
TAKENGON | ACEH HERALD-
Penasihat Khusus (Pensus) Gubernur Aceh, Fauzan Azima mengapresiasi sikap Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs. Alhudri, MM yang mengultimatum kepala sekolah untuk mengundurkan diri terkait vaksinasi untuk siswa di Tanah Rencong.
Meski berita yang dirilis UTPD Tekkomdik Aceh itu sempat menuai protes dari berbagai pihak, namun, Fauzan Azima yang mengaku sebagai penasehat khusus Gubernur Aceh bidang pendidikan mengatakan apa yang dikemukakan Kadisdik Aceh Alhudri itu perlu diberi apresiasi.
“Dalam kondisi seperti saat ini pemimpin itu memang harus tegas. Terutama kepada staf di bawah lingkungan kerjanya, menurut kewenangannya,” ujar Fauzan Azima seperti dikutip AcehHerald.com dari rilis yang dikirim UPTD Tekkomdik Aceh, Senin (20/9/2021).
Dikatakan, ketegasan untuk keselamatan banyak orang adalah bentuk tanggung jawab seorang pemimpin.
“Kita patut apresiasi atas pernyataan sikap tegas Kadis Pendidikan Aceh, Drs. Alhudri, MM, bagi Kepala Sekolah yang tidak mampu mengendalikan vaksinasi di sekolahnya patut dievaluasi,” kata Fauzan, Senin, 20 September 2021.
Fauzan menuturkan, pernyataan tegas itu, adalah ungkapan kasih sayang kepada warga sekolah setelah berkeliling ke seluruh Aceh untuk melihat dan mengecek langsung kesiapan siswa dan siswi ke sekolah.

“Beberapa sekolah bahkan ada yang gurunya yang belum divaksin,” ungkap penasehat khusus Gubernur Aceh, Fauzan Azima.
Sebelumnya menyangkut pernyataan Kepala Dinas Pendidikan Aceh Drs Alhudri MM mengultimatum kepala sekolah SMA/SMK dan SLB agar menyegerakan melakukan vaksinasi siswa hingga batas terakhir 30 September 2021 mulai menuai protes.
Mantan kepala sekolah berdedikasi tingkat Propinsi Aceh, Drs Hamdani MM, Senin (20/9/2021), mengatakan pernyataan Alhudri yang menyatakan hingga batas waktu 30 September 2021 vaksinasi tidak mampu disukseskan, maka ia mempersilahkan kepala sekolah tersebut untuk mengundurkan diri dinilai sangat vulgar.
Mantan kepala SMP dan SMA Negeri Lamteuba itu mengatakan cara-cara sosialisasi vaksin ke lembaga pendidikan, bukan dengan cara-cara mengultimatum kepala sekolah.
Sebagai kepala Dinas Pendidikan di Aceh, seharusnya Alhudri perlu melakukan sosialisasi dengan kalimat-kalimat yang tidak vulgar, ujar Hamdani yang juga mantan ketua MKKS SMA dan SMP Aceh Besar.
Sebab, katanya, pihak kepala sekolah sebenarnya tidak menolak pelaksanaan vaksinasi di lembaga pendidikan yang dikelolanya.
“Sampai saat ini saya belum melihat ada gerakan penolakan vaksin dari para kepala sekolah di Aceh,” ujar Hamdani yang kini menjadi tenaga pengajar di Universitas Iskandar Muda Aceh.
Kini, masalahnya, tambah Hamdani, para kepala sekolah dihadapkan pada ultimatum, padahal mereka kini sedang “membujuk” agar seluruh siswa dan orangtua murid merelakan anaknya divaksin.