SOSOK Bakri Sidiq bukanlah orang baru untuk Kota Banda Aceh. Pria kelahiran hari ke-27 di Bulan Agutus tahun 1967 di Gampong Alue Paku tepatnya Simpang Tiga Alue Paku itu, menurut penelusuran Acehherald.com, usai menamatkan SMPN Sawang, Aceh Selatan, meneruskan sekolah menengah atasnya di Banda Aceh, tepatnya SMAN 5.
Ia bergabung bersama tiga orang saudara kandungnya yang telah kuliah di Banda Aceh. Empat kakak beradik ini sekitar tahun 1983 tinggal di Lorong Melati, Gampong Keramat (dekat SD 28) Kota Banda Aceh. Tamat SMA, Bakri Sidiq melanjutkan kuliah di Fakultas Ekonomi Unsyiah. Dan menamatkan S1 di jurusan Manajemen Unsyiah. Bakri Siddiq melajutkan Pendidikan S2 Magister Ekonomi Pembangunan Universitas Gadjah Mada (UGM) tahun 2001. Setelah lulus S2, Bakri Siddiq melanjutkan pendidikan S3 Ilmu Pemerintahan (IPDN) Jatinangor tahun 2020.
Di Lorong Melati Gampong Keuramat itulah, empat kakak beradik ini berhasil meraih gelar pendidikan tingkat sarjana. Bahkan salah seorang kakak dari Bakri Sidiq kemudian menjadi tenaga guru SMA N 3 Banda Aceh yang punya ikatan alumni bernama Ikasmantig.
Penelusuran Acehhreald.com juga menyebutkan, jika orang tua dari Bakri Sidiq yang kini telah almarhum, yaitu Razali, pernah mendapat penghargaan sebagai Orang Tua Teladan dari Bupati Aceh Selatan yang saat itu dijabat Drs Sayed Mudhahar Achmad (alm). Ganjaran tersebut diberikan oleh Bupati, sebagai apresiasi atas keberhasilan Alm Razali mendidik seluruh putri-putrinya sampai lulus jenjang pendidikan sarjana.
Tak diketahui bagaimana seorang Bakri sempat melanglang buana hingga ke Sinkawang, kota yang sangat heterogen dan bahkan kaum tionghoa tampak bersanding erat dengan kelompok pribumi. Bakri sempat menjadi Ketua Bappeda selama tujuh tahun (2013-2020) saat dua walikota, yaitu sosok fenomenal Awang Ishak dan Tjhai Chui Mie (bupati wanita dari kaum non pri).
Dengan kata lain, bagi Bakri, persoalan kota, mulai dari perencanaan hingga pembangunan, bukanlah hal baru lagi. Bakri bahkan pernah membawa Sinkawang menjadi juara umum se Propinsi Kalimantan Barat, yaitu penghargaan Daya Saing Pembangunan dan Ekonomi sesuai hasil survey dari GIZ Jerman, Bank Kalbar dan Yayasan Lisma Untam. Kenangan Lorong Melati mengantar Bakri kembali ke Banda lagi!
Nurdinsyam/Zainun Yusuf