Sekelompok Orang Hentikan Pengajian KWPSI

  Diduga Korban SE Gubernur   BANDA ACEH I ACEHHERALD.com – Pengajian rutin para jurnalis lintas media (cetak dan elektronik) yang tergabung dalm wadah Kaukus Wartawan Peduli Syarit Islam (KWPSI) dihentikan sekelompok orang yang mengaku diri sebagai kaum aswaja (ahlussunnah waj jamaah), Selasa (17/3/2020) malam. “Inilah insiden penghentian pengajian yang pertama kami alami, sejak pemgajian … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

Pengajian KWPSI ditutup sejenak akan dimulai, Selasa (17/3/2020) malam di Rumoh Aceh Lambada. Foto Ist

 

Diduga  Korban SE Gubernur

 

BANDA ACEH I ACEHHERALD.com – Pengajian rutin para jurnalis lintas media (cetak dan elektronik) yang tergabung dalm wadah Kaukus Wartawan Peduli Syarit Islam (KWPSI) dihentikan sekelompok orang yang mengaku diri sebagai kaum aswaja (ahlussunnah waj jamaah), Selasa (17/3/2020) malam. “Inilah insiden penghentian pengajian yang pertama kami alami, sejak pemgajian ini kami gelar pada tahun 2012,” ujar Sekjen KWPSI, Muhammad Saman, tadi malam.

Ustad Hatta sudah di lokasi pengajian. Foto Ist

Sementara Ketua KWPSI, Azhari yang dihubungi secara terpisah mengakui adanya insiden penghentian tersebut. Pak Ketua (Azhari) menyatakan rasa prihatin atas tindakan tersebut. Karena bagi insan media, pengajian itu bukan sekadar memperkaya bathin, tapi juga sebagai kajian secara ilmiah sebagai bekal pengetahuan jurnlisme agamis.

Menurut Azhari yang didampingi beberapa pengurus KWPSI, seharusnya jika memang dilarang, MPU Aceh sebagai Lembaga yang berkompeten, mengeluarkan pengumuman resmi tentang siapa siapa yang dilarang memberikan pengajian, dengan alasan da konsideran Lembaga MPU yang tentu merespon semua lini. “Kalau tak ada pengumumn resmi begini, ya beginilah jadinya, teman teman jurnalis banyak yang kecewa karena telah mengorbankan waktu untuk hadir ke mari, walau ada yang terjerat dengan death line di kantor masing masing,” tutur Azhari yang lazim disapa Ayah Cut itu.

Pantauan di lokasi pengajian, di Rumoh Aceh Lambada Kupi sejak usai shalat Isya, belasan orang yang memakai kopiah dan rata rata bukan sebagai pelanggan sudah berada di Rumoh Aceh Lambada Kupi, Gampong Pineung, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh,

Malam itu sesuai pemberitahuan awal kepada anggota KWPSI baik jurnalis maupun praktisi kampus dan sosial yang memberikan materi Ustadz Muhammad Hatta Selian, Lc M.Ag, Pimpinan Dayah Ar-Rabwah, Indrapuri, Aceh Besar yang juga Ketua Ormas Islam Wahdah Islamiyah Aceh.

Baca Juga:  Gubernur Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 12,8 Miliar

Sejenak Ustad Hatta naik ke seuramoe Rumoh Aceh, untuk bersiap mengisi pengajian, tiba-tiba diminta keluar dan turun oleh beberapa orang tak dikenal. Terdengar ada yang melarang Ustadz Hatta untuk tidak boleh lagi mengisi pengajian pada malam itu, dengan alasan ustadz tersebut dinilai sebagai wahabi.

Kelompok pembubar ini juga mengkaitkan dengan Surat Edaran Plt. Gubernur Aceh Nomor 450/21770 tentang larangan mengadakan pengajian selain iktikad ahlussunnah waljamaah yang bersumber dari hukum mazhab Syafi’iyah.

