
By : Henny Hastuty
NPM : 2107201010015
Mahasiswi Magister Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala
LINGKUNGAN yang bersih akan membuat siapapun yang memandangnya merasa nyaman dan aman. Lingkungan yang bersih juga akan memberi manfaat positif bagi banyak orang, termasuk dalam pengendalian penyakit. Karena lingkungan yang kotor bisa menjadi penyebab timbulnya berbagai penyakit yang berbahaya.
Dengan segala konsideran di atas, maka akan terasa begitu penting untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan baik, dalam menjalani pola hidup sehat. Di masa pandemi Covid 19 ini, bisa timbul banyak masalah yang berkaitan dengan lingkungan.Salah satunya adalah peningkatan jumlah sampah masker sekali pakai yang digunakan masyarakat umum pada masa pandemi covid 19 seperti sekarang ini.
Dimana penggunaan masker selama pandemi Covid-19 dapat mengurangi risiko tertular dari Covid 19. Namun ada potensi masalah yang disebabkan dari penggunaan masker, terutama produk sekali pakai, yakni peningkatan jumlah limbah plastik yang pada akhirnya bisa mencemari lingkungan.
Seperti dilansir dari The Independent pada katadata.co.id, studi yang dilakukan University of Southern Denmark memperkirakan 129 miliar masker dibuang setiap bulan. Menurut laporan Ocean Asia 2020 yang berjudul “Masks on the Beach”, sebanyak 1,6 miliar sampah masker global berakhir di lautan. Jumlah ini setara 5,5 ribu ton sampah plastik dan setara 7% pusaran sampah Pasifik (The Great Pacific Garbage Patch). Masker sekali pakai utamanya terbuat dari bahan polipropilen atau salah satu jenis plastik.
Semenyata plastik membutuhkan waktu hingga ratusan tahun agar bisa terurai. Sampah masker yang masih utuh lalu terbawa ke sungai dan laut dapat menyebabkan pencemaran air.
Sampah masker sekali pakai juga bisa terbawa dan terapung di laut, sehingga bisa menyebabkan kematian pada hewan laut. Karena hewan laut bisa jadi mengira sampah masker yang terapung merupakan makanan yang bisa dikonsumsinya, sehingga hewan laut bisa mati karena tersedak, atau ketika dimakan bisa memenuhi perut mereka, sehingga mengurangi asupan makanan, menyebabakan kelaparan, dan berujung pada kematian.
Sampah masker sekali pakai di rumah tangga diperkirakan setiap harinya akan terus meningkat, hal ini disebabkan karena masker sudah merupakan kebutuhan primer selama masa pandemic ini, jika hal ini tidak diperhatikan secara khusus untuk pengendaliannya, maka akan terjadi lonjakan sampah masker rumah tangga yang membawa efek besar terhadap pencemaran lingkungan.
Dari data BPS Kota Banda Aceh, jumlah penduduk Kota Banda Aceh dari hasil SP2020 (September) berjumlah 252.899 jiwa, dimana Penduduk dengan usia produktif sekitar 67, 54 % yang setiap hari nya harus keluar rumah untuk melakukan aktifitas di luar rumah. Sehingga mengharuskan mereka menggunakan masker saat beraktifitas selama masa pandemic covid 19 ini. Jika masker sekali pakai harus diganti 4 jam sekali, maka setiap orang akan memakai minimal 3 masker per hari, sehingga akan menghasilkan sampah masker setiap harinya sekitar 758.697 lembar sampah masker sekali pakai. Ini merupakan angka yang fantastis untuk terjadinya masalah pelonjakan tumpukan sampah dikota Banda Aceh.
Berdasarkan pedoman dari Kementerian Kesehatan , adapun langkah – langkah dalam pengelolaan masker bekas dari masyarakat yaitu dengan mengumpulkan masker bekas sekali pakai, kemudian melakukan desinfeksi terhadap masker bekas tersebut. Desinfeksi masker bisa dilakukan dengan merendam masker dalam larutan desinfektan, klorin atau pemutih.
Lalu merubah bentuk masker. Setelah dilakukan desinfeksi, masker harus digunting atau dirusak agar tidak dimanfaatkan kembali. Kemudian buang ke tempat sampah domestik setelah dibungkus plastik yang rapat. Sesuai dengan edaran Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, apabila Pemerintah telah menyediakan tempat sampah /drop box khusus masker di ruang publik, masyarakat bisa membuang masker sekali pakai tersebut di tempat sampah khusus masker yang telah disediakan. Dan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah melakukan pengelolaan masker bekas pakai tersebut.
Berikut infografis dari untuk pengelolaan sampah masker sekali pakai. Jika di sekitar kita sudah tersedia tempat sampah khusus masker, maka pengelolaan masker bekas dapat mengikuti infografis berikut :
- Lipat masker bekas menjadi 2 bagian (sisi dalam masker tetap berada di bagian dalam)
- Gulung dan ikat masker bekas dengan tali pengikatnya
- Robek / potong masker bekas menjadi 2 bagian
- Bungkus masker bekas dengan tisu atau kertas
- Kumpulkan sampah masker dalam satu kantung, ikat rapat dan jangan satukan sampah masker dengan sampah rumah tangga
- Buang sampah masker ke tempat khusus masker yang disediakan di ruang public
Namun jika belum tersedia tempat sampah khusus masker, maka pengelolaan masker bekas bisa mengikuti infografis berikut ini :
- Kumpulkan masker bekas
Saat keluar rumah, mungkin kita perlu mengganti masker sekali pakai beberapa kali, misalnya jika basah, terlalu lembab, robek atau sudah dipakai selama 6 jam. Apabila kita tidak sempat membuang masker bekas pakai tersebut dengan benar, maka kita dapat mengumpulkannya terlebih dahulu.
- Lakukan desinfeksi pada masker bekas
Kita bisa mendesinfeksi menggunakan klorin, pemutih atau desinfektan
- Gunting dan rubah bentuk masker
Nah, langkah yang satu ini adalah salah satu cara untuk mencegah pemanfaatan masker kembali. Cara mengubah bentuk masker adalah :
- Sobek atau potong masker menjadi dua bagian
- Rusak tali masker bekas pakai dengan memuts keduanya agar tidak digunakan ulang atau[un tersangkut pada benda atau makhluk hidup lain
- Bungkus rapat dengan plastik
Sesuai dengan edaran Menteri Lingkungan hidup dan Kehutanan, kita bisa membuang masker sekali pakai tersebut dengan membungkus rapat dengan plastic dan membuang ke tempat sampah khusus masker di ruang public apabila tersedia.
- Buang ke tempat sampah domestic
Kalau kita merupakan pengguna masker yang sehat, masker sebaiknya tidak dibuang ke tempat sampah yang sama dengan sampah rumah tangga lainnya. Kita bisa menyediakan kantung khusus untuk masker bekas dan membuang masker ke tempat sampah untuk limbah infeksius di ruang public.
- Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
Kalau tidak ada, maka kita dapat menggunakan hand sanitizer dengan kadar alcohol minimum 60 % ya.
Walaupun di masa pandemi seperti sekarang ini, jangan lupa mengelola sampah ya…memilah sampah dari rumah dan melakukan pengelolaan sampah masker demi lingkungan yang lebih sehat serta memutus rantai penularan covid 19. Pemerintah juga diharapkan menyiapkan tempat sampah khusus masker sekali pakai, tempat pengumpulan, dan pembuangan. Upaya lain yang dapat dilakukan masyarakat adalah menggunakan masker yang dapat digunakan kembali, membuat inovasi masker sekali pakai yang ramah lingkungan, dan pengelolaan limbah yang benar.