BANDA ACEH | ACEHHERALD.com — Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang jatuh setiap tanggal 2 Mei menjadi momentum untuk kembali merefleksikan sejauh mana perjalanan kualitas pendidikan di Indonesia khususnya provinsi Aceh. Refleksi pendidikan ini menjadi hal yang sangat strategis dalam upaya mendorong dan membangun kualitas Sumber Daya Manusia di Aceh.
Melihat kondisi pendidikan Aceh saat ini, Dr. Nasrul Zaman, ST, M.Kes menyorot Pendidikan Aceh yang kini ia klaim sangat mengkhawatirkan, mulai dari pendidikan dasar, menengah bahkan sampai pendidikan tinggi, katanya kepada Acehherald.com.
Menurutnya, dilihat dari kualitas pendidikan Aceh hari ini yang berada pada peringkat ke 8 dari 8 provinsi di sumatera. Nasrul menilai, selama ini pemerintah Aceh beralasan bahwa presentasi siswa Aceh yang lulus Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Aceh yang besar pada SNBP PTN 2023 yang mencapai 41,86 persen dari 16.456 pendaftar.
Menurutnya, hal tersebut tidak bisa dibanggakan, karena di Aceh saat ini terdapat 18 PTN yang terdiri dari universitas, politeknik, poltekes, IAIN dan sekolah tinggi sehingga sebagian besar siwa Aceh tersebut lulus pada PTN lokal di Aceh, kata Pengamat Kebijakan Publik itu, Rabu (3/5/2023).
Dengan sarana dan fasiltas yang hampir dikatakan lengkap namun belum menunjukkan tren positif. Aceh yang memiliki dana pendidikan yang lebih besar dibanding provinsi lain Indonesia dan didukung lagi oleh Qanun Pendidikan Aceh No. 11 Tahun 2014 tentang penyeleggaraan pendidikan Aceh, namun sayangnya dana besar tersebut tidak fokus pada peningkatan kualitas tenaga pengajar dan tata kelola pendidikan Aceh, tuturnya.
Nasrul menyoroti, penganggaran yang dilakukan Pemerintah Aceh lebih banyak dihabiskan pada pengadaan sarana dan prasarana yang tidak berdampak langsung pada kualitas pendidikan anak didik/siswa. Seharusnya yang dibutuhkan adalah evaluasi kualitas guru dan pengelola pendidikan yang menyeluruh. Hal ini untuk mengukur sejauh mana kepantasan guru mengasuh mata pelajaran disekolah-sekolah, jelasnya.
Apakah ada pengaruh kualitas pendidikan di Aceh dengan standarisasi pengajaran yang telah dibuat oleh Menteri Pendidikan?
Nasrul menerangkan, kurikulum yang ditetapkan oleh pusat tidak semuanya berkorelasi baik pada kualitas pendidikan Aceh, sebab ada perbedaan karakter dan nature Aceh yang berbeda dengan asumsi pemerintah Pusat. Apalagi pada 10 tahun terakhir terjadi beberapa perubahan kurikulum yag membuat tanaga pengajar dan insan pendidikan Aceh gagap dan gugup untuk mengikuti kurikulum tersebut, tandasnya.
Penulis : Andika Ichsan/Banda Aceh