
JANTHO I ACEH HERALD
SEKITAR 800 hektar areal tanaman padi yang tersebar di Kecamatan Seulimuem dan Kuta Cot Glie Kabupaten Aceh Besar, terancam kekeringan dan gagal panen. Kondisi itu muncul karena kawasan Aceh Besar kini masih dilanda musim kemarau dengan suhu tinggi.

Hal itu terungkap ketika Kadistan Aceh Besar Jakfar SP dan Kabid Programnya melaporkan hal itu kepada Wabup Aceh Besar Tgk Husaini A Wahab, Selasa (23/02/2021) di Meuligoe Wabup di Kota Jantho. Dirincikan, areal sawah yang terancam kekeringan dan gagal panen itu adalah lahan tadah hujan yang tersebar pada beberapa gampong di Kecamatan Seulimuem dan Kuta Cot Glie.
Menurut Kadistan Jakfar SH, areal yang terancam kekeringan seandainya kemarau berlanjut itu, adalah lahan yang ditanam padi musim rendengan. Namun kegagalan itu karena sebagian petani tidak mematuhi anjuran untuk menanam padi sesuai dengan jadwal yang direkomendasikan, kala rapat turun ke sawah.
Saat ini beberapa langkah antisipasi telah dilakukan pihak Distan Aceh Besar, antara lain dengan pengadaan sumur pompa di lahan tadah hujan. Selain itu juga dengan mendatangkan pompa dengan debit besar untuk mengairi areal sawah yang kekeringan. Namun opsi ini juga terkendala dengan sumber ar yang bisa diambil untuk mengairi sawah yang kering.
Wabup Aceh Besar Tgk Husaini A Wahab dalam kesempatan itu menginstruksikan Kadistan dan segenap jajarannya untuk allout menghadapi ancaman kekeringan dan gagal panen itu. “Cari solusi yang benar benar menyelamatkan petani. Termasuk untuk mengadakan bantuan pompa serta alternatif lainnya. Kita akan sediakan dana untuk itu, sejauh anggaran memungkinkan,” kata Wabup yang akrab disapa Waled itu.
Saat ditanyaacehreald.com soal kemungkinan terburuk, semisal gagal panen, Wabup itu mengatakan Pemkab Aceh Besar akan hadir di tengah rakyatnya. Ia akan berkoordinasi dengan jajaran legislative untuk berpikir bersama terhadap nasib petani yang gagal panen. “Kita tentu prihatin dan care kepada petani yang tak beruntung itu, karena saat teman nya membawa hasil dari sawah, dia justru membawa batang padi kering untuk dijadikan pakan ternak atau malah dibakar begitu saja. Pemerintah akan hadir di tengah mereka,” tutur Waled Husaini.