KOTA JANTHO I ACEH HERALD – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Besar, Iskandar Ali serta Ketua KONI Aceh Besar Muhibuddin Ibrahim mendukung keinginan Pj Bupati Aceh Besar, Muhammad Iswanto yang menyatakan kesiapan Aceh Besar jika ditunjuk menjadi tuan rumah PORA XIV tahun 2022, yang dijadwalkan berlangsung di Pidie, Nopember mendatang.
Keinginan Iswanto itu menyusul surat resmi dari Pj Bupati Pidie Wahyudi Adisiswanto kepada Pj Gubernur Aceh tentang permintaan penundaan pelaksanaan PORA XIV di Pidie, hingga Juni 2023. sementara skedul PORA Pidie yang disepakati sebelumnya adalah Nopember 2022.
Belakangan hampir semua kontestan PORA Pidie 2022 menolak penundaaan, karena menyangkut penganggaran. Selain itu juga karena sebagian kontingen telah berlatih rata rata satu tahun terakhir, untuk persiapan menuju PORA XIV Pidie di Sigli dan sekitarnya. Penundaan sama saja dengan menghancurkan spirit dan semangat latihan para atlet.
Penolakan itu disuarakan oleh Lhokseumawe, Aceh Utara, Bireueun dan Aceh Besar, serta beberapa kabupaten/kota lainnya di Aceh.
Terkait pelaksanaan PORA secara on schedule itu, Ketua DPRK Iskandar Ali menawarkan win win solution. Artinya, judul PORA XIV itu tetap PORA Pidie, hanya Aceh Besar menyediakan beberapa venue yang sebelumnya gagal diwujudkan di Pidie. Menurut Iskandar, konsep itu terasa lebih realistis, karena Pidie tetap tak kehilangan muka, karena Aceh Besar hanya membantu agar pelaksanaan PORA sesuai jadwal, serta fasilitas olahraga eks PORA XIII tahun 2018 di Jantho tetap terpakai.
Ditambahkan, jika memang konsep itu tak bisa diterapkan karena Pidie memang tak siap, maka mau tak mau Aceh Besar menjadi pelaksana penuh. “Dalam kondisi ini KONI Aceh harus mendampingi dalam hal finansial, terutama untuk rehab venue, persiapan logistic serta lainnya,” kata Iskandar yang optimis jika Aceh Besar siap menjadi pelaksana alternatif, karena memiliki fasilitas pendukung untuk itu.
Biaya dari KONI Aceh

Hal senada diungkapkan Ketua KONI Aceh Besar, Muhbuddin Ibrahim atau lazim disapa Ucok Sibreh. Menurut pria yang juga anggota DPRK Aceh Besar dari Fraksi Golkar itu, jika memang tak bisa dipindahkan status tuan rumah, maka Aceh Besar bisa dipakai untuk beberapa venue. Atau bahkan main venue seperti gedung Jantho Sport Center (JSC) sekalipun. “Intinya kita setuju jika pelaksanaan PORA ke-14 itu berjalan sesuai skedul semula yaitu Bulan Nopember 2022. Karena anak anak kita telah berlatih sejak setahun terakhir. Selain itu ini juga menyangkut kedisiplinan anggaran. Sebab ada pelatih atau official yang telah mengeluarkan dana pribadi untuk Lathan. Seandainya ditunda, tentu mereka tak bisa mengamprah belanja yang telah dikeluarkan. Ini jelas tak mungkin,” kata Ucok Sibreh yang juga Ketua GolkarACeh Besar itu.
Pada bagian lain Ucok menambahkan, pelibatan Aceh Besar untuk menjadi pelaksana alernatif itu, tentu membutuhkan dana. Sementara Aceh Besar tidak memplot dana untuk hal tersebut. Satu satunya cara adalah dengan bantuan dana dari Pemerintah Aceh maupun melalui KONI Aceh. “Setahu saya memang tak ada dana khusus untuk peran sebagai pelaksana alternatif. Namun kami mendukung penuh Aceh Besar sebagai pelaksana alternatif PORA XIV. Karena para atlet dan pengurus cabang olahraga peserta PORA Pidie, juga menolak untuk reschedule PORA Pidie. Karena itu juga menggnggu jadwal dan semangat Latihan para atlet.