Kematian Pasutri Lansia di Pidie Jaya Masih Berbalut Misteri

Lokasi Temuan Jasad Menebar Bau [divider style=”solid” top=”20″ bottom=”20″] MEUREUDU | ACEH HERALD KASUS kematian pasangan suami istri (Pasutri) lansia Marzuki Hanafiah (65) dan istrinya Erwani (55) di rumahnya Gampong Meunasah Balek Kecamatan Meureudu, Pidie Jaya, Selasa (8/12/2020) pekan lalu, hingga kini masih “dibalut” misteri. Kapolres setempat melalui Kasat Reskrim, Iptu Dedy Miswar menyebutkan, untuk … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

Lokasi Temuan Jasad Menebar Bau

Jenazah pasutri di Pijay yang meninggal sedang dievakuasi (Dok.Foto Ist)

[divider style=”solid” top=”20″ bottom=”20″]

MEUREUDU | ACEH HERALD

KASUS kematian pasangan suami istri (Pasutri) lansia Marzuki Hanafiah (65) dan istrinya Erwani (55) di rumahnya Gampong Meunasah Balek Kecamatan Meureudu, Pidie Jaya, Selasa (8/12/2020) pekan lalu, hingga kini masih “dibalut” misteri. Kapolres setempat melalui Kasat Reskrim, Iptu Dedy Miswar menyebutkan, untuk sementara kasus tersebut belum ada perkembangan.

Keuchik Meunasah Balek, Azhar M Gade yang dikonfirmasi Aceh Herald, Jumat (11/12/2020) juga mengatakan, kasus kematian waganya itu belum ada titik terang. Masyarakat, lanjut Azhar, masih mempertanyakan penyebab meninggalnya pasutri dimaksud. Beragam dugaan penyebab meninggalnya kedua almarhum yang sehari-hari berprofesi sebagai pedagang peci di kaki lima Keude Meureudu, beredar di masyarakat.

Mereka menilai kematian itu sangat tak wajar, karena keduanya meninggal di atas tempat tidur di dalam kamarnya. Muncul pertanyaan, seandainya mereka meninggal wajar, kan bisa salah seorang dari korban keluar rumah memberi tahu masyarakat. Atau setidak menjerit minta tolong. Karena itu pula sempat beredar rumor keduanya bisa jadi meninggal sekaligus akibat mengkonsumsi atau bahkan dipaksa mengkonsumsi sesuatu. Namun rumors itu sejauh ini belum ada klarifikasinya dari pihak berkompeten.

Keuchik Azhar mengakui, hingga saat ini, lokasi temuan jasad yang sudah kadung membusuk itu, masih saja menebar bau tak sedap. Sehingga beberapa warga yang tinggal seputar lokasi itu terpaksa harus hengkang sementara. “Pasca meninggalnya pasutri itu warga yang tinggal di dua rumah seputaran TKP terpaksa hengkang karena tidak sanggup menahan bau tak sedap,” imbuh Keuchik Meunasah Balek.

Hingga Sabtu (12/12/2020) bau menyengat masih menebar seputaran TKP. Sehingga pengunjung yang hendak ke Pantai Meurah Seutia atau lebih dikenal dengan sebutan Pantai Manohara terpaksa harus menutup hidung menjelang kurang lebih 100 meter sebelum tiba di pantai. Ditanya bagaimana dengan takziah atau warga yang ingin berkunjung, Keuchik Azhar menyebutkan, takziah meninggalnya pasutri digelar di kediaman orangtuanya Dayah Kleng juga masuk dalam wilayah Gampong Meunasah Balek.

Baca Juga:  Ka Pusdalop Gugus Tugas Covid-19 Pidie Jaya, Protokol Kesehatan perlu Diperketat

Kapolres Pidie Jaya melalui Kasat Reskrim, Itu Dedy Miswar yang dikonfirmasi Aceh Herald melalui WhatsApp (WA) nya terkait meninggalnya pasutri dimaksud mengatakan, bahwa hingga sejauh ini belum ada perkembangan lanjutan. Kedua jenazah tersebut, lanjut Dedy tidak dilakukan visum karena pihak keluarga melarangnya. Dengan alasan, kepegian pasutri tersebut sudah mereka ikhlaskan, papar Dedy Miswar.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, jasad pasutri (H Marzuki dan isterinya Erwani) ditemukan oleh Muzakkir adik kandung dari Marzuki yang masuk melalui pintu samping, Selasa (8/12/2020) sekitar pukul 14.00 WIB. Begitu masuk ke kamar, Muzakkir terkejut melihat abang dan kakak iparnya terbujur sudah tidak bernyawa di tempat tidur serta menebar bau tak sedap. Lalu Muzakkir melaporkan hal tersebut kepada pihak kepolisian dan dalam waktu singkat polisi, PMI dan petugas kesehatan tiba.

“Sejak tanggal 28/11 hingga 8/12/2020 keduanya tidak terlihat diluar rumah. Padahal sehari-hari mereka  berjualan di Keude Meureudu,” imbuh salah seorang warga setempat. Versi lain menyebutkan, pasutri tersebut terakhir dilihat warga pada, Jumat (4/12/2020). Pasca temuan jenazah, ratusan warga termasuk anak-anak mendatangi TKP.  Sejumlah aparat kepolisian dari Mapolsek Meureudu melakukan olah TKP sekaligus memasang garis polisi.

Almarhum meninggalkan dua orang anak dari isteri pertama yang sudah lama cerai bernama Nurbaiti. Kedua anaknya (satu pria dan satu wanita) dan sudah berkeluarga. Sementara dari isteri kedua Erwani tidak dikarunia anak. Pasutri tersebut menetap atau tinggal di rumah yang dibangun secara bersama-sama dengan Erwani sejak tahun 2015 lalu. “Abang saya tinggal di rumah ini sebelum gempa Pijay (gempa  Pijay 7/12/2016 lalu—-red),” kata Bahrum yang juga adik kandung almarhum Marzuki.(*)

 

PENULIS     :     ABDULLAH GANI

Baca Juga:  Ismail Rasyid Mundur dari Calon Kepala BPKS Sabang

Berita Terkini

Haba Nanggroe