Warkop Tutup, Warga Dilayani Dengan Kopi Termos Gratis

Pindah Dapur dan Layanan Plastik BANDA ACEH I ACEHHERALD.com – Setelah menerima pemberitahuan sejak pukul 23.00 WIB, Minggu (22/03/2020) sebagian besar warung kopi (warkop), coffee dan resto di Banda Aceh, berhenti operasional atau tutup, sejak Senin (23/03/2020) pagi. Rata rata yang tutup itu adalah warkop seputaran jalan protokol, serta berada di lokasi pusat kuliner seperti … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

Pindah Dapur dan Layanan Plastik

Pelanggan Warkop Kubra menerima kopi gratis dari termos. Foto Ist

BANDA ACEH I ACEHHERALD.com – Setelah menerima pemberitahuan sejak pukul 23.00 WIB, Minggu (22/03/2020) sebagian besar warung kopi (warkop), coffee dan  resto di Banda Aceh, berhenti operasional atau tutup, sejak Senin (23/03/2020) pagi. Rata rata yang tutup itu adalah warkop seputaran jalan protokol, serta berada di lokasi pusat kuliner seperti di lintas Lampinueng-Pango, Uleelhue, serta lainnya.

Sebuah warkop terkenal di kawasan Beurawe, Warkop Cut Zein menutup operasional sejak pukul 07.30 WIB, karena melayani jamaah subuh yang memang sudah terbiasa di warkop tersebut. Hal itu dilakukan, karena para jamaah tidak mengetahui adanya larangan. Sejenak jamaah selesai ngopi pagi, pemilik langsung mengumumkan tutup, dan pengopi bakda subuh itu pun berlalu. “Kita hanya layani itu, dengan pertimbangan untuk tidak mengecewakan para pengopi bakd shalat subuh. Setelah itu langsung kita tutup,” ujar Ir Makmun, salah seorang owner Warkop Kubra, tadi pagi.

Lagi lagi, untik tidak mengecewakan pelanggan tetap salah satu warung kopi klasik papan atas di Banda Aceh itu, pemilik menyediakan kopi termos bagi pelanggan yang singgah. Artinya, warung tetap tutup, namun pelanggan yang ingin kopi disediakan secara graiis dengan layanan termos. “Datang ambil kopi plastik dari termos, lalu langsung pergi. Artinya warkop tutup dan tak melayani pembeli ,” kata Makmun yang dibenarkan seorang karyawannya yang piket di depan termos.

Pindah dapur kopi

Dapur Kopi Warkop Cutngoh pindah ke depan, pebeli dilayni dengan plastik karena warkop tutup. Foto Nurdinsyam

Sementara itu beberapa warkop menyiasati larangan itu dengan memanfaatkan dapur kopi mobile yang diletakkan di depan warkop. Hal iu tampak dilakukan oleh manajemen Warkop Cutngoh, Lamteh. Pemilik tetap melayani pembeli, namun hanya dengan kopi bungkusan. Layaknya seperti dilakukan oleh penjaja kue saat Bulan Ramadhan.

Baca Juga:  ‘Rawa Tempur’ Cot Trieng Kini Memproduksi Padi Hazton

Menurut Cutngoh, pemilik warkop, hal itu mereka lakukan, karena petugas yang merazia sekaligus mensosialisasikan penutupan warkop itu, Selasa (22/303/2020) jelang tengah malam, tidak mengetahui tenggat penutupan itu. “Mereka mengatakan pentuupan tanpa tahu batas waktu, dan menunggu petunjuk baru dari pemerintah. Kalau begini, kami kan serba salah. Sementara untuk makan minum anak istri di rumah tentu tak ada batas waktu juga. Jadi larangan pemerintah kami jalani, di sisi lain kami juga butuh kehidupan,” kata Cutngoh.

Beberapa pembeli tampak silih berganti berhenti di Warkop Kubra dan Cutngoh yang punya pelanggan khusus. Mereka beranjak dari warkop itu dengan jinjingan kopi plastik. “Tapi tetap saja rasanya berbeda dengan ngopi di warung. Apa boleh buat kita saling mengerti saja,” kata Samsul, salah seorang pelanggan tetap Cutngoh Kupi.

Warkop Horas dan Bakso Benhil di Lamteh, tutup layanan. Foto Nurdinsyam

Terhitung sejak diumumkan sekaligus Razia oleh Satpol PP Propinsi dan Pemko Banda Aceh, banyak warkop yang menutup pelayanan, namun tak kurang juga yang buka seperti biasa. Beberapa warkop di kawasan perkamoungan, termasuk di jalan Iskandar lintasan Beurawe-Uleekareng tampak masih buka. Namun terlihat sepi pelanggan. Pada beberapa buah warkop, walaupun ditutup, namun layanan jualan nasi gurih dan lontong di boks luar warkop tetap berjalan seperti biasa.

 

Penulis                 : Nurdinsyam.

Berita Terkini

Haba Nanggroe