Waled Husaini: Tanyoe Lagee Na Laju,  Jangan Buat Statemen Macam Macam

JANTHO I ACEH HERALD KISRUH dan gaduh paskadikeluarkan nya Surat Edaran (SE) Menteri Agama Yaqut, Nomor 5 Tahun 2022 tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Mushalla, ditanggapi beberapa kalangan. Wabup Aceh Besar Tgk Husaini A Wahab yang juga pemimpin Pesantren Ruhul Fata, Seulimuem, Aceh Besar, mengingatkan bagi warga Aceh atau Aceh Besar khususnya, … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

Tgk Husaini A Wahab

JANTHO I ACEH HERALD

KISRUH dan gaduh paskadikeluarkan nya Surat Edaran (SE) Menteri Agama Yaqut, Nomor 5 Tahun 2022 tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Mushalla, ditanggapi beberapa kalangan. Wabup Aceh Besar Tgk Husaini A Wahab yang juga pemimpin Pesantren Ruhul Fata, Seulimuem, Aceh Besar, mengingatkan bagi warga Aceh atau Aceh Besar khususnya, untuk menjalan seperti sediakala. “Tanyo lagee na laju—kita seperti biasa saja,” kata pria yang akrab disapa Waled itu.

Kisruh tersebut juga secara langsung memviralkan kembali seruan Waled beberapa tahun lalu, tentang sikap orang nomor dua di Pemkab Aceh Besar tersebut, saat Menag kala itu, Fachrurazi juga mengeuarkan seruan senada soal mike masjid dan meunasah. Akhirnya seruan itu juga mental dengan sendirinya.

Terhitung sejak Rabu kemarin, video soal ketegasan Waled menolak imbauan menyangkut pengeras suara itu, kembali viral. Nyaris semua grup WA memutar kembali statement Waled, yang secara tegas kala itu mengatakan akan memecat para camat atau keuchik yang mengikuti imbauan untuk membatasi volume pengeras suara dari masjid dan meunasah saat ibadah shalat lima waktu.

Pada bagian lain, kala dihubungi siang tadi, Waled menegaskan, setahu dirinya, dari zaman dulu tak pernah ada complain dari pihak manapun di Aceh, terkait kumandang suara azan dari pengeras suara masjid atau meunasah. “Setahu Saya tak ada komplain dari kelompok kaum kafir yang ada di Aceh soal suara azan dari masjid atau meunasah. Tak pernah kita dengar mereka terganggu selama ini. Jadi mengapa mesti ada ketentuan macam macam,?

Waled Husaini malah secara terbuka mengatakan, gara gara statemen Menag Yaqut suasana jadi terusik. Dan ini berpotensi terjadi hal tak diiniginkan. “Sebelumnya kita di Aceh adem adem saja kok,” tandas  Waled seraya meminta masyarakat untuk tetap tenang dan abaikan saja SE tersebut, jika memang berpotensi macam macam seandainya dilaksanakan. “Lagee yang kana laju, peudep mike silakan peudep,  atau kadang na kesekapatan gampong bek peudep jiet chit—terus saja seperti biasa. Kalau sepakat hidupkan mik silakan,kalau gampong sepakat menyatakan perkecil volume suara yaa silakan. Yang penteng jangan buat stamen macama macam yang justru berpotensi melukai hati ummat,” tandas Waed.

Baca Juga:  Pemerintah Aceh Sambut Kepulangan Nelayan yang Sempat Ditahan di India

Seharusnya, kata Waked, Menag Yaqut memikirkan bagaimana orang yang tak puasa atau buka warung kala Ramadhan didenda sebagai upaya menghormati umat islam yang puasa. Bukan malah membuat statement yang berbuah kegaduhan.

Berita Terkini

Haba Nanggroe