BLANGPIDIE I ACEHHERALD.com – Penjabat (Pj) Bupati Aceh Barat Daya (Abdya), Drs H Darmansah, S.Pd. MM., meninjau dampak banjir luapan yang menerjang kawasan Desa (Gampong) Mesjid dan sekitarnya di Kecamatan Tangan-Tangan, Sabtu (16/12/2023) siang.
Banjir luapan Krueng Tangan-Tangan yang terjadi sekira pukul 23.00 WIB menimbulkan kerusakan tanaman padi jelang panen, terutama di kawasan Desa Mesjid. Juga hamparan padi sawah di beberapa desa sekitar, seperti di Desa Drien Jaloe, Padang Kawa, sebagian di Desa Pante Geulumpang, dan Padang Bak Jeumpa.
Melihat kerusakan yang ditimbulkan, Pj Bupati Darmansah merasa prihatin, dan pihaknya berjanji segera mengambil tindakan upaya pencegahan, paling tidak meminimalisir peristiwa banjir luapan yang terjadi berulang kali tersebut.
Selain meninjau areal tanaman padi petani, Pj Bupati Darmansah juga melihat tanggul pengaman banjir yang patah akibat diterjang arus banjir, beberapa waktu lalu.
Peninjauan tanggul yang sudah patah tersebut, didampingi Camat Tangan-Tangan, Jasmadi dan Keuchik Mesjid, Kasman. Camat dan Keuchik menjelaskan kepada Pj Bupati bahwa tanggul pengaman banjir yang sudah ambruk tersebut dibangun tahun 2019.
Ambruknya tanggul pengaman menjadi salah satu faktor pemicu banjir luapan, kemudian merendam areal tanaman padi milik petani di beberapa desa.
Keuchik Mesjid, menjelaskan tanggul pengaman banjir dibangun dari sumber APBK tahun 2019, itu patah lebih kurang 20 meter setelah diterjang banjir luapan Krueng Tangan-Tangan. Setelah tanggul tersebut ambruk, luapan air sungai tidak mampu terbendung sehingga debit air dalam jumlah besar masuk ke pemukiman warga, termasuk merendam areal tanaman padi jelang panen serta fasilitas umum lainnya.
“Kami berharap dengan turunnya Pj Bupati ke kampung kami, dapat memberikan solusi untuk menyelamatkan areal tanaman padi petani di desa kami,” kata Keuchik Gampong Mesjid.
Di lokasi, Pj Bupati Darmansah sempat berdiskusi dengan beberapa petani terkait masalah banjir yang setiap tahun kerap melanda kawasan Desa Mesjid dan sekitarnya.
Dalam setiap peristiwa, banjir menyapu areal tanaman padi petani, kebun warga, juga tebing sungai runtuh dan merusak saluran irigasi di sejumlah titik lokasi.
“Kita prihatin dengan kondisi lahan padi petani yang rusak akibat disapu banjir. Insya Allah, tanggul pengaman banjir yang patah itu akan segera kita perbaiki. Kita coba bangun tanggul dari bahan kawat beronjong untuk menghambat luapan banjir,” kata Pj Bupati Darmansah dihadapan tokoh masyarakat setempat yang juga mendampingi Pj Bupati ke lokasi tanggul tersebut.
Pj Bupati Darmansah juga mengaku kalau pihaknya sering mendapat laporan dari masyarakat bahwa pemicu banjir luapan disebabkan arus air besar yang membawa material berupa potongan kayu dan sampah, kemudian tersangkut pada tiang tengah jembatan Desa Padang Kawa.
“Beberapa waktu lalu, kita juga sempat membersihkan material sampah yang tersangkut di tiang tengah jembatan itu, bersama masyarakat agar arus air didalam sungai menjadi lancar,” ungkap Darmansah.
Terkait hal ini, Pj Bupati Darmansah sudah berkomitmen bahwa pada tahun 2024 memprogramkan pembangunan jembatan baru di bantaran sungai Padang Kawa, tanpa tiang tengah agar arus sungai menjadi lancar.
“Sudah kita anggarkan dalam tahun ini untuk jembatan itu, semoga saja segera terealisasi,” tambah Darmansah.
Sebelumnya, beberapa hektare lahan padi jelang panen milik petani di beberapa desa dalam wilayah Kecamatan Tangan-Tangan, rusak akibat disapu arus air luapan Krueng Tangan-Tangan yang terjadi pada Senin (11/12/2023), sekira pukul 23.00 WIB.
Ketua Adat Sawah/Keujrun Blang Gampong Mesjid, Muhammad Yakop, mengatakan kalau luapan air sungai telah merendam tanaman padi milik petani yang sedang dalam fase pematangan bulir padi. Untuk wilayah Desa Mesjid, saja ada sekitar tujuh ha yang rusak akibat diterjang banjir luapan dengan lokasi terpisah.
“Rata-rata tanaman padi dalam bedeng sawah petani di desa kami ini rusak akibat disapu arus air. Jika sudah disapu banjir, bisa dipastikan tanaman padi bisa dimanfaatkan lagi bulirnya,” kata Muhammad Yakop.
Tokoh petani berumur 50 tahun ini mengaku sudah sekian lama menggarap lahan sawah di Desa Mesjid, namun baru kali ini lahan sawah petani benar-benar rusak di terjang arus banjir.
“Dalam peristiwa sebelumnya, tak menimbulkan kerusakan separah ini,” ujarnya.
Dijelaskan, tanaman padi yang sudah tumbang tidak akan mampu lagi tegak seperti sediakala. Pasalnya, bulir padi sudah mulai ada yang menguning dan sebagiannya lagi sedang dalam proses pengisian. Jika terendam, maka bulir padi yang sudah berisi itu akan tertimbun lumpur bekas banjir hingga bulirnya berubah warna menjadi hitam.
Penulis : Zainun Yusuf (Aceh Barat Daya)