JAKARTA | ACEHHERALD.Com – Aturan jam malam di Los Angeles (LA), Amerika Serikat (AS), akan berlanjut selama “beberapa hari lagi”. Hal ini ditegaskan Wali Kota Karen Bass Minggu, saat protes memasuki hari ke-9.
“Jadi, saya tahu jam malam akan berlaku setidaknya selama beberapa hari lagi,” katanya dalam wawancara yang disiarkan televisi dengan saluran berita lokal KTLA, seraya menambahkan bahwa dia tidak dapat memprediksi berapa hari lagi tepatnya, dikutip AFP, Senin (16/5/2025).
“Kami tidak tahu berapa banyak penggerebekan yang akan terjadi, kami tidak tahu seperti apa penggerebekannya, dan setiap kali itu terjadi, itu benar-benar menimbulkan banyak kemarahan di kota,” tambahnya.
Sebelumnya, demonstrasi pecah 6 Juni akibat penggerebekan imigrasi yang diluncurkan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump. Trump melakukan penangkapan melalui badan Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai (ICE).
Los Angeles adalah kota di negara bagian California dengan mayoritas penduduk imigran Latin terbesar. Kota itu juga merupakan kantong oposisi pemerintah Trump yang seorang Republik, yakni Partai Demokrat.
Demonstrasi sebagian besar berlangsung damai dan terbatas pada area kecil di pusat kota Los Angeles. Tetapi kekerasan sporadis dan mencolok muncul.
Ini pun dijadikan Trump sebagai dalih untuk mengirim pasukan cadangan dan tentara AS. Setidaknya 4.000 Garda Nasional dan 700 marinir mengepung kota itu.
Pengerahan pasukan yang luar biasa itu dilakukan setelah protes dari pejabat setempat yang bersikeras bahwa situasi terkendali. Bass mengeluarkan jam malam pada tanggal 10 Juni di area pusat kota yang menjadi pusat protes untuk menghentikan insiden vandalisme dan penjarahan.
Lebih lanjut, kemarin, Bass berharap dengan aturan jam malam kekerasan “akan berkurang”. Bass mencatat ada banyak kemarahan dan ketakutan yang ditimbulkan oleh penggerebekan.
“Orang-orang takut meninggalkan rumah mereka,” katanya, seraya menambahkan bahwa penggerebekan terkadang terasa “tidak pandang bulu”.
“Ini Amerika Serikat. Anda tidak seharusnya menunjukkan dokumen Anda jika keluar di depan umum,” tambahnya.
“Sulit bagi saya untuk percaya bahwa itu menjadi sasaran.”
Sebelumnya, Trump sendiri mengatakan di media sosial bahwa agen ICE telah menjadi sasaran “kekerasan, pelecehan, dan bahkan ancaman”. Ia pun memerintahkan mereka untuk “melakukan segala daya mereka” untuk melakukan deportasi massal.
Sumber: cbncindonesia.com