
Ingat jalin, ingat teroris. Itu dulu…!
Kini Desa Jalin dengan air sungai yang jernih telah berubah menjadi salah destinasi wisata utama yang menakjubkan di kawasan ibukota Kabupaten Aceh Besar.
Rakyat Desa Jalin yang sebagian besar hidup dari hasil tani, namun mereka kini mulai mengetahui sedikit demi sedikit tentang potensi alam desanya yang layak dikembangkan sebagai salah satu destinasi pariwisata di Aceh Besar. Apalagi, Jalin dan Kota Jantho (ibukota Aceh Besar), hanya berjarak sekitar tak sampai 10 Kilometer.
Gampong Jalin yang berada di sekitar 6-7 Km dari Kota Jantho, ibukota Kabupaten Aceh Besar, kini berubah total. Orang yang dulunya menyebutkan Desa Jalin sebagai daerah pedalaman yang menakutkan, terutama saat-saat kawasan perbukitan yang dikenal dengan Bukit Bun dijadikan kamp pelatihan teroris bersenjata asal Pulau Jawa dan beberapa daerah lainnya di Indonesia.
Namun, kini setelah lebih sepuluh tahun lalu, Desa Jalin yang tupografi tanahnya dataran dan berbukit sudah banyak dikunjungi wisatawan lokal, terutama warga Kota Banda Aceh, Aceh Besar, dan warga Kabupaten Pidie.

Wisatawan lokal tersebut tersebut, selain banyak yang datang pada hari Minggu untuk menikmati panoroma alam dengan memanfaatkan air sungai yang jernih dan mengalir deras untuk mandi-mandi, kini tidak sedikit mereka sudah mulai berkemah di Bineh Krueng Jalin di lahan perkebunan sawid milik Pak Juned. Mereka datang dan tiba di Jalin pada Sabtu petang.
Kepala Mukim Jantho, Darwin kepada AcehHerald.com mengakui potensi wisata Desa Jalin sebenarnya sangat luar biasa. Hanya saja, selama ini belum terkelola dengan baik dan promosi juga masih kurang.
Promosi Jalin satu-satunya, saat pihak keamanan memburu teroris di lokasi yang disebut-sebut membuat kamp pelatihan di perbukitan yang sangat jauh dari Krueng Jalin dan perkampungan penduduk. “Saat itu, hampir tiap hari, dan bahkan jam-jam tertentu nama Desa Jalin dan lokasi pemburuannya menghiasi berbagai media televisi,” ujarnya.
Setelah itu, Desa Jalin yang memiliki potensi wisata alam, wisata air, pernah mencoba bangkit. Namun di saat yang sama, pada awal 2020, tiba-tiba isu corona merebak dan sekaligus membuat upaya menghidupkan Jalin sebagai salah destinasi wisata di Aceh Besar kembali tenggelam.
Tim AcehHerald.com yang sempat menginap di kawasan Bineh Krueng Jalin bersama belasan wartawan dalam rangkai bakti sosial Bank Aceh Syariah, sangat menikmati malam di pantai sungai dengan suara percikan air yang luar biasa.
Di Sungai Jalin ini, Bupati Mawardi Ali, saat Kabupaten Aceh Besar menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Aceh (PORA) menetapkan salah satu cabang olahraga, melakukan perlombaannya di Kreung Jalin tersebut.
Hingga kini, di badan jembatan Krueng Jalin masih bisa terbaca sejumlah tulisan dan lukisan tentang pelaksanaan pesta olahraga se Aceh. Melihat suksesnya pelaksanaan lomba arung jeram di sungai yang bermuara ke Krueng Aceh di Banda Aceh ini, berarti ada potensi Krueng Jalin bisa dijadikan kawasan wisata air, terutama arung jeram.
Setelah sekian lama kamp teroris digerebek dan pelakunya berhasil dijinak. Kini saatnya. Warga Aceh melupakan kamp teroris tersebut.
Sebab, desa berpenduduk sekitar 200-an kepala keluarga itu, kini telah tumbuh menjadi salah satu desa wisata yang sangat menjanjikan. Saat ini, hampir setiap pekan, desa tersebut dikunjungi puluhan dan bahkan ratusan wisatawan keluarga.
Kini desa dengan suasana alam pergunungan dan berhawa sejuk pada sejuk pada malam hari menyimpan sejumlah pesona yang sangat menarik untuk dikunjungi wisatawan. Berkemah di tepi sungai dengan suara gemericik air yang mengalir deras ikut menambahkan keindahan malam makin syahdu.
Ditambah lagi, semakin malam suasana alam pergunungan tersebut semakin dingin. Hembusan angin malam yang sepoi-sepoi ikut menambah suasana alam pergunungan tersebut hingga membuat wisatawan yang ingin tidur semakin lelap dibelai malam yang sunyi.
Inilah suasana malam yang indah berwisata di tepi Krueng Jalin. Berwisata di alam terbuka dan tidur pun dicandai dengan suara burung liar yang alami.
Hanya saja, meski di desa tersebut ada lokasi arung jeram yang menantang dan pernah dijadikan arena tanding pada Pekan Olahraga se-Aceh (PORA) beberapa tahun silam, namun Desa Jalin yang memiliki sungai dengan suplai air yang melimpah, areal persawahan yang membentang masih harus bergantung pada sawah tadah hujan.

Keindahan Krueng Jalin dan desa yang dikelilingi areal persawahan dan perbukitan, tidak hanya cocok bagi para pecinta alam, tapi juga bagi mereka yang ingin menemukan suasana malam dan alam yang penuh ketenangan, dan juga cocok untuk wisata keluarga.
Cek Boy salah seorang mantan staf Dinas Sosial Aceh Besar yang hadir bersama kami mengatakan untuk memajukan Jalin ke depan perlu adanya perbaikan kulitasnya signal hape di lokasi wisata tersebut.
Selain para pengusaha media, tim TRABAS, Trail Adventure Bank Aceh Syariah ikut bersama untuk menikmati bermalam di Bineh Krueng Jalin, Jantho, Aceh Besar.
Keuchik Jalin, Marzuki yang didampingi Imum Mukim Jantho, Darwin dan sejumlah perangkat desanya, mengakui desa yang berada sebelah timur Kota Jantho arah menuju Keumala Kabupaten Pidie itu masih terisolasi. Namun jalan menuju ke Krueng Jalin seluruhnya sudah beraspal, hanya saja…..
Juned yang akrab Pak Ned adalah salah seorang warga Desa Jalin yang memiliki visi pengembangan wisata alam di desanya. Sehingga di areal perkebunan sawitnya yang sedang berbuah, Pak Ned membiarkan tanah kosongnya di tepi sungai yang berada di ujung Jembatan Krueng Jalin itu dimanfaatkan sebagai arena perkemahan.

Di tanah kosong inilah tenda kami didirikan. Krueng Jalin, selain cocok untuk permandian, juga dimanfaatkan sebagian warga Banda Aceh untuk mencuci sajadah panjang milik mushalla mereka. Sejumlah warga Peuniti Banda Aceh mamanfaatkan hari libur, Minggu berwisata ke Jalin. Dan sekalian membawa sajadah panjang milik mushalla untuk dicuci.
Direktur Jasa dan Dana Bank Aceh Syariah, Amal Hasan yang memimpin 14 Trail Adventure Bank Aceh Syariah (TRABAS) menyatakan keinginannya untuk kembali menikmati keindahan panorama Jalin dengan air sungai yang sejuk, bersih dan deras. “Insya Allah kami akan kembali berwisata ke Desa Jalin,” ujarnya.(adv)