BI Sorot Gaya Hidup Gen Z Mengarah ke Inflasi, Beras dan Cabai Merah Diurutan Teratas

kelompok usia muda cenderung memiliki pendapatan yang deficit. Ini dipicu gaya hidup anak muda masa kini yang suka healing. Lalu, pendapatan masih terbilang rendah, dan terakhir inflasi yang cenderung tinggi.
KPwBI Provinsi Aceh, Rony Widijarto saat Bincang Bincang Media Bulan Maret di Kota Banda Aceh, Kamis (7/3/2024). Foto dokumentasi Acehherald.com.

Iklan Baris

Lensa Warga

BANDA ACEH | ACEHHERALD.COM  – Bank Indonesia mulai menyoroti generasi milenial atau gen Z, karena mereka memiliki dorongan  komsumsi yang berlebihan ( splurge), terutama untuk wisata, pakaian, dan kuliner.

Hal ini dikatakan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Aceh, Rony Widijarto, saat Bincang Bincang Media (BBM) Bulan Maret dengan awak media di Ivory Cafe Setui, Kota Banda Aceh, Kamis (7/3/2024).

Bahkan, ujar Rony Widijarto, berdasarkan riset kompas dari sembilan provinsi, menunjukkan kelompok usia muda cenderung memiliki pendapatan yang deficit. Ini dipicu gaya hidup anak muda masa kini yang suka healing. Lalu, pendapatan masih terbilang rendah, dan terakhir inflasi yang cenderung tinggi.

Ditambahkannya secara nasional Konsumsi generasi muda dapat menjadi pendorong pertumbuhan, namun demikian terdapat risiko yang perlu menjadi perhatian.

Risiko ini berkaitan dengan life style kaum milenial dan gen Z. Dimana preferensi konsumsi pada barang impor, seperti pakaian, alas kaki, barang elektronik, dan gadget juga kuliner. Ini, kata KPwBI Aceh lagi, dapat berdampak pada meningkatnya CAD.

Belum lagi, minat berwisata di luar negeri meningkat, sehingga meningkatkan impor jasa yang juga dapat berimplikasi pada kestabilan CAD.

Meski demikian gaya hidup generasi milenial dan gen z bukan sebagai penyumbang inflasi yang signifikan yang dapat mendorong inflasi seperti komoditas utama, yakni <span;>cabai merah, ikan dencis, daging ayam ras, minyak goreng, dan beras.

Rony Widijarto menyampaikan untuk semakin gencar mempromosikan destinasi wisata yang ada di Aceh dan tak kalah indahnya dengan di luar negeri, sehingga generasi milenial dan gen z tidak lagi healing ke luar negeri.

“Di Aceh kalau mau ke pantai atau lokasi wisata belum semuanya berbayar. Mana bagus-bagus lagi tempatnya. Ini yang perlu didorong agar sektor pariwisatanya, ya kulinernya, semakin terkenal,” sebutnya.

Baca Juga:  Dailami Terima 1 Unit Truck Pengangkut Air Bantuan  BPBA

Lalu, untuk fashion, tambah KPwBI Aceh, sebenarnya produk-produk lokal juga sangat bagus. Dan ini bisa digarap dan merespon konsumsi masyarakat menengah plus pelakunya juga UMKM yang ada di daerah ini. Nah, tidak menutup kemungkinan generasi milenial atau gen Z dan UMKM meningkatkan daya tambah.

Selanjutnya, dalam mendorong pengembangan UMKM, Keuangan Inklusif, dan Syariah di Provinsi Aceh, dilaksanakan berbagai kegiatan  diantaranya, FGD Temu bisnis BI- PT PEMA- Perbankan dan Pemetaan UMKM Potensial ekspor dan Pembiayaan, Aceh Fashion Collaboration, Pelatihan Tenun Gampung Nusa dan Songket, Pengembangan Sistem Irigasi Tetes dan Pengembangan Rice Milling Unit (RMU) di Provinsi Aceh, Pengembangan Rumpon Berbahan Ijuk.

Inflasi Pangan

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh menyatakan berkat koordinasi dan sinergi yang kuat antara Pemda dan Lembaga terkait, inflasi Aceh pada Februari 2024 mencapai 2,33% (yoy) atau 0,71% (mtm).

Di tengah penambahan kota IHK baru dan perubahan tahun dasar, realisasi inflasi tersebut masih berada pada target inflasi nasional 2,5±1%.

Inflasi bulanan tersebut utamanya didorong oleh komoditas utama seperti cabai merah, ikan dencis, daging ayam ras, minyak goreng, dan beras.

Untuk mendorong stabilitas inflasi pangan, telah diterbitkan Surat Gubernur Nomor 530/4865 berkaitan dengan intensifikasi pelaksanaan kegiatan pengendalian inflasi Aceh yang berupa arahan untuk melaksanakan langkah strategis pengendalian inflasi jangka pendek yaitu realokasi lokasi dan insentifikasi di kawasan pasar strategis.

“Selain kegiatan operasi pasar, kerja sama antar daerah penting dalam rangka menjamin kesinambungan pasokan antar daerah untuk mendukung pencapaian inflasi yang rendah dan stabil. Mempertimbangkan hal tersebut, peran aktif Pemda untuk mempercepat implementasi, dan atau memfasilitasi kerja sama antar daerah, semakin diperlukan yang didukung dengan ketersediaan anggaran APBD yang memadai.” ujar Rony

Baca Juga:  Pemko Diminta Inovatif Dalam Pengelolaan Parkir
Kata Kunci (Tags):
bincang bincang media, bbm bulan maret, bank indonesia, bi aceh, kpwbi aceh, inflasi, umkm,

Berita Terkini

Haba Nanggroe