PARIWARA

LHOKSEUMAWE | ACEH HERALD.com-
Kecamatan Blang Mangat yang memiliki areal persawahan yang sangat luas, selain dikenal sebagai lumbung padi bagi warga Kota Lhokseumawe, kini sejumlah wilayah di daerah itu telah disulap menjadi salah satu destinasi wisata baru yang sangat diminati warga Lhokseumawe dan warga Aceh Utara.
Suatu hari, menjelang petang, AcehHerald.com melihat sejumlah remaja memanfaatkan keindahan hamparan sawah dengan padinya yang sedang menghijau. Mereka terlihat santai menghirup udara segar yang dicandai angin sore yang sepoi-sepoi.
Untuk mencapai obyek wisata Sawah Mane Kareung, kita hanya diperbolehkan berjalan kaki di atas jembatan yang di bawahnya tetap ditanam padi. “Kita berjalan seperti di atas lambaian padi,” ujar Junaidi yang ikut mendampingi AcehHerald.com ke tempat rekreasi tersebut.
“Ya kami hampir setiap minggu mengunjungi kawasan wisata baru ini. Selain pemandangannya yang indah, juga dekat dengan rumah,” kata seorang dara berkulit putih yang enggan menjelaskan identitasnya.
Walikota Suaidi Yahya dan Wakil Walikota Yusuf Muhammad dalam sisa waktu masa jabatannya yang tak sampai 4 bulan lagi terus berusaha membenahi kota yang ditinggalkan industri migas raksasa, LNG Arun.
“Tugas kami menghidupkan ekonomi masyarakat. Salah satunya dengan menghidupkan sektor pariwisata. Jadi sawah warga tak hanya dimanfaatkan untuk menanam padi. Tapi kita manfaatkan dengan menumbuh kembangkan sektor pariwisata, sehingga warga tidak semata bergantung pada hasil panen padi,” ujar politisi Partai Aceh tersebut.
“Untuk meningkatkan kesejahteraan warga Kota Lhokseumawe, kami akan terus bangkit dengan menggali berbagai potensi ekonomi. Untuk Blang Mangat salah satu program kami adalah dengan mengembangkan industri pariwisata. Alhamdulillah perkembangan sektor pariwisata ini sangat menjanjikan,” ujar Walikota Suaidi Yahya.
Hal senada juga dikemukakan Wakil Walikota Lhokseumawe Yusuf Muhammad. “Kami akan memanfaatkan semua potensi yang dimiliki Kota Lhokseumawe untuk meningkatkan kesejahteraan warga. Meski kami harus melakukan pengembangan pariwisata di areal sawah produktif?’ ujarnya.
Wakil Walikota Yusuf Muhammad SE MSM mengatakan saat ini ada sekitar 20 destinasi dan obyek wisata yang telah hadir dan siap menyambut turis, lokal, nusantara, maupun wisatawan mancanegara.
Dikatakan, sejak Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional melalui Direktorat Jenderal Tata Ruang Kembali menggelar Konsultasi Publik (KP) ke-2 Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Wilayah Perencanaan (WP) Perkotaan Kecamatan Blang Mangat sudah melihat potensi Blang Mangat bukan sebagai areal persawahan ansih. Tapi, sawah yang luas itu bisa dimanfaatkan untuk sektor pariwisata.
Konsultasi Publik (KP) ke-2 Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Wilayah Perencanaan (WP) Perkotaan Kecamatan Blang Mangat dilaksanakan di Aula Kantor Walikota Lhokseumawe dan dibuka oleh Wakil Walikota Lhokseumawe H Yusuf Muhammad MSM.
Menurut Yusuf, Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) merupakan rencana rinci untuk rencana tata ruang yang memuat secara jelas dan pasti atas lokasi-lokasi yang diperuntukkan bagi kegiatan berusaha. Tidak hanya itu, RDTR juga memuat aturan zonasi yang di dalamnya terdapat ketentuan-kegiatan yang dibolehkan, bersyarat, dan kegiatan yang dilarang.
Konsultasi publik ini juga membahas tentang isu strategis kawasan, tujuan penataan ruang, rencana struktur ruang, rencana pola ruang, ketentuan pemanfaatan ruang dan peraturan zonasi, dan di dalamnya juga mengatur kawasan yang layak dikembangkan sektor pariwisata.
Acara yang difasilitasi Dinas PUPR Kota Lhokseumawe ini dibuka oleh Wakil Walikota Lhokseumawe, Yusuf Muhammad, SE, MSM. Pada kesempatan, Yusuf berharap kepada para peserta dari unsur OPD, akademisi, kecamatan, mukim, gampong, dapat mengoreksi dan memberi masukan terhadap hasil dari tim penyusun agar kegiatan ini dapat diimplementasikan dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan daerah dan karakter wilayah Kecamatan Blang Mangat.
Sebab, katanya, penyusunan RDTR ini nantinya akan terhubung dengan sistem OSS yang akan mempermudah dalam proses pengurusan perizinan bagi masyarakatnya.
Camat Blang Mangat, Ridha Fahmi, S.STP, MSP mengapresiasi dan berterimakasih atas penetapan Kecamatan Blang Mangat sebagai wilayah perencanaan dalam penyusunan RDTR perkotaan Kota Lhokseumawe.

Dia berharap melalui partisipasi dari seluruh jajaran baik di tingkat Gampong, Mukim, Kecamatan dan OPD Kota Lhokseumawe dapat mewujudkan perencanaan yang berkualitas dan dengan adanya RDTR ini diharapkan pula, menjadikan Kecamatan Blang Mangat terus berkembang dan sejahtera.
Di Kecamatan Blang Mangat saat ini dihuni oleh penduduk yang tersebar di 22 desa/gampong, yang sebagian berada di sekitar jalan line pipa bekas peninggalan bekas perusahaan gas raksasa PT Arun Lhokseumawe. Jalan line pipa itu membentang di Kecamatan Syamtalira Arun Kabupaten Aceh Utara hingga ke Blang Lancang Kota Lhokseumawe.
Data yang diperoleh AcehHerald.com dari Kantor Camat Blang Mangat, dari 22 desa yang tercatat enam desa namanya diawali dengan blang (sawah), yaitu Blangbuloh, Blangcut, Blang Peunteut, Blang Teue, Blang Weu Baroh, dan Blang Weu Panjoe.
Namun, meski 16 desa lain tidak menamakan dengan awalan Blang, tapi desa-desa tersebut memiliki hamparan blang (sawah) yang sangat luas, seperti Gampong Mane Kareung sebagai destinasi Wisata Sawah Mane Kareung yang kini ramai dikunjungi wisatawan domistik.
Desa lainnya tercatat Desa Alue Lim, Asan Kareung, Baloi, Jambo Mesjid, Jambo Timu, Jeulikat, Keude Peunteut, Kuala, Kumbang Peunteut, Rayeuk Kareung, Desa Mesjid Peunteut, Seuneubok, Teungoh, Tunong, dan Desa Ulee Blang Mane.(adv)
Penulis : Yuswardi