Mahasiswa Malaysia Kunjungi MAA Lhokseumawe

Kisah P Ramlee Diceritakan LHOKSEUMAWE I ACEHHERALD.com – Puluhan mahasiswa dari Internasional University Malaysia dan UIN Ar Raniry, Banda Aceh, Rabu (2/3/2023), berkunjung ke Sekretariat Majelis Adat Aceh (MAA) Kota Lhokseumawe. Mereka menggelar pertemuan di museum Adat Aceh di Jalan T Hamzah Bendahara. Sajian kesenian Aceh berupa Rapai Rukon ditampilkan dalam kesempatan istimewa itu. Ketua … Read more

Ketua MAA Lhokseumawe Saifuddin Saleh, Sekdis Pendidikan dan Kebudayaan Tgk Ikhwansyah bersama utusan dari Universitas Malaysia. Foto Ist

Iklan Baris

Lensa Warga

Kisah P Ramlee Diceritakan

LHOKSEUMAWE I ACEHHERALD.com – Puluhan mahasiswa dari Internasional University Malaysia dan UIN Ar Raniry, Banda Aceh, Rabu (2/3/2023), berkunjung ke Sekretariat Majelis Adat Aceh (MAA) Kota Lhokseumawe. Mereka menggelar pertemuan di museum Adat Aceh di Jalan T Hamzah Bendahara. Sajian kesenian Aceh berupa Rapai Rukon ditampilkan dalam kesempatan istimewa itu.

Ketua MAA Lhokseumawe Saufuddin Saleh SH, Kepala Sekretariat Marzuki, Sekdis Pendidikan dan Kebudayaan Tgk Ikhwansyah dan pengurus MAA menerima tamu dari negeri jiran Malaysia tersebut.

Saifuddin Saleh menyampaikan pidato selamat datang mewakili Walikota Lhokseumawe Dr Imran.

Sang penyair yang berjukuk Dhien Paro Pasa ini menyampaikan salam tahniah  langsung dari walikota atau di seberang sana disebut Datok Bandar Tengku Imran.

Saifuddin Saleh di depan tamu mengupas sejarah hubungan Pasai dengan Malaysia telah terjadi sejak awal abad XV.

Dia menceritakan bahwa Parameswara Raja Malaka pertama menikah dengan putri Samudera Pasai anak dari Sultan Zainal Abidin. Raja yang kemudian bergelar Sultan Iskandariyah memeluk Islam ketika itu, dan sekaligus merubah kerajaan Malaka dari kerajaan hindu menjadi Islam akibat hubungan dengan keturunan Raja Pasai.

Patut dicatat ujar sejarawan ini, beberapa Raja Malaka setelah itu adalah turunan Raja Samudera Pasai dari silsilah ibunda nya. Hubungan kedua negeri ini kemudian tambah mesra ketika Sultan Iskandar Muda menyerang Portugis di Malaka dengan membawa Syech Syamsuddin As Sumatrani, atau Syamsuddin Pasai, yang tidak lain mufti Kerajaan Aceh Darussalam.

Syamsuddin Pasai meninggal di Malaka dalam perang tersebut pada tahun 1630 dan dikebumikan di Kampung Ketek Malaka. Hubungan lain ujar Saifuddin ketika seorang putra Paloh Pineung Lhokseumawe  Teuku Zakaria di usia remaja berlayar ke Pulau Pinang.

Baca Juga:  UIN Ar-Raniry Gandeng ICRC Jenewa Untuk Penyusunan Kurikulum Internasional

Zakaria atau Teuku Puteh menikahi putri Melayu di Penang, Che Mah, yang melahirkan budayawan agung P Ramli. P Ramli yang berdarah Lhokseumawe.

Oleh karenanya ujar Dhien Paro Pasa kunjungan Encik dan Puan, Datok dan Datok Sri dari Malaysia bukanlah kunjungan asing. “Pilihan menjenguk kami di sini tepat sekali, semoga kunjungan ini akan berlanjut dan hubungan kita tidak berakhir di sini. Jika mungkin apa yang telah dilakukan Sultan Iskandariyah atau Parameswari yang menikah Puteri Pasai terjadi kembali pada rombongan ini,” katanya.

Pj Walikutha atau Datuk Bandar  Lhokseumawe ujar Saifuddin menyampaikan selam kepada seluruh rombongan tamu atas kunjungannya ini.

Sebagai Ketua MAA ia memohon maaf jika sambutan ini kurang sempurna, dan mengharapkan suatu masa akan ada jemputan bagi kami untuk berbalas kunjungan ke Malaysia.

 

Penulis : Yuswardi

Berita Terkini

Haba Nanggroe