Mau Berbuka di Masjidil Haram? Datanglah Satu Setengah Jam Sebelum Magrib

SIAPAPUN punya keinginan untuk merasakan sensasi berbuka puasa di Masjidil Haram, dekat dengan Ka’bah yang menjadi kiblat miliaran umat Islam di jagad ini. Membuat tubuh merinding saat menyadari kita beribadah di centrum dunia, tempat umat Islam menghadap saat melaksanakan shalat lima waktu. Walaupun kini Kota Makkah dibanjiri sekitar 7 juta umat Islam, jangan pernah khawatir … Read more

Menjlang berbuka di Masjidil Haram. Foto Zainun Yusuf.

Iklan Baris

Lensa Warga

SIAPAPUN punya keinginan untuk merasakan sensasi berbuka puasa di Masjidil Haram, dekat dengan Ka’bah yang menjadi kiblat miliaran umat Islam di jagad ini. Membuat tubuh merinding saat menyadari kita beribadah di centrum dunia, tempat umat Islam menghadap saat melaksanakan shalat lima waktu.

Walaupun kini Kota Makkah dibanjiri sekitar 7 juta umat Islam, jangan pernah khawatir jika Anda tak dapat kesempatan bukber secara gratis. Walau di lingkungan Masjidil Haram sekalipun. Setiap harinya, Masjidil Haram dan Masjid Nabawi tersedia banyak takjil bagi para jamaah yang berpuasa. Karena masyarakat di sana memang sangat senang berbagi. Semua orang berlomba untuk memberikan hidangan bagi orang-orang yang berpuasa. Karena mereka sadar betul jika memberikan makanan kepada orang yang berbuka, sama saja pahalanya dengan orang yang berpuasa.

Bagi jamaah umrah yang baru pertama merasakan berpuasa di Tanah Suci, mungkin merasakan sensasi sangat luar biasa menyenangkan dan bisa menjadi pengalaman tak terlupakan.

Namun ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan untuk berbuka puasa di Masjidil Haram;

Datanglah lebih awal, paling tidak 1,5 jam sebelum adzan maghrib. Karena, kawasan masjid akan dipenuhi oleh para jamaah yang ingin berbuka di sana. Jika sudah penuh, maka pintu akan ditutup dan harapan masuk ke dalam masjid pun sirna sudah.

Sudah berwudhu saat akan memasuki masjid. Karena tempat berwudhu ada di luar masjid, maka usahakan berwudhu sebelum memasuki masjid. Jika sudah keluar masjid, ada kemungkinan kita tidak dapat masuk lagi. Karena sudah penuh dengan jamaah dan pintu juga sudah ditutup.

Sudah bukan rahasia lagi, warga Mekkah dan Madinah, Arab Saudi, menjadikan bulan Ramadhan sebagai bulan bersedekah.

Baca Juga:  Ratusan Warga Demo Kantor Walikota, Desak Pemko Tindak LSM IKBAL

Mereka menyiapkan makanan berbuka bagi para jamaah di Masjidil Haram, Mekkah, dan juga di Masjid Nabawi, Madinah.

Para dermawan ini, juga disebut Muhsinin. Mereka biasanya menugaskan beberapa orang atau petugas yang membantu merapikan tempat dan memberi makan kepada para jamaah dengan menggelar makanan berbuka di area masjid.

Mereka yang disebut muhsinin ini melakukan ibadah dan kebaikan seolah-olah Allah SWT melihat diri mereka. Sehingga ia larut dalam kecintaannya pada Allah SWT dan tidak lagi memperdulikan hal-hal lain selain Allah SWT.

Disebutkan pada salah satu sumber bahwa mereka yang muhsinin ini derajatnya lebih tinggi lagi dari muttaqin (orang-orang yang bertakwa).

Dalam keseharian, kita sering mendengar istilah Muhsinin digunakan bagi para dermawan yang senang berderma. Selain dinamakan Muhsinin, mereka juga kerap disebut Hamba Allah saja

Jamaah yang demikian membludak, dipastikan semuanya kebagian Takjil. Karena para Muhsinin, sudah mempersiapkan jutaan takjil, sebagian besar dalam bentuk paket.

Makanan yang disajikan beragam, mulai dari kurma, yoghurt, roti, air zam-zam, kopi, dan teh. Semua orang yang ada dalam Masjidil Haram dan Nasjid Nabawi mendapat makanan dan minuman berbuka, tanpa terkecuali.

Malahan, ada pribadi warga Mekkah membagi Takjil di pinggir jalan jelang berbuka kepada jamaah menuju masjid.

Berbagai jamaah dari seluruh belahan dunia dan berbagai latar belakang berbaur dan menikmati hidangan berbuka yang disajikan.

Foto Zainun Yusuf

Para Dermawan atau Muhsinin membooking areal dengan luas tertentu di semua area dalam masjid sampai lantai atas. Mereka membagikan takjil kepada jamaah berbuka yang sudah menempati area yang sudah dibooking dari pengurus masjid.

Diantara Muhsinin ini mengajak jamaah berbuka pada lokasi area yang sudah diboking, jika memang masih ada tempat tersedia. Mereka tampak sangat senang bila jamaah memasuki area yang sudah mereka booking.

Baca Juga:  BI Targetkan 5 Juta Transaksi dan 226 Ribu Pengguna QRIS Baru Sedekah di Mekkah

Takjil yang dibagikan sangat memuaskan jamaah. Terlebih lebih lagi jika Muhsinin dari kalangan tajir di Mekkah, maka takjil dipastikan beragam jenis dan melimpah ruah.

Jutaan Takjil berbuka yang dibagikan secara cuma-cuma sangat beragam. Air zam-zam dan kurma dari berbagai jenis memang sudah wajib. Kurma paling enak dihidangkan bersama kopi Arab (qahwa) yang kaya rempah. Ada pula teh kurma.

Laban dan roti tamis. Kita, orang Indonesia yang masih awam dengan makanan khas Arab. Laban adalah yogurt Arab yang terbuat dari susu sapi atau domba yang difermentasi. Cara mengonsumsinya adalah dicocol dengan roti tamis khas Arab.

Jika takjil berupa paket, maka isinya ada 6 macam, Pertama, kacang-kacangan Arab. Kedua, Cheese Puff yaitu sejenis pastry berisi krim keju. Ketiga, takjil di Masjidil Haram juga termasuk Mamoul alias biskuit manis berisi selai kurma. Biskuit ini dibuat dari gandum utuh sehingga dijamin mengenyangkan.

Keempat, jus apel. Ukurannya memang mungil tapi sepertinya cukup untuk memuaskan dahaga dengan cita rasa manis asamnya yang khas.(*)

 

Penulis : Zainun Yusuf/Dari Berbagai Sumber (Mekkah, Arab Saudi)

Berita Terkini

Haba Nanggroe