Mau Wisata Nyaman, ke Takengon Yok…, Lewat Gunung Salak!

LHOKSEUMAWE | ACEHHERALD.com- Dataran tinggi Tanah Gayo yang meliputi Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Kabupaten Gayo Lues menyuguhkan aneka pesona alam dan budaya yang mampu memikat para wisatawan nusantara (Wisnus) dan bahkan wisatawan mancanegara (Wisman). Selain suasana alam yang sejuk, dan hamparan kebun kopi Arabica Gayo yang begitu luas, Aceh Tengah juga memiliki danau … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

Sejumlah pelancong berfoto di Lukup Badak, yang merupakan salah satu spot wisata di Tanah Gayo. Foto Yuswardi

LHOKSEUMAWE | ACEHHERALD.com-

Dataran tinggi Tanah Gayo yang meliputi Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Kabupaten Gayo Lues menyuguhkan aneka pesona alam dan budaya yang mampu memikat para wisatawan nusantara (Wisnus) dan bahkan wisatawan mancanegara (Wisman).

Selain suasana alam yang sejuk, dan hamparan kebun kopi Arabica Gayo yang begitu luas, Aceh Tengah juga memiliki danau yang indah hingga membuat mata terus menatapnya. Di danau ini juga berkembangnya ikan depik, salah satu spesias ikan yang sangat khas dan hanya berkembang biak di danau Laut Tawar.

Alhamdulillah, untuk mencapai ketiga wilayah tersebut para pelancong dipastikan aman, nyaman, dan mudah. Warga yang datang dari pesisir utara Aceh, ada dua jalur yang tersedia untuk menikmati keindahan alam Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Gayo Lues, yaitu jalan lintas Bireuen-Takengon, dan satu lagi lewat jalan KKA – Bener Meriah yang dimulai dari Lhokseumawe.

Jalan lintas KKA – Bener Meriah, masih belum mulus semua, terutama di jembatan yang terletak di kawasan Gunung Salak yang memerlukan perbaikan, namun bagi pelancong yang melintas di jalan tersebut, terutama pada liburan cuti bersama dan hari raya Idul Fitri 1443H, dipastikan aman dan nyaman.

Untuk keamanan dan kenyamanan para wisatawan tersebut, Polres Lhokseumawe sejak H-2, hari  raya Idul Fitri 1443H, sudah menempatkan sejumlah personilnya di wilayah pedalaman Aceh Utara tersebut.

Sejumlah wisatawan nusantara, terutama  yang berdatangan dari luar Aceh, seperti dari Sumatera Utara, Riau, Jambi, dan Sumatera  Barat, mengaku sangat tersanjung mendapat layanan prima saat-saat mereka melintasi Jalan KKA – Bener Meriah.

Salah seorang pelancong, tanpa segan-segan mengucapkan terima kasih kepada kepolisian yang telah memberi layanan saat mereka berada dalam perjalanan dari Lhokseumawe menuju Takengon.“Terimakasih pak polisi atas bantuannya! Kami yang melintas kilometer 41 Jalan KKA Gunung Salak, Kecamatan Nisam Antara, Kabupaten Aceh Utara ke Kabupaten Bener Meriah sudah sangat terbantu dengan sikap dan kepedulian bapak,” ujar Boru Nasution, wisatawan asal Sumatera Utara saat ditemui AcehHerald.com di kawasan Gunung Salak Kecamatan Nisam Antara, Kabupaten Aceh Utara.

Anggota polisi yang bertugas di kawasan Gunung Salak Kecamatan Nisam Antara bersama masyarakat ikut mendorong mobil wisatawan yang mogok di tengah jalan di lintas KKA – Bener Meriah. Foto Yuswardi

Sementara itu, seorang turis yang mobilnya sempat nyangkut akibat cadasnya badan jalan dan kemudian didorong aparat kepolisian dari Polres Lhokseumawe dan Polsek Nisam dan Antara bersama masyarakat setempat memberikan apresiasi yang luar biasa.

“Kami sebenarnya tidak menyangka, ada pelayanan yang luar biasa ini. Kami dan kawan-kawan yang melihat dukungan aparat kepolisian dan Pemkab Aceh Utara, optimis pengembangan usaha kepariwisataan Tanah Gayo ke depan akan lebih maju,” ujar Husen, seorang pelancong asal Kuala Simpang, Aceh Tamiang.

Cadasnya jalan di lintasan tersebut, juga sempat dialami AcehHerald.com sendiri saat menelusuri jalan peninggalan perusahaan tempat Joko Widodo (Jokowi) muda bekerja dulu. Mobil kami sempat nyangkut dan kemudian didorong oleh bapak-bapak polisi dan warga sehingga kami bisa melawati jalan itu. “Terimakasih atas bantuannya bapak.”