Usai menyuruh keluar Ustadz Hatta Selian, para lelaki itu meminta pelayan warung Lambada Kupi agar segera mengunci dan menggembok ruangan atas rumoh Aceh. Karena dalam tekanan, pelayan itu menuruti permintaan pendatang tersebut untuk menutup tempat pengajian rutin KWPSI itu, sehingga tidak ada lagi jamaah yang bisa masuk.

Melihat situasi tersebut, Ustadz Hatta Selian pun langsung pamit pulang dan meninggalkan lokasi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

 

Setelah ustadz pulang, puluhan massa ‘itu masih tetap berada di lokasi dan duduk berpencar dengan pakaian dan peci putih.

Tampak juga di lokasi Kapolsek Syiah Kuala, AKP Edi Saputra, SE yang didampingi beberapa personil polisi juga turut langsung memantau keadaan.

Beberapa jamaah pengajian rutin KWPSI yang telah hadir, mengaku sangat menyesalkan penghentian pengajian tersebut. “Aneh, dan sangat tidak beralasan jika membubarkan pengajian KWPSI yang telah berjalan lebih delapan tahun ini. Selama ini tidak pernah ada masalah. Sebagai lembaga yang netral terhadap masalah khilafiyah, pengajian KWPSI ini selalu merangkul dan mengakomodir semua pemahaman yang berbeda di tengah umat untuk tujuan menciptakan persatuan umat Islam. Seharusnya, ini yang perlu dipahami oleh mereka terhadap pelaksanaan pengajian KWPSI,” ujar Arief Kurniawan, seorang jamaah pengajian KWPSI.

Gelagat pembubaran pengajian KWPSI tersebut memang sudah terasa sejak Selasa (17/3) siang. Di media sosial dan via grup berbagi pesan WhatsApp muncul penolakan dari kelompok yang menamakan diri penegak Aswaja terhadap kehadiran Ustadz Muhammad Hatta Selian di pengajian KWPSI.

Baca Juga:  Hujan Rendam 49 Rumah Warga di Aceh Tenggara

Bahkan disampaikan pula bahwa nama Ustadz Muhammad Hatta Selian termasuk dalam list yang tidak direkomendasikan oleh Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, dimana saat ini rekom tersebut masih di tangan tenaga ahli MPU untuk dikaji. Hal ini sebagaimana disampaikan Wakil Ketua MPU Aceh, Tgk Faisal Ali.

Karenanya, Ketua Tastafi Banda Aceh, Tgk. Umar Rafsanjani di beberapa WhatsApp Grup (WAG) pada Selasa siang melontarkan ancaman untuk mengerahkan massa ‘Aswaja’ dengan tujuan membubarkan pengajian KWPSI tersebut. Sejauh ini belum diketahui secara apakah ada hubungan para pembubar pengajian KWPSI itu Ketua Tastafi Banda Aceh.

Menyusul pembubaran secara sepihak itu, pihak KWPSI telah mengambil keputusan untuk menghentikan sementara pengajian para jurnalis hingga batas waktu yang tak ditentukan.

‘Korban ‘ SE Gubernur

Pihak Lembaga KWPSI secara resmi menyatakan prihatin mendalam sekaligus menyesalkan tindakan orang orang yang tak dikenal itu, membubarkan pengajian KWPSI.

Mereka makin merasa terzhalimi ketika ada pihak sebelumnya menyatakan diri Aswaja dan akan membubarkan pengajian KWPSI jika menghadirkan Hatta Selian, ketika dikaitkan pembubaraan itu dengn SE Gubernur . Surat Edaran Plt. Gubernur Aceh Nomor 450/21770. “Seharusnya SE itu ada tindaklanjutnya, jangan hanya mengambang dan memunculkan banyak korban yang tidak jelas dan terzalimi. Lembaga yang bernaung para jurnalis saja begitu mudah diobok obok, konon lagi pengajian lain,” kata Muhammad Saman yang akan berkoordinasi dengan pengurus KWPSI, untuk mempertanyakan pembubaran itu kepada Gubernur, karena KWPSI merasa tekah menjadi korban dari SE menyangkut mazhab tersebut.

 

Penulis                 : Nurdinsyam

Berita Terkini

Haba Nanggroe