Warga Banda Aceh Mulai Patuhi Larangan ‘Kongkow’

BANDA ACEH I ACEHHERALD.com – Warga Kota Banda Aceh mulai terlihat mematuhi instruksi pemerintah untuk tidak keluar rumah, khususnya melakukan tindakan untuk ngopi bareng seraya kongkow di warkop dan coffee. Informasi adanya pasien PDP Covid-19 yang meninggal di RSUDZA, setidaknya membuat masyarakat mulai sadar apa makna dari larangan tersebut. Pantauan Acehherald.com dari seantero Kota Banda … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

Sebuah kawasan pusat kuliner coffee dan resto di Uleelhue, tutup , malam ini. Foto Nurdinsyam

BANDA ACEH I ACEHHERALD.com – Warga Kota Banda Aceh mulai terlihat mematuhi instruksi pemerintah untuk tidak keluar rumah, khususnya melakukan tindakan untuk ngopi bareng seraya kongkow di warkop dan coffee. Informasi adanya pasien PDP Covid-19 yang meninggal di RSUDZA, setidaknya membuat masyarakat mulai sadar apa makna dari larangan tersebut.

Pantauan Acehherald.com dari seantero Kota Banda Aceh, Senin (23/03/2020) malam, sebagian besar coffee/resto di jalur protokol mulai tutup. Malam sebelumnya, bahkan hingga petang masih banyak yang buka.

Perkembangan terakhir dugaan jangkitan atau terpaparnya corona virus desease (covid) 19, di Banda Aceh diduga menjadi pemicu tutupnya usaha coffee/resto serta bahkan warung nasi itu.

Seperti diketahui, seorang pasien dalam pengawasan (PDP) terduga terpapar covid-19, dinyatakan meninggal dalam operawatan di ruang khusus pasien terduga corona, atau respiratory intensive care unit (RICU) RSUDZA Banda Aceh.  Pasien dimaksud adalah Agus Ares yang juga manajer operasi PT Perta Arun Gas (PAG) Lhokseumawe yang meninggal Senin (23/03/2020) siang.

Sejauh memang belum terbukti terpapar Covid-19 karena masih menanti hasil lab yang akan keluar besok, Selasa (24/03/2020).

Lintas Uleelhue-Pusat Kota, sepi, padahal biasanya ramai karena kawasan itu pusat kuliner Banda Aceh. Foto diambil Senin (23/03/2020) malam. Foto Nurdinsyam

Kepergian almarhum Agus Ares langsung merubah stigma masyarakat yang sebelumnya masih menganggap isu corona itu hanya isu biasa, tak perlu dikhawatirkan, dan kini rasa was was itu makin terasa di kalangan masyarakat Kota Banda Aceh.

Walaupun sebagian warung masih tampak warga kota leyeh leyeh, namun itu hanya untuk warung gampong. Sementara warkop atau coffee yang selama ini dipandang sebagai favorit warga, tampak tutup total. Hal itu sangat terasa di kawasan Jalan  Iskandar Muda lintas Uleelhue, Jalan lintas Lampoinueng-Pango, serta jalan protokol Dawod Beureueh, Chik Di Tiro hingga Jalan Hasan Saleh dan kawasan Lampeunurut. “Warga mulai sadar dengan tuntutan kondisi yang sebenarnya, hingga mereka mulai patuh,” ujar Iwan Patria, seorang warga Lampriek.

Baca Juga:  Capaian Kinerja Baik, Haili Yoga Ucapkan Terimakasih Atas Kerjasama Seluruh Unsur

Sementara itu mulai petang tadi, banyak penjual di gerai makanan dan minuman menjalankan sistem take away atau sistem bungkus dan langsung pergi, tanpa kongkow di coffee atau warkop dimaksud. Bahkan beberapa warkop telah memindahkan kursi agar pelanggan tak berlma-lama usai transaksi.

 

Penulis                 : Nurdinsyam

Berita Terkini

Haba Nanggroe