Mekkah Memasuki Musim Panas, Ratusan Ribu Jamaah Umrah Bersyukur Tiba-tiba Hujan Mengguyur

MEKKAH- ACEHHERALD.com-Kota Suci Mekkah, Saudi Arabia sempat dilanda cuaca dingin sekitar dua bulan, sampai akhir Maret atau awal Ramadhan 1444H/2023. Musim berganti, sejak awal April atau pertengahan bulan puasa ini, Kota Suci Mekkah, termasuk Madinah Al-Munawarah, mulai didera cuaca panas seperti biasanya. Wartawan Aceh Herald.com, Drs H Zainun Yusuf yang berada di Mekkah, Senin (10/4/2023) … Read more

Jalan tergenang di sekitar kawasan Masjidil Haram. Foto Zainun Yusuf.

Iklan Baris

Lensa Warga

MEKKAH- ACEHHERALD.com-Kota Suci Mekkah, Saudi Arabia sempat dilanda cuaca dingin sekitar dua bulan, sampai akhir Maret atau awal Ramadhan 1444H/2023.

Musim berganti, sejak awal April atau pertengahan bulan puasa ini, Kota Suci Mekkah, termasuk Madinah Al-Munawarah, mulai didera cuaca panas seperti biasanya.

Wartawan Aceh Herald.com, Drs H Zainun Yusuf yang berada di Mekkah, Senin (10/4/2023) melaporkan, suhu panas mulai terasa selama lima hari terakhir atau sejak pertengahan minggu pertama bulan April ini.

Jamaah yang membeludak. Foto Nurdinsyam.

Kendati suhu panas menyengat, jamaah umrah yang memadati Kota Mekkah tetap semangat mengerjakan Thawaf (mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali) yang merupakan rangkaian ibadah umrah.

Sebagian jamaah, termasuk dari Aceh, Indonesia memilih thawaf pada malam hari, setelah lain jamaah selesai melaksanakan tarawih di Masjidil Haram, masjid terbesar di dunia itu.

Pertimbangan dilaksanakan malam hari, selain diharapkan suhu bisa bersahabat, dan kepadatan jamaah yang thawaf bisa sedikit terurai. “Ternyata, kegiatan thawaf, mengelilingi Ka’bah tetap padat merayap baik siang maupun malam selama bulan Ramadhan ini,” kata Yuswar Abdy, jamaah umrah dari Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya).

Entah pengaruh cuaca panas, sejumlah jamaah umrah, dilaporkan mulai mengalami penyakit pecah’pecah kulit telapak kaki. Cuaca panas juga rentan penyakit tertentu, terutama batuk.

Peristiwa perubahan cuaca dari dingin ke panas di Mekkah dan Madinah sedang terjadi, karenanya, diharapkan kepada calon jamaah umrah dari Aceh dan daerah lain di Indonesia yang akan berangkat ke tanah suci agar mempersiapkan diri sebaik-baiknya.

Menuju Kakbah untuk melakukan thawaf. Foto Zainun.

Wartawan Aceh Herald.com melaporkan, di tengah cuaca panas mendera, tiba-tiba hujan mengguyur Kota Mekkah pada Senin (10/4/2023) malam, diawali hujan ringan pada Mingu malam.

Peristiwa langka di Mekkah ini tentu menjadi rahmat bagi ratusan ribu atau besar kemungkinan jamaah umrah jumlahnya sudah mencapai jutaan orang.

Baca Juga:  Arab Saudi Kembali Buka Umrah, Sehari Dibagi Empat Gelombang

Mereka datang dari belahan bumi seluruh dunia guna memenuhi panggilan untuk melaksanakan umrah.

Jamaah umrah yang menempati hotel-hotel di kawasan Ajyad ketika menunaikan shalat subuh di Masjidil Haram, merasakan suasana berbeda.

Selain hawa sejuk, permukaan jalan raya sepanjang 700 meter yang dilalui dari Ajyad tampak basah, bahkan terdapat genangan air sejumlah titik, antara lain dekat Zam-Zam Tower, setelah diguyur hujan semalam.

Mekkah dan Madinah Makin Padat

Pantauan AcehHerald.com, Mekkah dan Madinah, yaitu dua kota suci umat muslim seluruh dunia semakin padat jamaah sampai Senin (10/4/2023).

Jumlah jamaah umrah yang terus meningkat sinigfikan lantaran sudah memasuki fase 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Diantara 10 dan 30 hari Ramadhan ada malam Lailatur Qadar yang diimpikan umat muslim.

Umat muslim seluruh dunia cukup bersemangat untuk melalui malam Lailatur Qadar dengan memperbanyak ibadah di Mekkah dan Madinah, dua kota suci di dunia, selain Baitul Muqadis di Palestina.

Menurut informasi jumlah jamaah umrah Ramadhan tahun ini jutaan orang. Perkiraan ini berdasarkan daya tampung Masjidil Haram mencapai 2,5 juta orang ternyata penuh umat yang melaksanakan ibadah shalat fardhu dan tarawih.

Amatan di Mekkah selama dua malam terakhir, seluruh lantai bertingkat penuh jamaah. Sanking membludaknya jamaah, aparat keamanan hanya mengizinkan jamaah yang memakai ihram untuk memasuki lantai dasar yang terdapat Ka’bah. Selain pakaian itu, dilarang masuk.

Prosesi shalat tarawih meluber jauh dari Masjidil Harram dengan mengikuti imam masjid. Jamaah kaum bapak dan ibu-ibu tampak mengikuti imam shalat tarawih di totoar, sebagian badan sekitar Zam-Zam Tower.

Pelataran toko/kedai dari Masjidil Haram sampai Ajyad penuh sesak jamaah shalat tarawih.

Baca Juga:  Doha - Riyadh Rujuk, Qatar Airways Mendarat di Riyadh

Masjid al-Haram, Masjid Terbesar di Dunia

Dikutip dari Kompas.com, terbit 20 Oktober 2022, yang mengambil catatan dalam Al-Qur’an, Masjid Al-Haram sudah dibangun jauh sebelum manusia diciptakan.

Lalu, menurut penanggalan masehi, pembangunan Masjid al-Haram dimulai pada abad ke-7 oleh Khalifah Umar bin Khattab.

Seiring berjalannya waktu, jumlah peziarah yang datang ke Masjid al-Haram semakin banyak sehingga perlu dibangun tembok kembali di sekitar Ka’bah.

Pada 777, Khalifah Abbasiyah Al Mahdi menghancurkan masjid asli dan membangun masjid yang lebih besar di sekitar Ka’bah.

Masjid al-Haram kemudian kembali diperluas pada 1950 supaya dapat menampung lebih banyak orang. Pembangunan terbaru dilakukan pada 2018, yang kemudian menjadikan Masjid al-Haram sebagai masjid terbesar di dunia yang sanggup menampung 2,5 juta jamaah di tanah seluas 187 hektar.(*)

 

Penulis: Zainun Yusuf (Mekkah)

Berita Terkini

Haba Nanggroe