
* Kini Hanya Tinggal Satu Nama Calon; Usman Arifin
PERTH, AUSTRALIA – ACEHHERALD.COM
CEO PT Trans Continent Ismail Rasyid membenarkan dirinya mundur dari seleksi calon kepala BPKS Sabang. Pernyataan disampaikan setelah beredar rumor di berbagai grup WA dan yang bertanya secara pribadi kepadanya melalui WA.
“Saya mundur dari seleksi calon Kepala BPKS Sabang, sudah saya sampaikan secara lisan yang pertama kepada Plt Gubernur Aceh Pak Nova Iriansyah awal Maret lalu,” jelas Ismail Rasyid lewat siaran tertulis dari Perth, Australia, Selasa (17/3/2020).
Sebelumnya, tim seleksi calon kepala BPKS Sabang merekomendasi dua nama calon kepada Gubernur Aceh, masing-masing Ismail Rasyid dan Usman Arifin. Dengan mundurnya alumni Fakultas Ekonomi Unsyiah itu, kini hanya tersisa satu nama kandidat yaitu Usman Arifin sebagai calon tunggal kepala BPKS Sabang yang akan menjadi pertimbangan Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah.
Ismail Rasyid menjelaskan alasan mundur karena hanya ingin fokus pada percepatan pengembangan bisnis dan investasi di Aceh yakni di Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Lhokseumawe dan rencana-rencana serta prospek lainnya di Aceh.
Pengusaha nasional ini tidak membantah sangat ingin berpartisipasi langsung dalam pengembangan BPKS yang sudah 20 tahun lebih. Pada awal seleksi, dirinya kepada tim penguji menyatakan memiliki pengalaman dan aktivitas bisnis yang berkaitan dan hampir sama dengan aktivitas di BPKS Sabang. Misalnya, pola pengembangannya maupun rencana pengembangan bisnis serta jaringan kerja yang bisa mendukung pengembangan BPKS Sabang ke depan.
“Dengan alasan itu, saya mengikuti dan melalui proses yang sangat profesional, objektif dan berintegritas sesuai dengan yang digariskan oleh panitia seleksi hingga tes terakhir di Jakarta,” ungkap Ismail Rasyid yang tengah bernegosiasi bisnis di Australia.
Ismail Rasyid menyatakan alasan mundur mempertimbangkan tentang investasi yang sudah diinvestasikan di Aceh daratan terutama KIA Ladong.
Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni Unsyiah di Jakarta dan sekitarnya menyatakan pergerakan KIA Ladong sangat lambat karena basis infrastruktur belum memadai yang disiapkan oleh pemerintah.
“Maka saya ingin fokus di investasi agar bisa melakukan koordinasi dan komunikasi dengan pihak pemerintah untuk percepatannya serta menghindari conflict of interest apabila saya berada dalam posisi di pemerintahan,” paparnya.
Ismail Rasyid menyatakan sangat bahagia bisa berinvestasi di Aceh dan senang bertemu dengan orang tua dan saudara-saudara di kampung halaman serta bermitra dengan pemerintah.
“Tidak ada yang menekan saya harus mundur dan saya tidak bisa diatur oleh siapa pun. Saya tidak berubah pikiran tapi pikiranlah yang mengubah keputusan saya,” pungkas Ismail Rasyid yang merupakan investor pertama di KIA Ladong Aceh Besar.
PT Trans Continent merupakan perusahaan yang bergerak di bidang multimoda transport, logistics & supply chain dengan core business di bidang industri pertambangan, perminyakan, energi serta perdagangan domestik maupun internasional dengan 19 cabang di Indonesia, dua di luar negeri (Perth & Manila) serta jaringan kerja di 80 negara. Perusahaan ini dirintis pada 2003 di Balikpapan, Kalimantan serta memiliki sekitar 400 karyawan dan 450 unit alat-alat kerja baik ukuran besar, sedang dan kecil.