Berharap Musisi Tanah Rencong Berkelas Dunia, Siapkah PAPPRI Aceh?

  GENERASI Aceh dari masa ke masa memiliki sejumlah telenta di berbagai bidang, terutama dalam bidang kesenian, baik di bidang seni tari, olah vokal, seni musik, dan juga cipta lagu yang luar biasa! Bahkan, generasi Aceh sebelumnya telah melahirkan sejumlah musisi dengan kualitasnya yang tak diragukan. Namun, untuk menuju musisi berkelas dunia, Pemerintah Aceh menaruh … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

 

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Jamaluddin saat memberikan sambutan pada pelantikan DPD PAPPRI Aceh, di Banda Aceh.

GENERASI Aceh dari masa ke masa memiliki sejumlah telenta di berbagai bidang, terutama dalam bidang kesenian, baik di bidang seni tari, olah vokal, seni musik, dan  juga cipta lagu yang luar biasa!

Bahkan, generasi Aceh sebelumnya telah melahirkan sejumlah musisi dengan kualitasnya yang tak diragukan. Namun, untuk menuju musisi berkelas dunia, Pemerintah Aceh menaruh harapan besar pada Dewan Pengurus Daerah Persatuan Artis Penyanyi, Pencipta Lagu, dan Pemusik Republik Indonesia (DPD PAPPRI) Aceh.

Mereka harus terus bekerja keras untuk menghasilkan musisi Aceh, pengurus APPRI harus menjadi pembina, mengasuh, termasuk mencari bakat para seniman yang tersebar di 23 kabupaten/kota di Aceh.

Gubernur Aceh Nova Iriansyah mengaku bangga dengan penyanyi serta pencipta lagu lokal yang bertebaran hampir di seluruh Tanah Rencong. Kehadiran mereka selama ini tak hanya telah mampu menjadi penghibur di kalangan masyarakat Aceh, tapi juga telah menjadi duta-duta daerah yang berjasa dalam mengangkat citra budaya Aceh di tingkat nasional dan bahkan di pentas dunia.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Aceh, Jamaluddin, saat mewakili Gubernur Nova Iriansyah pada Pelantikan Dewan Pengurus Daerah Persatuan Artis Penyanyi, Pencipta Lagu, dan Pemusik Republik Indonesia (DPD PAPPRI) Provinsi Aceh yang diketuai Ir Razuardi Ibrahim dan digelar di Hotel Kyriad Muraya, Banda Aceh, Senin, 21 Februari 2022.

Di pentas dunia, kreasi seni Aceh bahkan sudah ada yang menjadi salah warisan budaya non benda dan sudah mendapat pengakuan Unesco, salah satu badan dunia yang berada di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Jadi melihat kreativitas budaya Aceh masa lalu yang menduia, tak salah, Gubernur Aceh ke depan juga menaruh harapan pada para pelaku seni budaya di Tanah Rencong ini untuk menghasilkan karya seni Aceh kelas dunia. Aceh pasti bisa!

Baca Juga:  Tugu Radio Perjuangan Rimba Raya dan Damaran Baru Ecovillage, Masuk Nominasi Tiga Besar Anugerah Pesona Indonesia Tahun 2020

 

Apalagi dengan kehadiran Dewan Pengurus Daerah Persatuan Artis Penyanyi, Pencipta Lagu, dan Pemusik Republik Indonesia (DPD PAPPRI) yang memiliki komitmen tinggi terhadap kemajuan seni budaya Serambi Makkah ini.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Jamaluddin menyerahkan pataka PAPPRI kepada pengurus baru ornaisasi itu yang diketuai Ir Razuardi Ibrahim, Senin (21/2/2022) malam di Band Aceh.

“Mudah-mudahan keberadaan DPD PAPPRI di Aceh bisa menjadi mitra Pemerintah Aceh dalam mempromosikan seni budaya lokal,” ujar Jamaluddin di depan para pengurus baru DPD PAPPRI Aceh.

Sebab, kata Kadis Budpar Aceh, Jamaluddin, SE M.Si, salah satu program pembangunan yang terus giat Pemerintah Aceh dalam beberapa tahun belakangan ini adalah mengangkat kembali budaya lokal, untuk dipromosikan di tingkat nasional dan dunia guna meningkatkan citra pariwisata Aceh.

Secara khusus, Kadis Budpar Aceh mengatakan pihaknya Kami sangat memahami, bahwa musik adalah salah satu cara untuk mempopulerkan budaya ke mancana negara. “Jika diracik dengan baik, lagu itu pasti nilai komersilnya akan tinggi,” kata Jamaluddin.

Bagi masyarakat Aceh, lanjut Kadisbudpar, musik adalah bagian yang tak terpisahkan dari budaya daerah. Hampir di setiap kondisi, orang Aceh tidak pernah berhenti bernyanyi dan bermusik. Penyebaran agama Islam di Aceh juga banyak diwarnai dengan tarian, nyanyian dan permainan alat musik.

“Belum lagi kita punya berbagal alat musik yang khas, seperti Seurune Kalee, Arbad, Rapai dan lainnya. Tidak heran jika cukup banyak seniman Aceh yang menjadikan musik sebagal profesinya. Mereka kerap bersenandung tentang kondisi daerah, sehingga orang luar semakin mengenal Aceh. Tidak sedikit pula seniman Aceh yang pernah mendapat kesempatan tampil di luar negeri sebagai bagian dan program pertukaran budaya nasional,” ungkapnya.

Kadisbudpar Aceh, Jamaluddin bersama seniman dan musisi Aceh berbaur pada malam pelantikan DPD PAPPRI Aceh di Banda Aceh

Lagu-lagu Aceh seperti Kutidhieng, Aneuk Yatim, Bungong Jeumpa, Bungong Seulanga, dan lainnya kini tengah menarik minat orang luar untuk menyanyikannya. Oleh sebab itu, fenomena tersebut diharapkan menjadi perhatian musisi Aceh.

Baca Juga:  Jamaluddin Minta BPPA Segera Lakukan Langkah Strategis Promosi Pariwisata Aceh

“Di sinilah kami kira salah satu pentingnya keberadaan PAPPRI. Jadi, selain untuk melindungi profesi para musisi, PAPPRI juga diharapkan dapat memfasilitasi musisi lokal agar mampu membaca setiap perkembangan zaman, sehingga para seniman lebih termotivasi untuk berkarya, dan lewat karya pula mereka dapat menunjukkan eksistensi daerahnya kepada dunia,” pungkasnya.

Sebagai informasi, DPD PAPPRI Aceh periode 2022-2027 ini diketuai Razuardi Ibrahim. Para pengurus PAPPRI Aceh dilantik secara virtual oleh Sekjen DPP PAPPRI, Johnny W Maukar. (adv)

Berita Terkini

Haba Nanggroe