Meski ada dua jalur jalan yang menghubungkan daerah pesisir utara dengan kawasan Tanah Gayo, namun bagi warga asal Kota Lhokseumawe, Aceh Utara, Aceh Timur, Kota Langsa, dan Aceh Tamiang serta pelancong asal luar Aceh lebih memilih jalan peninggalan PT Kertas Kraft Aceh (KKA) untuk bisa mencapai kota wisata Takengon.

Sejak hari raya Idul Fitri 1 Syawal 1443H, lebih dua puluh ribu turis sudah masuk ke destinasi-destinasi wisata utama di Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Kabupaten Gayo Lues.

Baca Juga:  Sat Reskrim Pidie Ciduk Tersangka Penggelap Mobil Rental di Bireuen

Menurut pantauan AcehHerald.com, hingga hari Sabtu (7/5/2022), sehari sebelum masa libur Iudl Fitri 1443H berakhir,  jalur tersebut masih padat merayap. Terutama di kawasan Gunung Salak.

Jalur lintas Bireuen – Takengon pada Rabu (4/5/2022l terlihat ramai di Simpang Teuritit. Wisatawan terus berdatangan dari Banda Aceh hingga Medan menuju sejumlah obyek wisata di Aceh Tengah. Foto Yuswardi

Guna menghindari terjadinya hambatan dan kemacetan arus lalu lintas saat arus balik lebaran tahun 2022 ini, polisi di lokasi selalu sigap mengambil inisiatif untuk membantu hingga mereka ikut mendorong mobil warga yang mogok di jalan lintas KKA – Bener meriah.

Untuk pengamanan dan memberi kenyamanan kepada para wisatawan, Polres Aceh Utara dengan melibatkan polsek Nisam Antara langsung memberi bantuan saat ada kendaraan para wisatawan dan masyarakat mengalami gangguan di Kawasan Wsiata Gunung Salak, Kecamatan Nisam Antara, Aceh Utara, Sabtu (7/5/2022).

Mobil yang nyangkut langsung didorong dan diarahkan ke lokasi tertentu sehinga memudahkan para pengemudinya untuk menangani kendaraannya hingga bisa melanjutkan perjalanannya ke destinasi-destinasi wisata di Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Gayo Lues.

Kapolres Lhokseumawe AKBP Eko Hartanto, SIK, MH melalui Kasi Humas Salman Alfarasi, SH, MM mengatakan bahwa aksi membantu mendorong mobil ini merupakan salah satu wujud pelayanan prima Kepolisian kepada masyarakat yang membutuhkan pertolongan, apalagi di saat-saat pasca lebaran seperti ini.

Menurut Eko Hartanto, langkah itu dilakukan, untuk menghindari kemacetan di jalan saat-saat kepadatan kendaraan semakin panjang. “Jika ada satu saja kendaraan yang mogok dan tidak cepat diatasi, tumpukan kendaraan di belakang atau di depan mobil yang mogok tersebut semakin ramai,” ujarnya.

“Ya… Bila tak dibantu, kemacetan panjang bisa terjadi karena mobil mogok ini. Tidak jarang mobil mengalami mogok di jalan karena berbagai kondisi. Ada yang disebabkan oleh masalah mesin atau juga karena muatan serta jalanan yang terlalu terjal,” jelasnya.

Ia menambahkan, hadirnya petugas dan ikut mendorong mobil mogok merupakan bentuk kesigapan anggota dalam memberikan pelayanan dan kenyamanan bagi para pemudik atau masyarakat yang menikmati liburan secara prima.

“Sesuai dengan arahan Kapolres Lhokseumawe, pengamanan Operasi Ketupat Seulawah 2022, petugas secara optimal memberikan pelayanan yang terbaik guna memastikan jalannya mudik yang sehat, aman, dan lancar,” ucap Salman Alfarasi.

Dikatakan, Polres Lhokseumawe selama menjelang dan pasca lebaran telah menerjunkan sejumlah personilnya di sejumlah Pos Pengamanan dan Pos Pelayanan serta pos pantau lebaran guna memberikan rasa aman, nyaman, dan lancar bagi wisatawan dan pemudik lebaran Idul Fitri 1443H ini.

“Melayani masyarakat sudah menjadi tugas utama Polri, namun diluar itu sebagai sesama manusia harus saling tolong-menolong. Terlebih kepada tamu yang sedang kesusahan di perjalanan. Sehingga para pemudik menjadi terbantu dan arus lalulintas tetap tertib dan lancar,” pungkasnya.

25 Obyek Wisata 

Kabupaten Aceh Tengah sebagai salah satu sentra produk kopi Arabica di Tanah Air ternyata menyimpan puluhan destinasi wisata menarik. Destinasi-destinasi tersebut tersebar di hampir semua sudut dataran tinggi tinggi Gayo. Sedikitnya ada 25 obyek wisata. Itu baru di Aceh Tengah baja. Belum lagi di Gayo Lues atau Bener Meriah.

