Kasus Tewasnya Warga Toweren, Polisi Mintai Keterangan Para Saksi

[divider style=”solid” top=”20″ bottom=”20″] TAKENGON | ACEH HERALD POLRES Aceh Tengah kini terus menelusuri kasus kematian mendalami penyidikan terkait kasus pemukulan oleh sekelompok orang yang menyebabkan Tryas Rahmadsyah (50) pengelola lokasi wisata kawasan pingir Danau Laut Tawar, Kampung Toweren Kecamatan Lut Tawar, meninggal di tempat. Korban adalah salah seorang warga Kampung Toeren Kecamatan Lut Tawar, … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

Kapolres Aceh Tengah, AKBP Mahmun Hari Sandi Sinurat SIK

[divider style=”solid” top=”20″ bottom=”20″]

TAKENGON | ACEH HERALD

POLRES Aceh Tengah kini terus menelusuri kasus kematian mendalami penyidikan terkait kasus pemukulan oleh sekelompok orang yang menyebabkan Tryas Rahmadsyah (50)  pengelola lokasi wisata kawasan pingir Danau Laut Tawar, Kampung Toweren Kecamatan Lut Tawar, meninggal di tempat.

Korban adalah salah seorang warga Kampung Toeren Kecamatan Lut Tawar, Tryas Rahmadsah (50) atau akrab disapa Hengky. Pria paruh abad itu meninggal secara menggenaskan dihadapan istri dan anaknya setelah dikroyok oleh massa yang mengamuk di tempat lokasi wisata dikelolanya, Minggu, (29/11/20).

Berdasarkan keterangan yang dapat dihimpun dari pihak keluarga, Hengky adalah salah seorang pengelola tempat wisata milik mertuanya, yang terletak di pinggiran Danau Laut Tawar, Kampung Toweren Kecamatan Lut Tawar, Aceh Tengah.

Peristiwa naas itu sendiri terjadi Sabtu (28/11) malam sekira pukul 23.00 Wib.

Menurut salah seorang warga, Dasir, yang mengaku mendapat informasi prihal kejadian dari salah seorang kerabatnya, Minggu, (29/11/20). Kejadian bermula dari adanya kegiatan karaoke malam mingguan menggunakan organ tunggal (Keyboard ) yang dilakukan oleh para tamu yang menginap di kawasan wisata Lung Gayo Indah milik keluarga yang dikelola oleh korban.

Sementara di Kampung tersebut, dalam kurun waktu beberapa hari kebelakang, warga kampung sedang dirundung duka karena pristiwa kematian warga yang berturut-turut.

Sehingga aktifitas kegiatan tahlilan saling silih berganti dilakukan oleh warga di rumah duka. “Kampung kami sedang berduka, dalam beberapa hari ini, selalu saja ada warga yang meninggal, sehingga kami hampir setiap malam melakukan kegiatan tahlilan di rumah warga yang berduka,” ujar Dasir menirukan keterangan warga tersebut.

Sehingga pada malam tersebut, kata kerabat Dasir, beberapa orang masyarakat mendatangi lokasi wisata yang dikelola korban guna meminta pihak pengelola untuk menghentikan kegiatan hiburan tersebut.

Baca Juga:  Bermodal Spirit Kesantunan Kepada Ibunda

Melihat gelagat seakan permintaan itu ditolak, warga yang datang mengambil sikap balik kanan, kembali ke perkampungan guna melaporkan perihal yang mereka alami atas penolakan permohonan penghentian kegiatan hiburan malam mingguan di lokasi wisata milik korban.

Mendapat laporan prilaku dan sikap yang tidak menyenangkan terhadap rekannya, masyarakat pun berkumpul dan sepakat untuk mendatangi lokasi wisata milik korban.

Sesampainya disana, entah pihak mana yang memulai, korban pun menjadi  sasaran pengeroyokan hingga berujung kematian.

Korban yang seorang diri, harus berhadapan dengan massa yang berjumlah puluhan orang. Sementara istri dan anak korban yang saat itu bersama korban tidak dapat berbuat apa-apa, selain memohon agar peristiwa pengeroyokan dihentikan.

Dalam waktu sekejab, korban sudah tergeletak tak berdaya, lalu oleh pihak keluarganya korban segera dilarikan ke Rumah Sakit Datu Beru, yang menempuh jarak perjalanan sekitar 20 Menit.

Naas, setibanya dirumah sakit, nyawa korban sudah tidak tertolong dan malam itu juga, jenazah korban dibawa ke rumah duka kediaman milik mertua korban di Kampung Bale untuk fardhu kifayah.

Terkait pristiwa ini, Kapolres Aceh Tengah, AKBP Mahmun Hari Sandi Sinurat, melalui Kasat Reskrim AKP Arep Sanjaya mengatakan, bahwa pihaknya sejauh ini sudah melakukan pemanggilan terhadap beberapa saksi.

Terkait penetapan pelaku dan dalang dari pristiwa tersebut masih dalam proses penyidikan. “Kita sudah panggil beberapa saksi untuk dimintai keterangan dalam masalah ini, namun kita belum bisa menetapkan siapa tersangka dan dalang dari pristiwa berdarah ini, karena masih dalam proses penyidikan,” ujar Arep.(*)

 

PENULIS     :     ROBBY

Berita Terkini

Haba Nanggroe