40 Tahun 1 Bulan Mengabdi, Mantan Juru Ketik Itu Kini Ingin Menapaktilasi Tanah Leluhur

“Ahamdulillah, saya kala itu dapat kendaraan dinas pertama kalinya, yakni sebuah Honda GL merah. Kala itu fasilitas tersebut sangat luar biasa bagi saya, dan makin memunculkan spirit rasa syukur atas kemudahaan yang didapat,” kata Waled
Said Mulyadi

Iklan Baris

Lensa Warga

 

GENAP 40 tahun satu bulan. Sebuah bentang panjang waktu yang dilakoni pria kelahiran 31 Desember 1963 di Uleeglee, Pidie Jaya itu, akhirnya memungkasi karirnya di jajaran birokrasi. Pria itu adalah DR Said Mulyadi SE MSi atau akrab disapa Waled oleh teman dan koleganya. Dari hanya bercita cita menjadi seorang camat hingga mencoba peruntungan masuk APDN atau kini STPDN,  Waled akhirnya ‘terdampar’di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi.

Semua itu adalah garis kehidupan yang ditentukan dari atas sana! Bantingan setiur itu membuat Waled bukan hanya sekadar jadi seorang camat seperti yang dicita-citakannya, namun malah menjadi seorang Bupati Kepala Daerah. Memulai karir sebagai seorang juruk ketik di Kantor Camat Ulim, karena punya keahlian mengetik cepat akibat pernah ikut les mengetik cepat pada sebuah kursus Bon A dan Bon B kala itu, Waled melesat bak the rising star.

Sembilan tahun  di Ulim, suami dari Hj Syarifah Hasnah SE itu akhirnya merasakan posisi struktural di Dinas Perikanan Pidie, sebagai Kasubag Tata Usaha. “Ahamdulillah, saya kala itu dapat kendaraan dinas pertama kalinya, yakni sebuah Honda GL merah. Kala itu fasilitas tersebut sangat luar biasa bagi saya, dan makin memunculkan spirit rasa syukur atas kemudahaan yang didapat,” kata Waled, kepada awak media di sela sela acara syukuran tanda berakhirnya masa tugas sebagai Bupati Pidie Jaya, Sabtu (03/02/2024) malam, di Meuligoe Wabup PIjay, Meureudu.

Selepas dari Dinas Perikanan, Waled benar benar bak anak panah yang melesat dari busurnya. Beberapa jabatan strategis Pemkab Pidie ia pegang, antara lain Kabag Umum/Humas, Kadis Perindag, Asisten I hingga Sekda Pidie.

Jam terbang yang lengkap disertai kepribadian yang luwes membuat Waled ‘dilamar’ oleh Partai Aceh untuk menjadi pasangan Aiyub Abbas atau Abuwa sebagai Calon Wakil Bupati Pidie Jaya. Akhirnya, Waled mendampingi Abuwa memimpin Pidie Jaya. Pasangan Bupati/Wakil Bupati, Abuwa/Waled memimpin Pidie Jaya selama 10 tahun atau dua periode.

Baca Juga:  Geger Perempuan Jadi Korban Teror Pelemparan Sperma di Tasikmalaya

Inilah pasangan Bupati/Wakil Bupati yang paling solid dan harmonis di Aceh. Betapa tidak, diantara hiruk pikuk pecah kongsi Bupati/Wabup yang kadang hanya harmonis tiga bulan pertama, Abuwa/Waled malah menjadi kompatriot yang tak terpisahkan, bahkan hingga kini sekalipun saat tak lagi menjabat pasangan kepala daerah. Waled menjadi suksesor sejenak  Abua di tampuk tertinggi Pemkab Pidie Jaya, setelah Abuwa memilih mundur lebih ceoat karena memasuki kontestasi politik Pileg 2024 yang hanya tersisa 10 hari lagi. Kunci harmonis itu adalah saling menghargai dan memahami karakter antara keduanya.

Pasca habis masa jabatan, Waled kini menjalani kesehariannya sebagai dosen di Universitas Al Muslim Peusangan. Ayah dari Syarifah Nurul Ulfa, Syarifah Salsabila, Syarifah Natasya dan Sayed Chairul Ihsan itu, telah memiliki Nomor Induk Dosen Negeri (NIDN) hingga ia memiliki masa tugas hingga usia 65 tahun.

Waled adalah figur yang punya track record nyaris sempurna sebagai abdi negara, mulai dari juru ketik hingga menjadi kepada daerah. Sementara cita citanya sendiri hanya untuk menjadi seorang camat.

Sebuah sudut Kota Tarim Yaman.

Kini mimpi nya yang tersisa dan akan segera dituntaskanya, adalah menapak tanah leluhur di Tarim Yaman, sebuah kota yang mendapat julukan “Kota Seribu Wali”.
Muhammad Ropi’i dalam bukunya Mengenal Kota Tarim dan Para Ulama’nya: The History of Al-Ghanna, mengatakan, bahwa Tarim merupakan kota termulia, seperti yang dikatakan oleh Al-Imam Al-Qutb Abdullah bin Alwi Al-Haddad, “Tidak ada tempat di dunia ini yang lebih baik dari Tarim setelah Al-Masajid Ats-Tsalatsah (Makkah, Madinah, Aqsha).”
Waled memiliki sarakata yang jelas tentang asal muasalnya yang bermula dari Tarim. Karena itulah ia bersama keluarganya ingin menelusuri jejak indatunya di Kota yang disebut sebagai paling berkah di dunia itu. Dari perjalanan tersebut, Waled dan keluarga ingin merasakan aroma tanah leluhur, sembari menyukuri nikmat dan baraqah yang telah dilimpahkan selama ini. Termasuk baraqah pengabdian panjang untuk negara selama 40 tahun 1 bulan.

Baca Juga:  Pj Bupati Muhammad Iswanto Inspektur Apel Siaga Satlinmas dan Pembekalan Pemilu
Kata Kunci (Tags):
tarim yaman, waled mulyadi, bupati pijay, pileg 2024

Berita Terkini

Haba Nanggroe