melibatkan semua keuchik, imum mukim, ketua kelompok tani, kejruen blang serta Dinas Pertanian Pangan (Distanpang) Pidie Jaya.

Petani meminta Distanpang Pijay supaya mengawasi secara ketat peredaran benih tanpa label serta pupuk yang sering langka saat dibutuhkan.

Pertemuan berlangsung di Balai Desa dipimpin Jailani SE, MM, Camat Meureudu, dihadiri Sekretaris Distanpang, Rusdi SP, Kapolsek, Ipda Muhammad Yunus, Danramil, Kapten Bahagia serta Kabid Pengairan DInas PU Pijay, Amir Hamzah Isa ST, MT. Rapat memutuskan, kenduri blang tgl 8-18/10/2020. Olah tanah 20/10 s/d 10/11/2020, tabur benih 4s/d 25/11/2020, mulai tanam 20/11 s/d 25/12/2020.

Selesai tanam (top blang) pada 31/12/2020 mendatang. Dengan demikian panen diperkirakan mulai awal Maret 2020 mendatang. Seperti halnya musim tanam gadu 2020 lalu, varietas padi yang dianjurkan pada MTR kali juga berumur genjah atau pendek. Yaitu, Intani, Pioner, Inpari, Cibogo, Mikongga, Cigelis, Mapan serta Arize H 6444.

Rapat menyetujui untuk menghindari penggunaan benih tanpa label, karena rentan terserang hama. Kepada petani juga dianjurkan supaya menggunakan pupuk sesuai dosis dan perlu disiapkan sejak sekarang, sebagai upaya mencegah kerusakan struktur tanah.

Melalui keuchik dan imum mukim serta kejruen blang, Camat Meureudu, Jalani, dalam arahannya mengharapkan kepada petani supaya mentaati jadwal yang telah disusun. Karena, merujuk pada pengalaman, jika jadwalnya molor atau tidak serentak apalagi hingga sebulan, maka akan berekses terhadap  serangan hama atau penyakit. Terlebih lagi tikus, akibat ketersediaan makanan yang tidak pernah henti maka binatang pengerat ini akan cepat sekali berkembang atau beranak pinak.

Baca Juga:  Prajurit Bersenjata Kawal 14 Ribu Dosis Vaksin Covid ke Gudang Dinkes Aceh, Waktu Suntik Belum Ada Kejelasan

Seperti halnya musim tanam gadu yang sedang berjalan ini, kata camat. Sebagian desa di wilayahnya selesai panen dan cuaca mendukung serta harga gabah lumayan bagus. Sementara sebagian lagi hanya baru mengeluarkan malai dan dijadwalkan baru mulai  panen sekitar dua pekan ke depan atau akhir bulan ini. Dengan cuaca mendung yang terkadang hujan berakibat harga jual gabah turun, sebut camat.

Sekretaris Distanpang Pijay, Rusdi SP, juga mengajak petani agar mengikuti jadwal tanam yang telah disusun. Pihaknya, optimis kalau jadwal benar-benar diikuti, perolehan hasil akan maksimal dan itu telah terbukti beberapa tahun lalu. Pemkab setempat menghendaki Pijay bisa panen lima kali dalam dua tahun. Tapi jika selalu melor seperti saat ini sebagian belum panen  capaian hasil akan rendah. Ironisnya, lanjut Rusdi, Meureudu, Meurahdua dan Ulim yang airnya tersedia cukup, tapi selalu molor dalam jadwal turun ke sawah.(*)

 

PENULIS     :     ABDUL GANI

Berita Terkini

Haba Nanggroe