Salah satu spot wisata di Tanah Gayo, Aceh Tengah, dibuat para wisatawan seperti ingin terbang. Foto Yuswardi

Aceh Tengah dengan ibukotanya Takengon, selain memiliki areal perkebunan  kopi yang cukup luas dengan warung kopi khas setempat, juga memiliki satu danau Laot Tawar yang airnya mengalir hingga ke Selat Malaka.

Baca Juga:  Merobek Logika Normal, 16 Jam Dara ‘Nyantai’ di Jalur Internasional

Di danau ini, menurut alkisah ada cerita yang menarik ketika Malem Diwa  jatuh hati pada putri asal khayangan bernama Putroe Bensu. Hingga pada suatu hari lelaki asal Piadah, Aceh Utara bernama Malem Diwa diam-diam mengintai kawasan permandian sang putri bersama dendayangnya.

Malem Diwa kemudian berhasil mencuri baju sang putri yang disimpan di pinggir danau yang sangat indah tersebut. Kisah panjang ini menjadi salah satu hikayat yang disyairkan secara khusus oleh  Tgk Adnan PMTOH, dalam Hikayat Malem Diwa.

Tak hanya itu, Danau Laut Tawar juga menyimpan banyak lokasi yang menarik. Ada Gua Loyang dengan kisah Putri Pukesnya. Dan, kini di sepanjang  jalan lingkar danau yang dibangun beraspal itu sudah bertumbuh dan menjadi salah satu kawasan wisata yang menarik.

Di tepi danau ini, sebuah hotel megah berdiri. Hotel Renggali. Kini Hotel Grand Renggali salah satu hotel termewah di Aceh Tengah. Grand Renggali menjadi hotel pertama dengan mengandalkan view Danau Laut Tawar.

Hotel yang berada tidak jauh dari pusat kota Takengon itu dibangun semasa Prof Dr Ibrahim Hasan MBA menjabat sebagai Gubernur Aceh.

Mantan Rektor Universitas Syiah Kuala itu menilai untuk memajukan Aceh Tengah tidak hanya cukup dengan mengandal pengembangan kebun kopi semata. Apalagi,  Aceh Tengah dengan udara yang sejuk menyimpan banyak pesona alam. Karena itu, untuk memajukan Aceh Tengah perlu didukung sektor pariwisatanya. Hotel yang layak dan berbintang salah satu solusinya.

Kini… setelah puluhan tahun silam, di Aceh Tengah sejumlah hotel bertumbuh, sesuai dengan perkembangan destinasi yang mulai dikelola dengan baik dan mendapat dukungan dari Pemerintah Aceh.

Selain Hotel Grand Renggali, ada Park Side Petro Takengon, Grand Bayu Hill, Hotel Bunda Aceh, Mahara, Linge Land Hotel, Guest House Maqila, Fairuz Hotel, Bayu Hill, Grand Penamas Hotel, Hotel Syariah Darussalam, dan Bie Homestay.

Didukung 25 Obyek Wisata

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Jamaluddin dalam berbagai kesempatan kepada AcehHerald.com menyebutkan untuk memajukan dunia pariwisata di suatu daerah sangat diperlukan dukungan masyarakat dan Pemerintah Daerah setempat.

“Banyaknya obyek wisata, tapi tak didukung warga dan Pemda, destinasi wisata tersebut tidak akan berkembang. Para pelancong tidak akan mau menghabiskan uangnya ke destinasi tersebut,” ujarnya.

“Kini di Aceh Tengah tercatat sedikitnya ada 25 obyek wisata yang tersebar di kabupaten penghasil kopi Arabica, sebagian di antaranya berada di sepanjang jalan lingkar Danau Laut Tawar,” ujar Jamal.

Jalimin Algayoni mengakui kemajuan pariwisata Aceh Tengah dalam setahun terakhir ini cukup pesat. Tidak hanya hotel yang bertumbuh. Tapi sejumlah destinasi sudah dikelola dengan baik. Budaya dan kuliner juga mulai berkembang.

Di antara 25 destinasi wisata menarik di Aceh Tengah tercatat, di antaranya Bur Telege, Dermaga Takengon, Buntul Rintis, Pantan Terong, Lancuk Leweng, Air Terjun Mengaya, Tambatan Perahu Lot Kala, Bur Gayo Highland (Tanah Gayo), Bur Gayo Takengon, Pante Ketibung Danau Laut Tawar, Goa Loyang Koro, Dermaga Wisata Laut Tawar, Travel Rafting, Destinasi Rumah Terbalik, Putri Pukes Cave, Arena Pacuan Kuda Takengon, Pante Menye, Loyang Mendale, Ujung Nunang, Danau Laut Tawar,  Gayo Quine Pante Gading Bebuli Takengon, dan Dermaga Wisata Teluk Suyen Bamil Nosar.

Penulis : Yuswardi

Berita Terkini

Haba Nanggroe