SOLO | ACEHHERALD – Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan untuk mendorong pengembangan usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM tidak bisa hanya dari sektor keuangan, melainkan juga dari UMKM itu sendiri.
“Memang sektor keuangan harus kita dorong, tapi sektor riilnya, UMKM-nya juga harus kita dorong,” ujar Perry saat menjadi pembicara kunci dalam acara Seminar Nasional Bangkit Bersama dan Semakin Berdaya yang diselenggarakan di Hotel Alila Solo, Jumat, 3 Maret 2023.
Bank Indonesia, kata dia, konsisten dalam pembiayaan UMKM. Sektor dunia usaha juga harus berupaya agar dapat ikut mengembangkan UMKM. “Sehingga ini bisa nyambung antara sisi perbankan sektor keuangan dengan sisi permintaan darI UMKM-nya,” ujarnya.
Perry mengungkapkan cara BI mendorong pengembangan UMKM dari sisi perbankan yaitu dengan memberikan insentif yang sangat banyak kepada perbankan untuk menyalurkan kredit.
“Jadi kami mendorong perbankan untuk menyalurkan kredit dan khususnya untuk UMKM. Ada insentif, bagi bank-bank yang menyalurkan kredit kepada sektor prioritas dan juga kepada UMKM kami tambah dananya, yaitu dengan cara menurunkan kewajiban giro wajib minimum,” katanya.
Ia menyebut ada 46 subsektor prioritas yang termasuk di antaranya perhotelan, tekstil, otomotif, alas kaki, dan angkutan udara.
“Insentif itu kami berikan kepada bank yang menyalurkan kredit untuk 46 subsektor prioritas tersebut. (Perbankan) yang belum pulih kami berikan insentif lebih besar, yang sudah agak pulih insentifnya lebih sedikit. Baru saja kami tingkatkan insentif bagi perbankan yang menyalurkan kredit kepada UMKM dan KUR (kredit usaha rakyat),” katanya.
Langkah lain untuk mendorong UMKM yang dilakukan BI adalah dengan adanya kebijakan rasio pembiayaan inklusif makroprudensial.
“Jadi perbankan ini kami dorong untuk secara bertahap meningkatkan persentase 30 persen ke depan untuk alokasi kepada UMKM,” katanya.
Namun ia menjelaskan definisi UMKM di sini adalah pembiayaan langsung dan mata rantai, kemudian pembiayaan berkaitan dengan lembaga keuangan maupun juga usaha. Demikian juga pembiayaan yang surat pembiayaan surat berharga ini diperluas untuk jenis pembiayaan dari perbankan untuk UMKM tidak hanya kredit tapi juga berbagai mata rantai maupun berbagai hal lain.
Dorongan lain yang dilakukan BI untuk dunia usaha atau UMKM, lanjut Perry, adalah dengan digitalisasi sistem pembayaran. Ia mencontohkan Kota Solo sebagai salah satu yang telah menerapkan digitalisasi sistem pembayaran yang menurutnya akan sangat mendorong UMKM.
“Karena sekarang pun beli mie tek-tek atau kemudian belanja tukang sayur pun sekarang semuanya juga banyak yang sudah menggunakan QRIS. Apalagi kalau pedagangnya muda gitu, adapun kalau yang tua memang masih harus perlu waktu untuk beralih dengan pembayaran menggunakan QRIS,” tuturnya.
Sumber: TEMPO.CO