
Sejumlah pengusaha ekonomi kreatif dari berbagai daerah di Aceh hadir memamerkan produk unggulannya pada Pameran Industri Ekonomi Kreatif (Ekraf) bertajuk Pekan Raya Cahaya Aceh yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh.
Acara yang dihelat selama dua hari di Hotel Amel Convention Hall, Kota Banda Aceh, jalan Sultan Iskandar Muda itu, tampil sejumlah pelaku ekonomi kreatif dengan aneka produk inovatif dan ciri khas daerah masing-masing.
Sebagian mereka yang merupakan pengusaha muda itu berasal dari Kota Sabang, Banda Aceh, Aceh Besar, Pidie, Bireuen, Aceh Utara, Aceh Jaya, Aceh Barat, Subulussalam, Aceh Singkil, Bener Meriah, dan Simeulue.

Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata, Jamaluddin, diwakili Kepala Bidang (Kabid) Pemasaran Disbudpar Aceh, Teuku Hendra Faisal, secara resmi membuka pameran Pekan Cahaya Aceh, pada Sabtu, 26 Februari 2022.
“Pekan Raya Cahaya Aceh merupakan strategi Pemerintah Aceh untuk mendukung kebangkitan industri pariwisata dan ekonomi kreatif (Parekraf) dari kevakuman akibat pandemi Covid-19 yang melanda dunia, tidak terkecuali Aceh,” ujar Teuku Hendra.
Karena, di samping menggelar pameran aneka produksi khas berbagai kabupaten/kota di Aceh, untuk memeriahkan Pekan Raya Cahaya Aceh ini, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh turut menampilkan pertunjukan seni musik tradisional dan modern, serta talkshow dengan narasumber pelaku industri kreatif.
“Selain itu, event ini juga menghadirkan beragam industri kreatif seperti fesyen, kuliner, seni rupa dan kriya di bawah binaan Dekranasda masing-masing kabupaten kota dan didukung oleh Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provnsi Aceh,” ucapnya.
Event yang dihelat di tengah pandemi Covid-19 diharapkan mampu menumbuhkan semangat pengrajin dan pelaku industri pariwisata di Aceh. Para pengusaha yang bergerak di bidang industri pariwisata ini tidak boleh terhenti untuk berkreasi. Aceh harus bangkit ekonominya lewat inovasi dan kreatifitas di sektor bisnis pariwisata.
“Kami mengapresiasi dan berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi dalam pelaksanaan event Pekan Raya Cahaya Aceh ini. Semoga dengan sukses event yang dilaksanakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) ini, industri pariwisata dan ekonomi kreatif mampu beradaptasi dan bangkit untuk pemulihan ekonomi masyarakat, serta kembali menggairahkan Parekraf di daerah berjuluk Serambi Makkah,” pungkasnya.
Pada acara yang berlangsung meriah dan mendapat atensi dari berbagai pihak itu, juga terlihat hadir Wali Kota Subulussalam, H Affan Alfian. Walikota Subussalam yang terlihat larut dalam kemeriahan Pekan Raya Cahaya Aceh itu mengapresiasi Pemerintah Aceh atas pelaksanaan event tersebut.
Menurut H Affan Alfian, perhelatan Pekan Raya Cahaya Aceh ini bisa menjadi motivasi dan contoh pihaknya dalam mensukseskan kegiatan Pekan Budaya dan Tradisi Barat Selatan (Barsela) pada 19-21 Maret 2022 di Kota Subulussalam.
“Terima kasih Pemerintah Aceh melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh telah memberikan kesempatan bagi kami untuk memamerkan industri ekonomi kreatif dari daerah kami, dan juga telah mempercayakan Kota Subulussalam sebagai tuan rumah Pekan Budaya dan Tradisi Barsela,” ujar Affan Alfian disela-sela kunjungannya ke Pekan Raya Cahaya Aceh.
Walikota Subulussalam berharap kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh agar ke depannya kegiatan seperti ini dapat rutin digelar guna mengangkat dan mendorong pertumbuhan perekonomian masyarakat Aceh yang tersebar di 23 kabupaten/kota. “Pamaran seperti ini harus lebih banyak dilaksanakan di masa-masa mendatang. Sebab, pameran yang dipadu dengan pertunjukan atraksi kesenian akan sangat mendukung dalam mempromosikan produk-produk kerajinan masyarakat Aceh ke dunia luar,” ujar H Affan Alfian.
“Kami berharap acara seperti ini berkelanjutan dan semua kabupaten/kota di Aceh ikut terlibat dalam menyiarkan dan mempromosikan kerajinan-kerajinan daerah masing-masing lewat Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten/Kota yang tersebar dari Sabang ke Aceh Tamiang dan hingga Aceh Singkil.(adv)