Bupati Indramayu Supendi meninjau langsung ke lokasi penemuan tengkorak. Supendi juga mendukung agar dilakukan penelitian lebih lanjut terkait penemuan tersebut.
“Saya sangat mendukung agar dilakukan penelitian secara arkeologis. Silakan libatkan peneliti yang kompeten agar sejarah dan latar belakangnya bisa terungkap,” kata Supendi dalam rilis yang diterima detikcom dan disiarkan Aceh Herald.com, Sabtu (5/10/2019).
Supendi juga meminta agar pemilik lahan menghentikan sementara aktivitas pengerjaan di lokasi temuan tengkorak itu. Sekadar diketahui, rencananya pemilik lahan membangun pencucian kendaraan bermotor di lokasi bekas bangunan warnet itu. “Ya kami minta pengerjaan di sini dihentikan sementara. Karena kalau ada temuan lain, maka akan ada prosedur lanjutan terkait penanganan lahan ini,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua TACB Kabupaten Indramayu Dedy S Musashi mengaku sudah berkoordinasi dengan Balai Arkeologi Bandung dan Balai Pelestarian Cagar Budaya di Serang, Banten. “Rencananya pekan depan Tim Balai Arkeogi Bandung ke lokasi penemuan,” kata Dedy.
“Bisa jadi temuan tersebut merupakan lokasi pemakaman dalam sebuah kawasan permukiman kuno. Kemudian, lokasinya sekitar 20 meter dari Makam Wiralodra II dan makam atau Bong China, masih satu kawasan. Ini menarik,” katanya.
Dedy menduga lokasi penemuan tengkorak tersebut merupakan kawasan Brang Wetan, kawasan pedukuhan yang berada Bengawan Cimanyk Wetan. “Ini bagi arkeolog merupakan temuan yang menarik. Bisa jadi ini kawasan permukiman Brang Wetan yang lokasinya berada di pinggir sungai Cimanuk,” kata Dedy.